Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Lebih dari Sekedar Pilihan: Memahami Childfree dan Menghargai Keputusan Individu
15 Mei 2024 6:37 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Wafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bagaimana pandangan anda mengenai childfree?
ADVERTISEMENT
Di tengah gempuran budaya yang mendewakan pernikahan dan anak, pilihan untuk hidup childfree (tanpa anak) masih sering dipandang sebelah mata. Stigma dan pertanyaan tak henti-hentinya dilontarkan, seolah-olah pilihan ini merupakan sebuah kekurangan atau kegagalan dalam hidup. Childfree bukan hanya tentang tidak memiliki anak. Ini adalah pilihan sadar untuk menjalani hidup dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai, tujuan, dan aspirasi pribadi. Ini tentang kebebasan untuk menentukan arah hidup sendiri, kebebasan untuk mengejar kebahagiaan dengan cara yang unik, dan kebebasan untuk menjadi diri sendiri tanpa terikat norma yang kaku. Setiap orang berhak mengejar kebahagiaan. Bagi sebagian orang, kebahagiaan itu berarti membangun keluarga dengan anak-anak. Bagi yang lain, kebahagiaan itu berarti mengejar karir, menjelajahi dunia, atau mengabdikan diri untuk membantu orang lain. Childfree bukan berarti menolak kebahagiaan, melainkan memilih jalan yang sesuai dengan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun, apa yang sebenarnya membuat pilihan hidup childfree ini begitu penting untuk dihormati dan diakui? Pada dasarnya, pilihan ini adalah bagian dari kebebasan individu dalam menentukan arah hidup mereka sendiri. Setiap orang memiliki hak untuk mengejar kebahagiaan dan memilih gaya hidup yang sesuai dengan nilai-nilai, tujuan, dan aspirasi pribadinya. Menghormati pilihan ini berarti mengakui bahwa kebahagiaan dan kelengkapan hidup dapat ditemukan dalam berbagai cara, dan memiliki anak bukanlah satu-satunya ukuran kesuksesan atau kebahagiaan dalam hidup.
“Memangnya orang miskin gaboleh punya anak?” pertanyaan yang selalu muncul dikalangan masyarakat yang menengah kebawah. Justru dalam Indonesia orangtua yang melihat anaknya sebagai investasi dan tidak menafkahi secara bercukupan mereka beranggapan bahwa “Banyak anak banyak rezeki”. Itu merupakan slogan dari propaganda Belanda untuk mendapatkan surplus tenaga kerja gratis dan melunasi hutang-hutangnya. Semestinya pemikiran yang harus ditanamkan bukan “Banyak anak banyak rezeki” tetapi “Banyak anak, banyak rezeki yang harus dicari”. Memberikan hidup seadanya, fasilitas sekedarnya, tapi menuntut timbal balik dengan harapan setinggi-tingginya. Faktanya, kasus stunting anak putus sekolah, pekerja anak di bawah umur, dan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) akibat ekonomi di Indonesia masih tinggi. “Setiap anak adalah anugerah” tetapi apakah orangtua dapat dikatakan anugerah bagi anak-anaknya?. Mempersiapkan finansial sebelum punya anak bukan berarti tidak percaya rezeki tuhan, justru itu salah satu tanda cinta pada anak untuk memberikan hidup yang layak.
ADVERTISEMENT
Setiap orang memiliki hak yang mendasar untuk menentukan arah hidup mereka sendiri. Ini berarti bahwa mereka memiliki kebebasan untuk memilih apakah mereka ingin memiliki anak atau tidak. Gaya hidup childfree adalah sebuah pilihan hidup yang diambil oleh sejumlah individu yang merasa bahwa itu sesuai dengan nilai-nilai, tujuan, dan keinginan pribadi mereka. Menghormati hak individu untuk memilih gaya hidup tanpa anak berarti mengakui bahwa setiap orang memiliki pengetahuan terbaik tentang diri mereka sendiri, keinginan mereka, dan apa yang akan membawa kebahagiaan dan pemenuhan bagi mereka. Menghormati pilihan hidup ini berarti menghormati kebebasan individu dalam menentukan jalan hidup mereka sendiri. Tidak ada satu pilihan hidup pun yang secara inheren lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Setiap individu memiliki hak untuk menentukan apa yang membuat mereka bahagia dan memenuhi tujuan hidup mereka. Ketika kita menghormati pilihan hidup childfree, kita menghormati keberagaman dalam nilai-nilai, tujuan, dan preferensi hidup.
