Konten dari Pengguna

Wanita Sebagai Ciptaan Yang Sulit Ditebak

Muhammad Habibullah
Seorang Mahasiswa UIN Jakarta
16 Agustus 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Habibullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku pernah tidak sengaja mendengar pertengkaran temanku dengan pacarnya. "Jawab pertanyaanku!" kata pacarnya dengan nada tinggi. Posisi temanku baru bangun tidur, terjaga karena ada telepon. "Pertanyaan apa?" tanya temanku bingung. "Lihat aja pesan WhatsApp," jawab pacarnya ketus. Spontan temanku langsung mengecek. "Mana? Kok gak ada?" balasnya kebingungan. "Udah, jawab aja pertanyaanku!" pacarnya makin kesal.
Foto oleh Esra Korkmaz: https://www.pexels.com/id-id/foto/hitam-dan-putih-hitam-putih-hitam-putih-hitam-putih-25957038/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Esra Korkmaz: https://www.pexels.com/id-id/foto/hitam-dan-putih-hitam-putih-hitam-putih-hitam-putih-25957038/
Aku sendiri ketawa saat mendengar pertengkaran mereka berdua. Meskipun lewat telepon, tetap saja bisa membayangkan ekspresi jengkel dari temanku. Sambil membayangkan si cewek dengan muka merah, cemberut, dan mungkin sambil menangis, merasa punya cowok yang tidak peka.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, aku juga kasihan sama temanku. Baru bangun tidur, kalo kata orang dulu-dulu, nyawa masih belum terkumpul semua. Harus menghadapi pertanyaan yang kayak malaikat maut. Jadi seakan-akan, temanku ini disuruh bikin pertanyaan yang mewakili perasaan si cewek, lalu dijawab sendiri, dengan syarat harus sesuai dengan keinginan ceweknya.
Sungguh, lucu tapi juga tragis. Begitulah cinta, kadang penuh tawa, kadang penuh drama.

Memahami Wanita: Drama dan Dilema Sehari-hari

Sepertinya untuk memahami perempuan membutuhkan IQ 300-500. Pengalaman pribadiku, mengenal seorang cewek, posisinya aku sama dia tidak ada hubungan apa-apa. Jadi, hanya sebatas teman saja. Tidak ada masalah kan kalau chatting dia tidak aku hiraukan, yang menurutku memang tidak butuh dibalas.
Di lain sisi, dia juga pernah kok tidak membalas chatting aku, tindakan itu aku tidak ada keberatan sama sekali. Mau bagaimana lagi coba, posisiku pacarnya bukan, bodoh amat lah. Gara-gara tindakanku, tiba-tiba dia chatting aku, "Ooh, sekarang lu sombong, gak bales chat gua." Nah, aku bingung kan mau jawab apa. Pokoknya di situ, aku diposisikan sebagai orang yang bersalah. Dan bodohnya, kenapa aku mengklarifikasi pernyataannya, seakan aku memang benar-benar bersalah.
ADVERTISEMENT
Kejadian di atas pihak yang bersalah tetap saja aku, karena pada dasarnya seorang cowok harus memahami wanita. Terlepas benar dan salah, pacar ataupun bukan, cowok yang baik adalah dia yang bisa mengalah dan dapat memahami. Itu pendapat yang dapat aku simpulkan dari sekian banyak peristiwa yang pernah aku temui bahkan pengalaman pribadi.
Juga tidak bisa dipungkiri bahwa betapa sulitnya memahami cara kerja hati dan pikiran wanita. Seakan ia memiliki jalannya sendiri, jalan yang menyulitkan kaum pria dalam memahaminya menggunakan logika berpikir yang sederhana.
Ada riwayat yang mengatakan, wanita diciptakan dari tulang rusuk sebelah kiri laki-laki. Sifat dari tulang rusuk sendiri cukup unik; bentuknya bengkok atau melengkung, jika diluruskan dengan cara yang sedikit kasar, akan mudah patah. Sama seperti wanita, harus tetap sabar dan kurangi celah masalah dengan mereka. Tujuannya tetap sama, agar wanita tidak patah hati.
Foto oleh Nadezhda Diskant: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-cropped-faceless-duduk-dengan-anggun-di-jok-penumpang-mobil-5878828/

Cermin dari Bahasa: Menyelami Makna dan Memahami Sifat Wanita

ADVERTISEMENT
Wanita dalam bahasa Arab disebut mar’atun. Jika tanda bacanya diubah dari fathah ke kasrah, jadilah mir’atun, yang artinya cermin. Dengan akar huruf yang sama, mar’atun berarti perempuan dan mir’atun berarti cermin, menggambarkan sifat wanita itu sendiri.
Makna kiasan ini menunjukkan bahwa wanita dalam kehidupannya harus dipenuh dengan perasaan dan rasa lemah lembut. Wanita itu indah untuk dilihat dan menenangkan untuk diangankan, oleh karenanya sangat tidak pantas apabila mereka disakiti.
Seperti cermin yang pecah yang sulit untuk kembali seperti semula. Wanita juga sulit memaafkan seseorang yang melukai hatinya. Perasaan wanita begitu rapuh dan susah untuk diperbaiki, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan akan membekas selamanya.

