Konten dari Pengguna

Munarman Ucap Ikrar Setia NKRI di Lapas Salemba

Media Center Kementerian Hukum dan HAM
Kanal Resmi Pemberitaan Unit Kerja di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dikelola oleh tim Media Center Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
8 Agustus 2023 15:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Media Center Kementerian Hukum dan HAM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Munarman ucapkan ikrar setia atas Negara Kesatuan Republik Indonesia  di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Salemba, Selasa 8 Agustus 2023. (Foto: Humas Ditjen PAS)
zoom-in-whitePerbesar
Munarman ucapkan ikrar setia atas Negara Kesatuan Republik Indonesia di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Salemba, Selasa 8 Agustus 2023. (Foto: Humas Ditjen PAS)
ADVERTISEMENT
Jakarta-Jelang peringatan ulang tahun ke-78 Republik Indonesia. Mantan juru bicara FPI (Front Pembela Islam), Munarman ucapkan ikrar setia atas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Salemba, Selasa 8 Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
Mantan juru bicara FPI itu, selama berada di Lapas Salemba dinilai kooperatif dan mengikuti semua kegiatan pembinaan yang ada di Lapas Salemba. Sebelumnya, akibat terlibat kasus terorisme. Ia dipidana selama 3 tahun.
"Selama berada di Lapas yang bersangkutan aktif mengikuti semua kegiatan pembinaan dan menyatakan secara terbuka siap bekerja sama dalam hal pembinaan termasuk mengikuti program deradikalisasi," ujar Kepala Lapas Kelas IIA Salemba, Yosafat Rizanto.
Kepala Lapas Kelas IIA Salemba, Yosafat Rizanto. (Foto: Humas Ditjen PAS)
Yosafat juga menerangkan, bahwa Ikrar setia NKRI merupakan keberhasilan proses deradikalisasi di dalam lapas. Juga bentuk kesungguhan tekad dan semangat narapidana teroris. Yakni, untuk kembali pada ideologi Pancasila membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), Erwedi Supriyatno, memberi apresiasi kepada jajaran Lapas Salemba dan semua pihak yang terlibat atas keberhasilan pembinaan dan program deradikalisasi narapidana terorisme dalam lapas.
ADVERTISEMENT
"Ini sebuah prestasi. Sampai hari ini, jumlah narapidana terorisme yang telah menyatakan ikrar setia kepada NKRI sebanyak 168 orang atau telah mencapai 336% dari target kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada tahun 2023," tuturnya.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Ditjen PAS, Erwedi Supriyatno. (Foto: Humas Ditjen PAS)
Ia berharap, bahwa ikrar setia NKRI Narapidana teroris atas nama Munarman ucapkan menjadi awal kebangkitan seorang warga binaan. Supaya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kesadaran terhadap hak dan kewajiban baik sebagai individu, masyarakat, dan sebagai warga negara.
"Dengan pernyataan ikrar setia kepada NKRI ini, berarti saudara Munarman telah siap untuk mencintai NKRI dan bersama-sama menjaga Pancasila dengan menghargai perbedaan yang ada dan memahami bahwa Pancasila bukan semata-mata hanya berkedudukan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia tetapi juga sebagai Ideologi Nasional," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Munarman menyatakan Proses pembinaan narapidana terorisme atau program deradikalisasi di Lapas Salemba tidak semata-mata menjadikan narapidana sebagai objek pembinaan. Tetapi, juga sebagai subjek yang diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan itu sendiri.
“Peran pamong, atau wali narapidana teroris di Lapas menjadi sangat penting untuk menggali minat, kecendrungan hingga keaktivan warga binaan laksanakan seluruh kegiatan positif di dalam Lapas. Tidak melulu dicekoki oleh pembinaan tetapi diikutsertakan untuk merancang pembinaan menjadi lebih efektif,” tutur Munarman.
Munarman ucapkan ikrar setia atas Negara Kesatuan Republik Indonesia di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Salemba, Selasa 8 Agustus 2023. (Foto: Humas Ditjen PAS)
Ia menghaturkan, terima kasih atas peran semua pihak yang terlibat, diantaranya koordinasi antara Lapas, BNPT, Densus hingga Kementerian Agama dan masyarakat untuk hasilkan proses pembinaan deradikalisasi yang baik.
“Pesan untuk kita semua dan orang-orang yang masih beridiologi keras di luar sana dalah, kita harus memperbanyak literasi, memperluas wawasan, memperlebar spectrum cara pandang agar tidak terjebak dengan ideologi tertentu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
"Open mind sehingga dapat menerima perbedaan lebih luas,” tambahnya.
(Yos)