Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tumbuh Bersama Kakak, Menemukan Kekuatan di Tengah Kehilangan
19 Juli 2023 17:44 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari MELIANA TESA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awal Mula
Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara dari orang tua yang telah pergi meninggalkan kami sejak aku masih bayi. Aku tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan perhatian di rumah nenek dan kakek. Mereka adalah orang tua pengganti yang mengambil alih untuk mengasuh kami dengan penuh perhatian.
ADVERTISEMENT
Hubungan aku dengan nenek dan kakek sangat dalam. Kami menghabiskan waktu bersama-sama, belajar, bermain dan menghadapi tantangan hidup. Nenek dan kakekku selalu memberikan dukungan moral dan bimbingan yang sangat diperlukan. Mereka mengajarkanku nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keberanian.
Kami tumbuh bersama dengan rutinitas yang sama. Saat itu, ketika umurku menginjak usia Sekolah dasar, aku selalu pergi pulang diantar oleh nenekku. Kami berjalan bersama di rute yang sama setiap harinya. Karena tempat kerja beliau sejalan dengan arah sekolahku. Kadangkala, aku sering main untuk sekadar mengisi waktu luang sepulang sekolah. Aku sangat menyukai masa-masa kala itu.
Namun, seperti yang diketahui semua orang, hidup penuh dengan perubahan yang tak terduga. Nenek ku jatuh sakit karena lelah bekerja sepanjang hari untuk memenuhi biaya kehidupan sekolah kami berdua. Usai seminggu, rawat jalan nenek harus pergi meninggalkan kami bertiga. Perasaan ku sangat lah sedih.
ADVERTISEMENT
Setelah kepergian nenek, kakek menyusul. Yah, kakek adalah tiang keluarga kami, beliau yang mengurus kami setelah nenek. Usia telah menumbangkan jiwa kakek. Saat itu, aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Sedih? Takut? Kecewa? Tidak! Hatiku lebih hancur dari semua itu. Kenapa Tuhan harus tidak adil seperti ini, kenapa orang-orang baik harus pergi mendahului kita?
Aku sangat sulit mengendalikan emosional, namun aku tahu tidak hanya aku yang merasakan seperti ini. Kakakku mencoba mengajarkanku apa arti mengikhlaskan, dia yang selalu mendengarkan, memberikan nasihat dan dukungan tanpa syarat. Kakakku dengan penuh dedikasi mengambil peran mereka sebagai pengasuh diriku. Kami berdua saling mengisi dan menciptakan ikatan keluarga yang kokoh. Walaupun hanya ada aku dan kakakku.
ADVERTISEMENT
Rasa rindu pada nenek dan kakek terus membayangi hatiku. Namun, secara perlahan aku mulai beradaptasi dan membangun hubungan lebih erat lagi dengan kakakku. Meskipun begitu, kenangan yang indah akan mereka tidak akan pernah pudar dari benak hatiku.
Aku menyadari bahwa meskipun hidup itu sulit dan penuh ketidakadilan, kekuatan ikatan keluarga dapat membantu kita mengatasi rintangan dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Kini, aku dan kakakku menjadi pilar dalam hidup satu sama lain. Aku tumbuh menjadi pribadi yang kuat dari rasa cinta dan kepedulian yang diberikan oleh kakakku.