Drama Maling Cantik dan Kesalahan yang Diampuni

Masih ingat tidak dengan kejadian di tahun 2023, ada seorang wanita muda yang dituduh mencuri motor gara-gara meminum pil koplo. Ketika dalam keadaan mabuk, dia dituduh mencuri motor karena tanpa sadar dia mengambil motor orang. Netizen Indonesia sangat tahu itu. Alih-alih menghujat, kebanyakan mereka malah menyanjung kecantikannya.
ADVERTISEMENT
Aneh tapi nyata, biasanya maling yang tertangkap di Indonesia akan dipukuli sampai babak belur, atau setidaknya dibentak-bentak sampai menggigil. Tapi ini malah diajak selfie sama petugas yang menangkapnya.
Apakah ini salah satu bagian dari alasan pria untuk menunjukkan rasa sabar mereka dalam menghadapi wanita? atau kecantikanlah yang membuat wanita bersalah akan tetap selalu pada posisi benar?
Kalau benar kecantikan itu adalah alasan untuk memaafkan wanita, maka tindakanku dalam menanggapi komplain chatting yang tidak dibalas adalah karena aku menganggap dia cantik. Di mataku, dia imut sih—cantik tidak terlalu, tapi aku suka dengan keimutan-nya. Hahaha.
Sama seperti cerita teman aku yang selalu mengalah kepada ceweknya. Meski si cewek yang salah, dia tetap memilih diam seolah seperti orang bodoh. Apakah semua itu karena dia menganggap ceweknya cantik atau karena ingin memahami pasangannya dengan cara seperti itu.
ADVERTISEMENT
Ataukah maling cantik itu tidak dihujat karena masih di bawah umur? Yang aku baca, memang wanita itu masih berumur 15 tahun loh. Tapi kalau benar, kenapa di masa kecil kita tetap saja dimarahi oleh orang tua ketika melakukan kesalahan?
Mungkinkah cara orang tua dan netizen memiliki caranya masing-masing dalam seni memahami? Sebab orang tuaku pernah ngomong, “Kalau Ibu sama Bapak marah ke kamu, bukan berarti itu adalah rasa benci terhadap kita.”

Mengurai Seni Memahami Wanita: Belajar dari Hermes dan Nenekku

Pernah mendengar nama Hermes? Dia adalah utusan para dewa yang harus memahami dan menafsirkan pesan sebelum menyampaikannya kepada manusia. Begitu juga dalam memahami wanita, kita harus mengerti dan menafsirkan kondisi mereka. Tugas ini bisa terasa berat kalau dalam pengerjaannya banyak mengeluh, tapi kalau kita benar-benar melakukannya dengan sepenuh hati pasti akan mudah.
ADVERTISEMENT
Intinya dalam memahami wanita jangan terlalu mengedepankan ego. Kalau terus keras kepala, jangan salahkan jika wanita yang kalian sayang akhirnya pergi. Mencari yang lain, yang dapat memahami dan mencintainya setulus hati.
Wanita sosok yang luar biasa, berangkat dari kisah nyata nenekku, yang ditinggal wafat kakek dan harus hidup bertiga dengan anak-anaknya yang masih kecil, aku melihat betapa luar biasanya sosok wanita. Tanpa mengeluh, dia bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya dari keringat sendiri.
Nenekku memilih tidak menikah lagi, ia fokus mengurus anak-anak, dan tetap selalu setia kepada mendiang suaminya. Itu tindakan luar biasa, banyak janda di desaku melakukan hal serupa. Mereka hebat karena tetap setia meski suaminya sudah meninggal, tetap kuat tanpa tulang punggung.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, duda di desaku biasanya akan segera menikah lagi, paling lama setahun setelah ditinggal istri. Ini menunjukkan perbedaan sikap dari seorang pria dan wanita dalam menanggapi sebuah kehilangan.
Pada hakikatnya, semua wanita butuh dimengerti oleh pria karena sifatnya yang lembut dan berperasaan. Tapi jangan salah, mereka bukan makhluk lemah yang selalu bergantung pada pria. Di saat-saat tertentu, wanita bisa berperan sebagai ibu sekaligus ayah—peran ganda yang sulit dilakukan seorang pria.