Melalui penghormatan terhadap pilihan hidup childfree, kita mencerminkan nilai-nilai kebebasan, penghargaan terhadap keberagaman, dan penghormatan terhadap otonomi individu. Ini membantu membangun masyarakat yang inklusif, di mana setiap individu dihormati dan diterima tanpa penilaian negatif berdasarkan pilihan hidup mereka. Gaya hidup childfree dapat memungkinkan individu untuk fokus pada karier, pendidikan, atau pengembangan diri yang dapat membawa dampak positif dalam bidang-bidang seperti ilmu pengetahuan, seni, pelayanan masyarakat, dan inovasi. Selain itu, individu childfree juga dapat menyumbang secara ekonomi dengan memiliki lebih banyak sumber daya untuk diinvestasikan dalam perekonomian. Mereka dapat memiliki daya beli yang lebih tinggi, menghabiskan uang mereka untuk mendukung bisnis lokal, dan berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baru. Dengan demikian, gaya hidup tanpa anak dapat memiliki dampak positif yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sering mengasumsikan bahwa kehidupan yang memenuhi dan memiliki makna hanya dapat dicapai melalui memiliki anak. Stereotip ini dapat menyebabkan individu tanpa anak merasa dikecilkan, diabaikan atau bahkan dianggap egois. Mereka juga mungkin menghadapi tekanan sosial dari keluarga, teman, atau masyarakat yang mempertanyakan atau menyalahkan pilihan hidup mereka. Pentingnya untuk merangkul dan mendukung individu yang memilih hidup tanpa anak: yaitu menghargai pilihan hidup, mengatasi stereotip dan stigma dalam masyarakat, mempromosikan inklusi dan keberagaman, membangun dukungan sosial dan menghargai kontribusi mereka.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk memiliki atau tidak memiliki anak, seperti kebanyakan perempuan dalam generasi Z ini takut untuk menikah karena setiap hari mereka dituntut menjadi terapis, ibu, pembantu, bidadari, perawat, pelayan atau hanya sebagai pelengkap yang dimana hidup mereka hanya untuk melayani laki-laki sampai mereka tidak perlu mengangkat satu jari sekalipun untuk membantu dalam sebuah rumah tangga. Kebanyakan juga dari generasi gen Z ingin memilih untuk mengejar mimpi mereka biar tidak direndahkan oleh pasangan mereka nantinya. Tidak mungkin untuk secara menyeluruh memahami atau mengevaluasi situasi seseorang hanya berdasarkan pandangan umum tentang pentingnya memiliki anak.
ADVERTISEMENT
Saya akan memberikan contoh nyata tentang individu yang memilih gaya hidup tanpa anak dan kebahagiaan yang mereka temukan:
• Sarah adalah seorang wanita karier yang memilih untuk tidak memiliki anak. Dia sangat berdedikasi pada pekerjaannya dan menikmati kebebasan dan fleksibilitas yang dimiliki tanpa tanggung jawab orang tua. Sarah telah mencapai keberhasilan dalam karier profesionalnya dan menemukan kebahagiaan dalam mencapai tujuan pribadinya tanpa harus memprioritaskan tanggung jawab orang tua.
• Alex adalah seorang penulis dan seniman yang memilih untuk hidup tanpa anak. Bagi Alex, kreativitas dan eksplorasi diri menjadi fokus utama dalam hidup. Tanpa tanggung jawab orang tua, Alex memiliki waktu dan energi yang lebih besar untuk mengejar minatnya, menulis, dan berkarya. Alex menemukan kebahagiaan dalam menciptakan karya seni yang bermakna dan mewujudkan potensi kreatifnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesimpulan ini, kita dapat merangkum argumen utama yang mendukung pentingnya
menghormati pilihan hidup tanpa anak sebagai berikut:
• Kehidupan yang Beragam: Menghormati pilihan hidup tanpa anak berarti mengakui bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih jalannya sendiri dan mengejar kebahagiaan sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidup mereka.
• Kehidupan yang Memenuhi: Setiap individu memiliki hak untuk menentukan definisi keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup mereka. Menghormati pilihan hidup tanpa anak berarti mengakui bahwa kebahagiaan dan kebermaknaan hidup tidak tergantung pada memiliki anak.
• Mengurangi Stigma dan Tekanan Sosial: Menghormati pilihan hidup tanpa anak membantu mengurangi stigma yang terkait dengan tidak memiliki anak. Tekanan sosial yang seringkali ditujukan kepada individu yang tidak memiliki anak dapat menyebabkan stresdan ketidaknyamanan yang tidak perlu.
ADVERTISEMENT