Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kengapa Amplang Tidak Mendunia Part 2: Amplang of the Clones
12 November 2024 10:12 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Marshad Dzakwan Dzaky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Latar Belakang
ADVERTISEMENT
Pada 17 Oktober 2024, beberapa mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas Mulawarman melakukan kunjungan ke Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur, dengan tujuan berdiskusi tentang produk-produk Kalimantan Timur yang memiliki potensi untuk atau sudah tembus pasar internasional. Kepala Dinas DPPKUKM, Ibu Heni Purwaningsih, S.Si., M.Si, dan jajarannya menjadi narasumber kegiatan tersebut, mereka memaparkan berbagai informasi penting tentang perkembangan ekspor Kalimantan Timur.
Produk yang menjadi fokus diskusi adalah Amplang, Amplang merupakan sebuah makanan ringan yang berasal dari Kalimantan Timur, dengan bahan utama pembuatannya berupa ikan. Pada awalnya pembuatan Amplang hanya menggunakan ikan pipih, tetapi akibat populasi ikan pipih yang berkurang, maka pembuatan Amplang sekarang juga bisa menggunakan ikan lain seperti ikan bandeng atau ikan tenggiri. Keunggulan yang dimiliki produk Amplang dibandingkan makanan ringan lainnya adalah merupakan makanan khas Indonesia dan tidak diproduksi di negara lain, sehingga jika peminat Amplang di luar negeri meningkat dengan signifikan maka Indonesia bisa meraup keuntungan yang sangat besar akibat tidak atau belum ada saingan Amplang dari negara lain.
ADVERTISEMENT
Isi Diskusi
Dari diskusi yang dihasilkan, diketahui bahwa Samarinda merupakan kota dengan fokus kegiatan jasa dan perdagangan, dan mayoritas kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berasal dari Samarinda sendiri. UKM Samarinda bergerak di berbagai bidang, ada beberapa UKM yang mengekspor rumput laut, lada, bedak, dan berbagai produk dan komoditas lainnya. Walaupun Samarinda merupakan kota jasa dan perdagangan, Kalimantan Timur relatif tidak terlalu banyak komoditas sumber daya alam, salah satu komoditas terbesar Kalimantan Timur adalah Batu Bara tetapi untuk saat ini belum ada UKM yang bergerak dalam bidang tersebut akibat memerlukan modal dan sumber daya yang cukup besar.
Sektor industri di Samarinda juga ada, tetapi skalanya masih kecil dibandingkan sektor jasa dan perdagangan. Hal ini dikarenakan sektor industri Samarinda masih mengandalkan pasokan, sumber daya, atau bahan baku dari daerah lain sehingga masih berada di tahap berkembang. Perkembangan Samarinda kedepannya mengarah pada komitmen DPPKUKM terhadap Transformasi Ekonomi, untuk mengurangi ketergantungan pertumbuhan ekonomi Samarinda terhadap komoditas Batu Bara dan Migas. Hal ini dilakukan dengan mendorong perkembangan sektor-sektor lain seperti sektor perikanan, sektor industri dan pengolahan, sektor pertanian, dan berbagai sektor lainnya untuk menjadi sektor unggulan.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang dilakukan DPPKUKM dalam mendorong perkembangan sektor industri adalah memeriksa pembuatan pangan agar kualitas tetap terjaga. Setelah pangan sudah ditentukan baik dan lulus ketentuan-ketentuan penting lainnya, akan dilanjutkan dengan memberikan sertifikasi-sertifikasi yang diperlukan agar bisa dijual di pasar lokal, seperti Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT), Sertifikat halal, dan kemudian jika ingin menjual di pasar luar ada berbagai sertifikasi lainnya yang diperlukan. Hal ini bisa dilihat pada pembuatan dan penjualan Amplang, dimana dari pengolahan, pemberian sertifikasi, hingga kemasan Amplang diperiksa dengan teliti agar bisa menjadi produk yang dijual di luar daerah dan luar negeri.
Walaupun udah dilakukan banyak hal untuk membantu UKM Amplang, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi yang menghambat penjualan Amplang baik di pasar lokal maupun luar negeri. Salah satunya adalah saingan berat dengan jenis makanan ringan lainnya seperti keripik kentang, keripik singkong, wafer, dan berbagai makanan ringan lainnya. Hal ini diakibatkan Amplang lebih mahal dibandingkan jenis makanan ringan lainnya, bahan utama Amplang berupa ikan menyebabkan harga Amplang lebih mahal dibandingkan makanan ringan yang menggunakan kentang, singkong, gandum, dan jagung. Sehingga walaupun ukuran kemasan Amplang sama dengan makanan ringan lain, Amplang memiliki harga yang lebih tinggi, strategi yang sudah dilakukan untuk menghadapi hal ini adalah mengeluarkan kemasan Amplang yang lebih kecil agar bisa menjangkau orang yang lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Permintaan pasar atau selera pembeli juga menjadi tantangan yang harus dihadapi Amplang jika ingin menjadi produk ekspor yang sukses. Walaupun penjualan produk Amplang di daerah asalnya cukup laku dan penjualan Amplang mencapai pasar luar negeri, jumlah produk Amplang yang menjadi ekspor masih berjumlah kecil karena peminat Amplang di luar negeri juga berjumlah kecil. Amplang belum sesuai dengan selera mayoritas pasar di luar negeri sehingga penjualan makanan ringan lainnya masih lebih dominan. Walaupun potensi Amplang sangat besar, Indonesia memiliki keunggulan dalam penjualan Amplang, dan Amplang tidak diproduksi di negara lain, jika permintaan pasar belum ada maka potensi dan keunggulan tersebut belum bisa digunakan. Oleh karena itu kita juga harus menggali informasi pasar, melihat perkembangan perdagangan, dan mencari pasar yang benar agar upaya produksi tidak sia-sia.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Sektor industri Samarinda masih berkembang dan belum mencapai tingkat yang sudah dicapai oleh sektor jasa dan sektor perdagangan Samarinda, hal ini dikarenakan Sumber Daya Alam dan Komoditas Samarinda terbatas dibandingkan daerah lain sehingga perlu mendapatkan bahan baku atau pasokan dari daerah lain. Diharapkan dengan salah satu produk sektor industri Samarinda yang sudah sukses yaitu Amplang, ada banyak produk sektor industri lainnya yang mengikuti jejak Amplang dan tembus pasar internasional. Oleh karena itu jika sektor industri Samarinda diinginkan sukses, maka perlu ada inovasi dalam pengolahan, penjualan, distribusi, dan kemasan produk, serta pemerintah Samarinda juga ikut mendorong dan mendukung perkembangan sektor industri dengan tetap memberikan bantuan seperti yang dilakukan DPPKUKM Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT