Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengkaji Manfaat Presidential Club
5 Mei 2024 9:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memiliki gagasan untuk membentuk sebuah perkumpulan bersama mantan presiden Indonesia, yang disebut "presidential club".
Tujuan dari perkumpulan ini adalah untuk memfasilitasi pertemuan rutin antara Prabowo dan mantan presiden Indonesia, di mana mereka dapat berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan, menjaga silaturahim, dan menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melalui "presidential club" ini, Prabowo berharap para mantan presiden dapat tetap terhubung dan berbagi pengalaman serta pemikiran mereka dalam menangani tantangan-tantangan yang dihadapi oleh negara.
Selain itu, keberadaan perkumpulan ini juga diharapkan dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa pemimpin-pemimpin Indonesia, baik yang sedang berkuasa maupun yang sudah pensiun, dapat bekerja bersama-sama dalam semangat persatuan dan kesatuan untuk kemajuan bangsa.
Namun demikian, implementasi dari gagasan ini dan dukungan dari semua pihak yang terlibat akan menjadi kunci keberhasilannya. Jika direalisasikan dengan baik, "presidential club" dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam membangun hubungan antar-generasi pemimpin dan memperkuat persatuan nasional.
Ya, memang belum ada contoh nyata yang identik dengan konsep "Presidential Club" yang diusulkan oleh Prabowo di negara lain. Ide tersebut tampaknya merupakan inisiatif baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya di tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada beberapa contoh di negara lain di mana mantan pemimpin negara terlibat dalam perkumpulan atau forum yang mirip dengan konsep tersebut, namun tidak ada yang secara tepat mencerminkan gagasan yang diusulkan oleh Prabowo untuk Indonesia.
Sebagian besar negara memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengelola hubungan antara mantan pemimpin dan pemerintah yang sedang berkuasa, tetapi pembentukan "Presidential Club" sepertinya menjadi langkah baru yang menarik untuk menjaga silaturahim di antara para pemimpin negara Indonesia.
Di Amerika Serikat, meskipun tidak ada "Presidential Club" yang formal seperti yang diusulkan oleh Prabowo, namun ada beberapa praktek serupa di mana mantan presiden terlibat dalam forum atau perkumpulan yang mirip dengan konsep tersebut.
Sebagai contoh, mantan presiden Amerika Serikat terlibat dalam berbagai organisasi dan forum yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama, diskusi, dan kegiatan amal. Meskipun tidak ada satu organisasi tunggal yang mewakili semua mantan presiden, mereka sering kali terlibat dalam kegiatan seperti panel diskusi, konferensi, dan acara amal yang memungkinkan mereka untuk bertemu, berinteraksi, dan berbagi pengalaman.
ADVERTISEMENT
Di Perancis, meskipun tidak ada "Club des Anciens Présidents" yang resmi, namun mantan presiden Perancis terkadang terlibat dalam berbagai kegiatan bersama atau forum yang mirip dengan konsep "Presidential Club". Mereka dapat terlibat dalam pertemuan-pertemuan informal, diskusi-diskusi panel, atau kegiatan amal yang dirancang untuk mempromosikan kerja sama dan dialog antara mantan pemimpin negara.
Meskipun kedua contoh tersebut tidak sepenuhnya identik dengan konsep yang diusulkan oleh Prabowo, namun mereka mencerminkan upaya untuk mempertahankan hubungan antara mantan pemimpin negara, serta memanfaatkan pengalaman mereka untuk kepentingan yang lebih besar.
Sebagai sebuah gagasan, "Presidential Club" yang diusulkan oleh Prabowo dapat memiliki beberapa potensi manfaat bagi negara dan rakyat Indonesia, tergantung pada bagaimana implementasinya dijalankan. Berikut adalah beberapa potensi manfaatnya:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun demikian, efektivitas dari "Presidential Club" ini akan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk komitmen aktif dari semua pihak yang terlibat, transparansi dalam kegiatan dan keputusan yang diambil, serta kemampuan untuk mengimplementasikan hasil diskusi ke dalam kebijakan nyata yang memberikan manfaat konkret bagi masyarakat.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)