Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bukit Batu: Pernah Menjadi Tempat Pertapaan Tjilik Riwut
9 Agustus 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari M Daffa Apriza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
70 Kilometer arah Barat Laut dari Palangkaraya, terdapat bekas pertapaan seorang pahlawan nasional—Tjilik Riwut. Saat ini, tempat tersebut dikenal dengan nama Taman Wisata Bukit Batu yang terletak di wilayah Kasongan—Ibu Kota dari Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah .
ADVERTISEMENT
Tempat pertapaan Tjilik Riwut adalah sebuah batu besar yang konon dapat memberikan ilham gaib. Menurut kepercayaan warga lokal, Tjilik Riwut membulatkan tekad untuk ikut serta memperjuangkan kemerdekaan setelah bertapa di batu ini.
Marsekal Pertama TNI (HOR) (Purn.) Anakletus Tjilik Riwut adalah nama seorang putra dari suku Dayak Ngaju. Karena berbagai pencapaian beliau di bidang militer dan politik, beliau mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden No. 107/TK/1998 .
Salah satu pencapaian Tjilik Riwut di bidang militer adalah penerjunan pasukan payung di Desa Sambi, Kalimantan Tengah. Pada tanggal 17 Oktober 1947, TNI Angkatan Udara pertama kali melakukan operasi penerjunan di desa ini .
Selain di bidang militer, Tjilik Riwut juga memiliki riwayat berpolitik yang cukup panjang. Beliau merupakan salah satu putra dari suku Dayak Ngaju yang bergabung dengan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) .
ADVERTISEMENT
KNIP adalah lembaga pembantu presiden yang anggotanya terdiri dari berbagai pemuka-pemuka masyarakat di berbagai golongan dan daerah. Tjilik Riwut mewakili sekitar 185.000 rakyat yang terdiri dari 142 suku Dayak, 145 kepala kampung, 12 kepala adat, 3 panglima, 10 patih, dan 2 tumenggung dari pedalaman Kalimantan .
Selain menjadi perwakilan Kalimantan di KNIP, ternyata beliau juga pernah mengajukan perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya. Menurut Roeslan Abdoelgani—mantan Wakil Ketua Dewan Nasional—Tjilik Riwut mengajukan langkah ini karena posisi Palangkaraya yang berada di titik tengah Indonesia, sehingga aman dari ancaman negara lain.
Gagasan ini sebenarnya sempat diterima oleh seluruh anggota Dewan Nasional. Namun, usulan Tjilik Riwut terkendala masalah logistik berupa ketiadaan jalur transportasi yang memadai.
ADVERTISEMENT
Rencananya Tugu Dewan Nasional di Palangkaraya seharusnya menjadi lokasi ibu kota baru. Namun, wacana ini menghilang seiring dengan bergantinya kabinet dan berjalannya waktu.
Sebuah Tempat Wisata Spiritual di Kalimantan Tengah
Tidak hanya Tjilik Riwut, banyak warga setempat yang meyakini keistimewaan batu-batu yang mendiami bukit ini . Misal, legenda batu Gaib atau batu Bertapa yang kabarnya dihuni oleh roh gaib.
Kabarnya, roh ini suka menolong manusia melalui wahyu. Pada saat perang kemerdekaan, warga sekitar meminta bantuan dari roh ini untuk mendapatkan informasi serangan musuh.
Selain itu, terdapat pula batu Tingkes yang konon dapat mempermudah hidup seseorang. Warga sekitar meyakini bahwa orang yang mampu melewati celah sempit di batu tersebut akan mampu melewati semua tantangan hidup.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah batu Banama yang berarti ‘perahu besar’. Sembilan cekungan di batu ini konon melambangkan jumlah anak sungai yang ada di Kalimantan Tengah.
Di belakang batu ini, terdapat batu setinggi 10 meter yang bernama batu Sial. Kabarnya, orang yang merasa hidupnya sial dapat membuang kesialannya dengan menaiki batu ini. Saat sampai di atas, orang tersebut harus meneriakkan sebuah kalimat dalam bahasa suku Dayak,” Lo lo keiuw….”
Totalnya, terdapat 12 batu di bukit ini yang memiliki nama dan keistimewaan supernatural:
Keunikan dari hamparan batu di bukit ini adalah asal usulnya yang sulit dibuktikan secara ilmiah. Lokasi Bukit Batu berada di tengah hutan, tidak berada di bantara sungai, dan tidak memiliki gunung berapi.
ADVERTISEMENT
Hanya ada mitos dari warga lokal untuk menjelaskan asal muasal dari Bukit Batu. Konon, Bukit Batu berasal dari pernikahan antara seorang putra dari suku Dayak di Kalimantan Tengah dengan seorang bidadari.
Saat mereka memiliki anak, anak tersebut harus kembali hidup di bumi. Berbagai batu besar di bukit ini adalah wujud dari kembalinya anak dari pasangan tersebut ke bumi.
Berbagai mistisisme yang meliputi Taman Wisata Bukit Batu menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata spiritual. Tidak sedikit pengunjung yang bersemedi hingga membawa sesajen ketika mengunjungi bukit ini.
Selain menjadi tempat wisata spiritual, Bukit Batu juga menjadi tempat rekresasi bagi turis lokal dan mancanegara. Sepanjang tahun 2014, terdapat 32.399 wisatawan domestik dan 8 wisatawan mancanegara yang berasal dari Australia, Kanda, dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Agar menjaga suasana tenang di Bukit Batu, terdapat area bermain bagi anak-anak di area parkir atau sekitar 150 meter dari bukit. Selain itu—sekitar 200 meter dari bukit— terdapat kios kecil yang menjual minuman dan cemilan.