Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
4 Potensi Sungai Citarum yang Wajib Kamu Tahu!
21 September 2022 12:07 WIB
Tulisan dari Greeneration Foundation tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal Sungai Citarum? Sungai ini adalah yang terbesar sekaligus terpanjang di Jawa Barat. Bahkan, sungai ini pernah populer hingga ke mancanegara. Sayangnya, popularitas internasionalnya didapat karena banyaknya sampah yang ada di sungai ini. Pernah dinobatkan jadi sungai terkotor kedua di dunia, sungai ini bak tempat sampah raksasa yang melintasi bumi Pasundan. Lalu, apakah sungai ini masih punya potensi untuk mendukung kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya? Temukan jawabannya di sini!
ADVERTISEMENT
1. Sumber Air Kehidupan
Di balik pencemaran sungai yang kini terjadi, Sungai Citarum masih memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber air. Sumber air tidak hanya dimanfaatkan penduduk bantaran sungai untuk kehidupan sehari-hari, namun juga digunakan industri dan untuk irigasi. Untuk konsumsi, pastinya air harus melalui proses penyulingan untuk menghilangkan zat pencemar yang beracun. Penyulingan dilakukan di Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Sebagai irigasi, pemerintah sedang membangun jaringan irigasi Sungai Citarum untuk wilayah Karawang. Karawang dipilih karena memiliki potensi besar dibidang pertanian.
Potensi tersebut masih bertahan karena Sungai Citarum perlahan sudah semakin pulih dari pencemaran. Jika dulu sempat mengalami pencemaran berat, saat ini sudah masuk kategori pencemaran ringan. Perbaikan kondisi sungai Citarum terus dilakukan untuk mengembalikan fungsi sungai yang bermanfaat bagi seluruh kehidupan.
ADVERTISEMENT
2. Pariwisata Sungai Citarum
Sungai Citarum juga punya potensi pariwisata. Wisata alam jadi yang paling populer di kalangan wisatawan yang ingin menikmati pesona Sungai Citarum. Destinasi wisata populer yang bisa kamu kunjungi seperti Waduk Cisanti, Sanghyang Heuleut, dan Waduk Saguling. Waduk Cisanti menjadi hulu sekaligus titik kilometer 0 Sungai Citarum. Waduk ini menawarkan panorama pegunungan dan danau yang indah dan cocok menjernihkan pikiran. Disini kamu juga bisa mengelilingi danau menggunakan perahu motor.
Selanjutnya ada Sanghyang Heuleut yang harus kamu kunjungi. Destinasi ini menawarkan keindahan tebing dan danau di bantaran sungai. Airnya yang berwarna kehijauan dan jernih cocok sekali untuk berenang. Danau di sini terbentuk dari letusan Gunung Sunda. Selain danau alami, Waduk Saguling adalah danau buatan yang jadi objek wisata. Selain menawarkan panorama alam di sekitar waduk, disini juga terdapat wisata sejarah Bunker Batujajar peninggalan belanda.
ADVERTISEMENT
Potensi pariwisata ini masih bisa dikembangkan lebih jauh. Namun, yang perlu jadi catatan, pembukaan destinasi wisata terutama wisata alam harus didukung perencanaan dan kebijakan konservasi yang mumpuni. Jika tidak, tentu pariwisata bisa semakin memperburuk kondisi Sungai Citarum.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Sungai Citarum memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Oleh karena itu, gagasan untuk membangun PLTA di kawasan ini sudah ada sejak masa Orde Baru. Saat ini, ada 5 bendungan yang dibangun di Sungai Citarum yaitu Walahar, Curug, Jatiluhur, Cirata, dan Saguling. Waduk Jatiluhur adalah yang paling besar di Indonesia (8.300 hektar) dan paling banyak menghasilkan listrik. Tiap tahunnya, waduk ini menghasilkan 1.000 juta Kwh listrik yang digunakan warga Jawa Barat dan Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hadirnya PLTA menimbulkan pro dan kontra baik dari sisi perekonomian, sosial, dan lingkungan. PLTA jadi potensi yang sangat menguntungkan untuk banyak penduduk yang membutuhkan listrik dan para petani di kawasan hilir yang terfasilitasi sistem irigasi dari PLTA. Di sisi lain, penduduk sekitar PLTA bisa kehilangan mata pencaharian dan tempat tinggal karena rumah dan lahan mereka digunakan untuk pembangunan PLTA. Dari kacamata lingkungan, ada beberapa kerusakan yang diakibatkan dari pembangunan, yang utama adalah alih fungsi lahan. Berkaca dari fakta di lapangan, pengembangan potensi ini selalu mendapat kecaman terutama oleh warga sekitar pembangunan. Tak hanya di Sungai Citarum tapi di berbagai wilayah di Indonesia.
4. Budidaya Perikanan
Kabar baik menurunnya tingkat pencemaran Sungai Citarum memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar. Saat ini, budidaya ikan banyak dilakukan di waduk yang juga berfungsi sebagai PLTA. Pembuatan waduk membuka peluang bisnis yang baik untuk budidaya ikan. Akan tetapi, ternyata maraknya perkembangan budidaya juga berdampak pada kualitas air sungai. Limbah yang dihasilkan budidaya mencemari Sungai Citarum. Berdasarkan data Kementerian Perikanan, Jawa Barat memiliki 120.000 keranda jaring apung yang sudah melebihi ambang batas yang hanya 21.000. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berupaya memindahkan budidaya dengan cara konvensional tersebut dari sungai ke darat.
ADVERTISEMENT
Sistem budidaya yang lebih modern yang digunakan adalah bioflok. Budidaya dilakukan dengan membangun kolam-kolam kecil di darat untuk memelihara ikan. Sistem ini dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien karena limbahnya tidak mencemari sungai, penggunaan lahan tidak luas, dan hasil budidaya yang didapatkan jauh lebih besar.
Banyaknya potensi yang dimiliki Sungai Citarum jadi pemicu seluruh pihak untuk tetap ambisius memulihkan kondisi sungai agar bebas dari pencemaran. Greeneration Foundation melalui program Citarum Repair juga terlibat dalam upaya pemulihan Sungai Citarum. Citarum Repair menghadirkan edukasi dan sistem pengelolaan yang berkelanjutan di bantaran sungai Citarum. Selain untuk memulihkan sungai, program ini juga mengemban misi untuk menangkap sampah plastik di Sungai Citarum agar tak berakhir ke lautan.
ADVERTISEMENT