Konten dari Pengguna

Dampak Bermain Roleplayer di Media Sosial pada Platform Telegram

Mefianda Shiva Aulia
Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3 Oktober 2024 5:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mefianda Shiva Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Telegram telah menjadi salah satu platform komunikasi yang paling banyak digunakan untuk bermain peran (RolePlayer). RP memungkinkan pengguna berperan sebagai karakter tertentu dalam cerita, baik yang sudah ada maupun yang mereka buat sendiri. Ada banyak dampak yang perlu diperhatikan dari tindakan ini.
Ukraine bans Telegram | (Photo: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ukraine bans Telegram | (Photo: Shutterstock)
Menurut Stratch, RolePlayer didefinisikan sebagai kegiatan bermain peran sebagai karakter idola atau tokoh terkenal. Orang yang bermain peran akan bertindak dan bersosialisasi seperti idola yang diperankannya. Meskipun roleplaying dapat menggunakan peran apapun yang diminati, rata-rata 80% mayoritas roleplayer (RP) ini penuh dengan fans K-POP yang menyamar menjadi idolanya. Seorang yang bermain roleplayer tidak diperbolehkan untuk mengungkap identitas asli dirinya.
ADVERTISEMENT
Karena melibatkan berperan sebagai karakter terkenal atau fiktif, fenomena roleplayer harus diperhatikan dengan cermat karena melibatkan memperkuat budaya kebintangan berlebihan yang dapat membahayakan kesehatan mental pemain. Oleh karena itu, pemain dan pengikut harus menyadari batasan media sosial dan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi.
Roleplayer di media sosial memiliki manfaat dalam meningkatkan kreativitas, keterampilan sosial, dan empati, tetapi juga harus diperhatikan karena dapat menyebabkan dampak buruk. Adapun dampak buruk bermain roleplayer adalah:
Ilustrasi remaja yang kecanduan bermain smartphone. /Sumber Foto: (Freepik)
Tidak hanya itu, bermain roleplayer juga menyebabkan dampak buruk lainnya seperti halnya kecanduan dalam bermain gadget. Kecanduan bermain gadget telah menjadi isu yang semakin umum di kalangan masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Leung, (2007) mengartikan kecanduan smartphone sebagai ketertarikan terhadap smartphone yang disertai dengan kurangnya kontrol dan memiliki dampak negatif bagi individu. Kecanduan bermain gadget juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk:
ADVERTISEMENT
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan masalah mata, seperti mata kering dan kelelahan visual. Paparan layar yang berlebihan juga dapat mengganggu kesehatan mata secara keseluruhan.
Penggunaan perangkat sebelum tidur menyebabkan banyak pengguna mengalami masalah tidur, yang dapat mengganggu pola tidur dan kualitas tidur mereka.
Kecanduan gadget seringkali dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Meskipun terhubung secara virtual, pengguna mungkin merasa terisolasi.
Bermain roleplayer di platform Telegram memiliki konsekuensi yang beragam, baik positif maupun negatif. Para pemain harus menyadari konsekuensi dari aktivitas ini, mulai dari peningkatan kreativitas dan pembentukan komunitas hingga risiko kecanduan dan masalah privasi. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kesadaran akan tanggung jawab, bermain roleplayer (RP) di Telegram juga dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat bagi penggunanya. Secara keseluruhan, agar pengalaman bermain roleplay tetap positif dan menyenangkan, para pemain harus tetap dalam keseimbangan dan menyadari potensi dampak negatifnya.
ADVERTISEMENT