Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Teknologi sebagai Pedang Bermata Dua terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia
31 Oktober 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Mel Meisaroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini telah membawa berbagai kemudahan dalam komunikasi dan penyebaran informasi di Indonesia. Kemunculan ponsel pintar dan komputer yang dilengkapi dengan platform media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah kemajuan teknologi ini benar-benar mendukung penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam masyarakat?
ADVERTISEMENT
Untuk memahami hal tersebut, penting untuk kita mengetahui apa yang dimaksud dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik artinya menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan konteks dan situasi yang dihadapi, sementara bahasa Indonesia yang benar adalah mengikuti kaidah-kaidah yang dibakukan, seperti Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional tanah air tercinta kita, seharusnya masyarakat dapat menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan. Namun, kenyataan menunjukkan sebaliknya. Banyak orang yang kurang mampu dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seperti kurangnya penulisan kata dengan benar pada fasilitas umum yang ada, mencerminkan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bahasa nasional mereka sendiri.
Teknologi canggih memang mempermudah akses informasi dengan adanya media sosial. Akan tetapi, penggunaan media sosial yang berlebihan, seperti menonton konten pendek pada aplikasi Instagram, Tik Tok, dan Youtube berpotensi menyebabkan individu mengalami short attention span, yakni suatu kondisi dimana seseorang sulit berkonsentrasi dan mudah terdistraksi, serta mudah terganggu ketika sedang melakukan suatu hal dalam jangka waktu yang lama. Pada tahun 2024 tercatat rata-rata rentang perhatian individu 47 detik, sedangkan pada tahun 2004 rentang rata-rata perhatian individu selama 2,5 menit menurut penelitian yang dilakukan oleh Profesor Gloria Mark . Selain itu, munculnya bahasa gaul yang berasal dari bahasa asing atau modifikasi dari bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin marak di kalangan masyarakat. Contohnya yakni munculnya kata sigma, skibidi, dan mewing yang marak digunakan pada anak-anak sekarang. Hal ini semua disebabkan oleh sifat konsumtif dan rasa ingin tahu masyarakat Indonesia membuat banyak orang lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul yang terkadang tidak jelas artinya agar dianggap keren dan tidak ketinggalan zaman. Fenomena ini mengkhawatirkan, karena menunjukkan bahwa masyarakat semakin kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta kurang sadar akan pentingnya melestarikan bahasa nasional sebagai identitas bangsa.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, teknologi juga memberikan dampak positif, seperti kemudahan dalam mengakses informasi tentang bahasa yaitu dengan adanya KBBI online, yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja merupakan contoh bagaimana teknologi dapat membantu masyarakat memahami kaidah bahasa yang benar. Selain itu, teknologi memungkinkan bahasa Indonesia dikenal lebih luas di kancah internasional melalui promosi media sosial, sehingga menarik minat orang dari luar negeri untuk mempelajari bahasa Indonesia serta dengan mudahnya bahasa asing untuk masuk ke Indonesia dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia yang ada. Meskipun terdapat dampak positif ini, kenyataannya banyak pengguna yang kurang dan lebih memilih bahasa gaul yang tidak terstandarisasi dalam komunikasi sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi menyediakan alat dan sumber daya yang lebih baik, bukan berarti kemampuan masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar otomatis meningkat. Justru, maraknya penggunaan bahasa gaul dan istilah asing bisa menurunkan kesadaran akan pentingnya kaidah bahasa yang baik dan benar.
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat yang mencintai bahasanya, kita perlu lebih sadar akan dampak teknologi dalam kehidupan berbahasa. Menggunakan media sosial dan teknologi dengan bijak adalah langkah penting untuk menjaga keutuhan dan keberlanjutan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita harus berupaya tidak hanya untuk beradaptasi dengan teknologi, tetapi juga untuk melestarikan bahasa yang menjadi identitas kita. Sesuai dengan butir ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi:
Oleh karena itu, mari kita bersama-sama berupaya untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi, sekaligus menjaga dan mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, agar generasi mendatang tetap mampu berkomunikasi dengan baik dalam bahasa yang menjadi kebanggaan kita.
Disusun oleh: Mel Meisaroh dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd.
ADVERTISEMENT