Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kenali Burn Out dalam Pekerjaan
27 September 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Maya sastra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi pekerja dengan menjalani rutinitas yang sama setiap harinya merupakan sebuah bagian dari realita kehidupan yang sudah lumrah akhir-akhir ini. Adakalanya menjalani pekerjaan dengan penuh semangat namun terkadang ada juga pekerja yang baru memulai dunia baru dengan semangat yang menurun atau kreatifitas yang seolah di hilangkan dalam otaknya dikarenakan lingkungan atau kondisi kerja yang menurutnya tidak supportif.
ADVERTISEMENT
Organisasi sejatinya mampu menjadi wadah guna mencapai tujuan bersama dan berisikan orang-orang yang seharusnya memiliki visi yang sama. Namun, dalam prakteknya seringkali dalam sebuah organisasi dipenuhi dengan ambisi serta kepentingan yang berbeda demi memudahkan keinginan segelintir atau sekelompok orang yang tentunya akan memberikan efek bagi kondisi psikis atau fisik pekerja yang ada didalam organisasi tersebut. Mengapa demikian? Secara tidak langsung, pekerjaan yang dilakukan atas dasar kepentingan pihak-pihak tertentu yang bukan menjadi prioritas akan ikut menambah daftar pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan ataupun tidak perlu difikirkan penyelesainnya. Sehingga kondisi ini mampu memunculkan burn out berkepanjangan bagi karyawan atau pekerja yang ada didalam organisasi tersebut.
Definisi Burn out?
Istilah Burn out merupakan sebuah istilah asing yang dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan perasaan jenuh atau bosan yang dialami seseorang karena menghadapi sebuah kondisi yang hampir sama setiap harinya. Perasaan jenuh dan bosan ini tidak hanya diakibatkan karena rutinitas saja, namun ada beberapa hal lain yang ikut berpengaruh dalam menciptakan kondisi burn out pada seseorang. Istilah burn out pertama kali dijelaskan oleh Dr.Freudenberger pada tahun 1974 yang merupakan sebuah respon emosi yang berhubungan dengan pekerjaan yang mampu menciptkan kondisi stress, mengurangi produktifitas, berpengaruh pada kepuasan bekerja serta dapat meningkatkan resiko bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah burn out biasanya diterjemahkan sebagai keletihan mental dan fisik yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan dan berlebihan. Burnout sering dikaitkan dengan kondisi kelelahan yang ekstrem dan kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas, khususnya di tempat kerja.
Dalam beberapa tulisan ilmiah membahas terkait definisi tentang burn out itu sendiri. Diantaranya adalah, dalam tulisan Chowdurry (2023) menyebutkan bahwa burn out, dalam jangka panjangnya memiliki dampak negatif mulai dari kepuasan kerja sampai ke penurunan kualitas layanan yang diberikan. Garza-Herrera (2024) menyebutkan bahwa burn out menempati persentase yang cukup tinggi pada bidang pekerjaan ahli bedah vaskular di Mexico yaitu 34%-41%.
Burn out adalah kondisi kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya rasa pencapaian diri yang diakibatkan oleh tekanan akademik yang berkelanjutan (Purwanti, 2022).
ADVERTISEMENT
Burn out merupakan sebuah kondisi seseorang khususnya pekerja yang kelelahan secara fisik dan mental yang disebabkan oleh pekerjaannya. Volume pekerjaan yang tidak terkendali serta ketidakmampuan pekerja dalam menemukan solusi nyata dari permasalahan yang ditemukan dalam pekerjaan mampu menjadi faktor penyebab burn out itu terjadi. Begitu parah dari dampak burn out ini bagi beberapa orang terkadang tidak dipahami dengan jelas.
Penyebab munculnya Burn out
Jika berbicara faktor penyebab burn out tentunya banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Beberapa faktor itu antara lain adalah :
1. Work environment atau lingkungan kerja menjadi penyumbang utama dalam menciptakan burn out yang dirasakan oleh pekerja. Lingkungan bekerja yang tidak suportif seringkali ditemui dalam semua organisasi atau instansi bekerja. Bentuk lingkungan yang seperti apa yang dimunculkan sehingga mampu menciptakan burnout bagi pekerjanya? Beberapa yang dapat teridentifikasi secara jelas adalah pada jumlah pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan rentang waktu sehingga pekerja dipaksa untuk berfikir lebih hebat untuk menyelesaikan sesuai tenggat waktu.
ADVERTISEMENT
2. Faktor selanjutnya sebagai pemicu munculnya burn out yaitu adanya perundungan dalam dunia pekerjaan bahkan menjadi alasan menjadi tidak bersemangat dalam bekerja. Perundungan atau bullying yang dapat diartikan sebagai sebuah bentuk perbuatan, perkataan atau penindasan baik dalam bentuk verbal atau fisik dengan tujuan untuk menyakiti baik secara fisik, mental maupun seksual.Penggunaan kata-kata yang pada awalnya dianggap bercanda namun tidak pada tempatnya dan dilakukan secara terus menerus akan membentuk suasana tidak nyaman dalam dunia bekerja serta dapat menjadi potensi munculnya perundungan bentuk lainnya. Perundungan yang dilakukan secara verbal memiliki dampak yang begitu hebat bagi seseorang yang dapat menghancurkan harga diri, membekas di hati dalam jangka waktu lama serta mampu mempengaruhi kesehatan jiwanya.
ADVERTISEMENT
3. Perundungan jenis lainnya yang biasa kerap kali terjadi atau biasa disebut perundungan/bullying sosial. Perundungan jenis ini sebagi bentuk perundungan terselubung dan termasuk dalam hal yang tidak mudah di deteksi. Tentu saja tujuan utama dari munculnya jenis perundungan ini tidak lain untuk merusak nama baik atau reputasi seseorang. Menyebarkan kebohongan atau gosip tentang seseorang. Beberapa contoh yang kerapkali kita temui antara lain menyebarkan fitnah dan berita bohong yang merusak citra seseorang, mempengaruhi orang lain untuk tidak suka kepada seseorang, melontarkan lelucon untuk menghina dan mempermalukan.
4. Selain itu,seringkali budaya senioritas pada organisasi yang berbentuk pembebanan pekerjaan kepada junior juga mampu menjadikan potensi munculnya burn out pada seseorang.
5. Faktor lain yang menjadi pemicu munculnya burn out adalah tidak adanya bentuk apresiasi atas segala ide kreasi serta pengorbanan waktu lebih yang diberikan oleh seseorang dalam sebuah organisasi.
ADVERTISEMENT
Solusi dalam mengatasi Burnout
Kondisi kejenuhan dalam kehidupan manusia merupakan sesuatu yang lumrah jika memang pencetus faktornya hanya bentuk rutinitas yang berulang dan wajib dilakukan setiap hari hanya berkutat pada itu-itu saja. Demi mengantisipasi kejenuhan yang dapat mengakibatkan dampak yang parah, dalam hal ini sebagai contoh burn out maka beberapa hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk solusinya.
1. Jadilah pribadi yang bersyukur
Setiap manusia hidup dengan masalah dan ujian kehidupan masing-masing,begitu pula dalam dunia pekerjaan. Sebab dalam organisasi akan penuh dengan dinamika dan perubahan setiap waktunya. Maka, bentengi diri dengan penuh rasa syukur ditengah kesulitan kehidupan saat ini. Begitu banyak yang kesulitan mencari dan mempertahankan pekerjaannya di masa-masa ini. Seberat apapun ujian dalam dunia pekerjaan nantinya akan ditemukan solusi jika mau dan mampu bersabar , sebab kita tak pernah tahu akan menemui masalah berat apalagi jika tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi sekarang.
ADVERTISEMENT
2. Kenali potensi diri
Sebagai pribadi yang bekerja pada sebuah organisasi atau instansi yang tentunya mengedepankan kemampuan dalam bekerja, tentunya tidak semua pekerjaan harus dibebankan pada satu orang saja. Kenali dan pahami seperti apa kemampuan atau passion anda dalam bekerja, sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang positif.
3. Berikan Batasan pada kemampuan diri
Menghindari kejenuhan atau burn out pada maka berikan waktu pada diri sendiri untuk tidak mengerjakan seluruh pekerjaan dalam satu waktu dengan tenggat waktu yang singkat. Perkirakan pekerjaan tersebut apakah dapat dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditentukan tanpa harus menggunakan waktu luang yang kita miliki.
4. Rutinkan lakukan komunikasi secara terbuka dan transparan kepada rekan kerja
Komunikasi diciptakan untuk menemukan solusi yang terbaik bagi pihak-pihak ada dalam proses komunikasi ini. Pimpinan dalam sebuah organisasi tentunya diciptakan tidak hanya dalam memberikan instruksi pekerjaan, namun juga berada pada posisi mendengarkan setiap keluhan atau masukan serta kritik yang tentunya akan memberikan sumbangsih positif demi kemajuan organisasi. Jadi, lakukanlah komunikasi yang berguna bagi pekerjaan sehingga mampu
ADVERTISEMENT
5. Miliki komunitas yang positif
Teman tidak selamanya dijadikan sebagai tempat bercerita atas semua masalah atau kondisi pekerjaan yang dihadapai dalam sebuah organisasi. Ada kalanya kita membutuhkan teman yang satu frekuensi dalam hal yang simple namun bermanfaat. Ambil contoh saja dalam kegiatan olahraga, menulis, camping dan lain sebagainya. Tak perlu dalam kuantitas banyak namun mampu menumbuhkan vibes positif setiap hari dalam dunia pekerjaan.
Kepuasan dalam bekerja bagi seseorang tentunya akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Lingkungan pekerjaan, komunikasi yang terbuka dan efektif, kuantitas pekerjaan dan kemampuan penyelesaian
masalah menjadi hal yang berperan didalamnya. Maka, identifikasi gejala-gejala yang sekiranya mampu menjadi faktor awal munculnya burn out dalam diri anda serta segera temukan solusinya sebelum menjadi hal yang buruk nantinya.
ADVERTISEMENT
Semoga sedikit informasi diatas mampu menambah informasi terkait burn out pada seseorang khususnya yang mulai merasakan kelelahan, kebosanan serta kejenuhan dalam pekerjaannya. Perhatikan sikap,perilaku serta ucapan yang kita lontarkan kepada orang terdekat, rekan kerja atau orang lain yang sekiranya akan menjadi factor munculnya burn out di lingkungan kita. Serta kita selaku yang menikmati pelayanan pekerjaan yang diberikan oleh setiap pelayan publik mampu menumbuhkan rasa empati dan simpati bagi mereka yang sudah bekerja meluangkan waktu dan tenaga serta rela meninggalkan keluarga dirumah demi melayani masyarakat di tempat kerjanya.