Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ada Apa dengan Introvert?
5 September 2024 14:22 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Maya sastra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keunikan yang luar biasa pada setiap manusia seseorang menunjukkan betapa kuasa Tuhan mampu menciptakan ruang bagi pribadi untuk berkembang dengan apa adanya. Fenomena trend kepribadian yang ada di tengah masyarakat memulai memperbincangkan terkait introvert dan ekstrovert.
ADVERTISEMENT
Istilah ini menjadi topik yang begitu sering diangkat di tengah masyarakat, sehingga membuat penulis ingin tahu lebih besar terkait kepribadian ini. Awalnya kepribadian tersebut menurut saya sah-sah saja, sebab manusia terlahir dengan kekhasan antara satu dengan lainnya.
Berbicara terkait kepribadian, introvert memiliki ciri yang sadar akan waktu memiliki jiwa kompetisi yang sangat tinggi, berambisius, agresif, jiwa kerja keras dan memiliki target dalam hidupnya. Lain halnya dengan kepribadian ekstrovert cenderung menujukkan ciri pribadi yang tenang, santai, supel dan tidak memiliki ambisi berlebihan.
Kecenderungan seseorang yang introvert adalah pendiam dan berpikir dahulu sebelum berbicara yang berbanding terbalik dengan ekstrovert. Pribadi ekstrovert cenderung suka berbicara dikarenakan tidak masalah dengan lingkungan yang baru ditemuinya.
ADVERTISEMENT
Kontribusi Pola Asuh pada Kepribadian Introvert
Beberapa hal menjadi faktor penentu seseorang akan menjadi introvert ataupun ekstrovert. Salah satunya tentu dimulai dari lingkup yang terkecil yaitu keluarga. Pola asuh keluarga menjadi faktor penentu utama seseorang terarahkan menjadi ekstrovert atau introvert.
Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan perhatian dalam kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga terjadi panutan bagi anaknya
Masni (2021) dalam tulisannya menyebutkan bahwa pola asuh dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokrasi. Pola asuh otoriter cenderung menggunakan kontrol instruksi perintah dan saksi yang diberikan jika melanggar aturan yang berlaku dalam keluarga. Pola asuh permisif adalah pola asuh yang dipenuhi dengan kehangatan, kesempatan bereksplorasi tinggi dan diberi kebebasan.
ADVERTISEMENT
Terakhir, pola asuh demokratis merupakan kombinasi dari dua pola asuh sebelumnya yaitu pola asuh otoriter dan permisif. Pola asuh demokratis menyeimbangkan antara pola asuh yang penuh kehangatan dengan pola asuh penuh perintah dan sanksi. Seseorang yang menerima pola asuh demokrasi maka mampu menjadi pribadi yang seimbang antara ekstrovert dan introvertnya.
Kontribusi pola asuh, faktor yang dialami ibu dalam setiap kehamilan sampai pada faktor lingkungan yang dialami seseorang ketika masa sekolah akan terus melekat sampai ke fase kehidupan selanjutnya yang mampu membentuk kepribadian seseorang apakah akan menjadi introvert dan ekstrovert.
Interaksi Sosial Introvert
Pada Masyarakat yang majemuk, introvert sendiri berbeda dengan sifat pemalu atau kurangnya kemampuan interaksi sosial di masyarakat. Kepribadian introvert yang memiliki kecenderungan tertutup dan memilih waktu sendiri guna mengisi energi atau lebih ke arah merenungkan diri sendiri guna mendapatkan energi dari waktu sepi. Kepribadian ini biasanya lebih suka berbicara dengan hati-hati dan terlibat dalam percakapan yang lebih kecil daripada situasi sosial yang besar.
ADVERTISEMENT
Ketika berbicara terkait interaksi sosial, kepribadian introvert mampu menjadi pribadi yang mendengarkan dengan cermat, memberikan pandangan yang mendalam namun membutuhkan waktu untuk merespons. Dalam kerja tim, kepribadian ini membutuhkan ruang untuk pemikiran dan penyelesaian masalah yang mendalam.
Selain itu si introvert ini memiliki kreativitas yang luar biasa unik, tetapi juga memiliki dampak negatif dalam kehidupan sosial, seperti gampang stress dan kesepian serta terbatas dalam hal komunikasi. Komunitas pertemanan yang cenderung lebih kecil namun dekat dan intim ditunjukkan oleh kepribadian ini. Persepsi yang negatif tentang kepribadian introvert menjadi salah satu hal yang menghambat dalam mencapai potensi di berbagai kehidupan.
Beberapa hal yang mampu mengatasi dampak negatif dari kepribadian introvert adalah dengan meningkatkan keterampilan komunikasi yang dapat dilakukan dengan berlatih, baik dengan membiasakan diri tampil di depan umum atau berlatih berbicara di depan cermin dengan didampingi teman terdekat.
ADVERTISEMENT
Mencari lingkungan yang mampu mendukung kepribadian introvert berada artinya memiliki circle pertemanan yang mendukung dan sesuai sehingga mampu menciptakan kondisi yang nyaman dan tenang. Selain itu pentingnya mengenali kebutuhan diri sendiri sehingga mampu memiliki batasan-batasan dalam melakukan interaksi sosial di masyarakat.
Solusi yang Dibutuhkan
Kepribadian sejatinya merupakan keseluruhan pola tingkah laku aktual ataupun potensial dari individu yang dapat ditentukan baik dari sisi keturunan maupun lingkungan. Kepribadian introvert sendiri bukan termasuk gangguan klinis, namun merupakan hal yang lumrah dan menjadi sebuah keunikan yang dimiliki oleh seseorang.
Untuk itu sebagai orang tua atau orang terdekat dari kepribadian introvert kita hanya memposisikan diri sebagai seorang teman bicara di mana kenyamanan disediakan ketika bercerita tanpa penghakiman. Selain itu, setiap kepribadian akan mampu menyesuaikan diri pada penghidupan yang akan dilalui dan dijalani. Maka, yakinlah setiap kepribadian yang dibentuk akan sesuai dengan pekerjaan yang akan diperoleh suatu saat nanti.
ADVERTISEMENT