Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Upaya Ashe Jadikan Kaltara Swasembada Daging Lewat Kambing Boer
17 September 2021 11:44 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari mhendrayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : M.Hendrayani
Saya penasaran dengan sosok Ashe (48), asli kelahiran Bulungan, Tanjung Selor, Kalimantan Utara (Kaltara). Dia adalah pionir pengembangbiakkan kambing di Kalimantan Utara. Kambing yang di breeding adalah jenis boer yang aslinya berasal dari Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ashe juga dikenal sebagai pengusaha sukses yang punya jiwa sosial tinggi. Dia buka jalan dan lahan petak sawah bagi petani di Kecamatan Tanjung Talas Tumur, Desa Sajau Hilir seluas 110 hektare, gratis dari biaya sendiri. Luar biasa!
Rasa penasaran ini membuat saya menempuh perjalanan dari pelabuhan Tengkayu di Tarakan menggunakan speed boat ukuran sedang, untuk kapasitas penumpang 40 orang.
Menyeberangi laut dan sungai selama 1 jam 15 menit, akhirnya tiba di pelabuhan Kayan, Tanjung Selor. Lumayan, 1,5 jam badan bergetar dibanting-banting riak ombak.
Dari pelabuhan Kayan, masih menempuh perjalanan darat dengan mobil selama 50 menit menuju Selor Timur, akhirnya tiba di lokasi pengembangbiakkan kambing boer miliknya.
Suasana peternakan yang diberi nama Bulungan Mandiri Farm sangat asri, posisi kandang kambing tertata dengan rapi dan bersih, diapit dua lahan berukuran sedang yang dipersiapkan untuk melepas kambing sehari-hari. Di sekelilingnya terdapat tanaman pacong dan indigofera yang sengaja dikembangbiakkan untuk pakan.
Ashe yang nama aslinya sesuai KTP adalah Cheito Karno, punya istri 1 bernama Lingga Loviana (46). Pria yang sudah memiliki 4 anak ini sebenarnya adalah kontraktor untuk proyek jalan dan bangunan di Kalimantan Utara dengan bendera usaha PT Bulungan Prima Mandiri. Dia juga mempekerjakan 40 karyawan di perusahaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Awal dia tekuni breeding kambing karena merasa terusik, setiap ada hajatan dan hari raya Idul Adha, maka kambing selalu didatangkan dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
”Bayangkan, untuk acara akikah dan Idul Kurban saja, kambing harus didatangkan dari Sulawesi Selatan dan Jawa, nah ini yang buat saya bertekad mengembangkan peternakan kambing di Kaltara,” ujar dia.
Bagi Ashe, berbisnis itu tidak melulu soal cari keuntungan, tetapi harus punya kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Setelah sukses di bisnis kontraktor, dia merasa punya tanggung jawab untuk membangun daerah tumpah darahnya.
Dia menghadap ke bupati dan sampaikan keinginannya membangun ketahanan pangan di sektor peternakan agar Kaltara bisa swasembada daging, dan yang dipilih adalah kambing jenis boer.
ADVERTISEMENT
Boer punya keunggulan dibandingkan kambing lokal, yaitu pertumbuhan cepat, punya ketahanan tubuh di segala cuaca dan dagingnya lebih banyak dari kambing lokal. Keinginannya didukung.
“Niatnya saya hanya ingin membantu pemerintah daerah, melalui pengembangbiakkan kambing, soalnya peternak kambing di Bulungan saya lihat masih tradisional, kepemilikannya pun hanya 1-3 ekor, saya ingin mengedukasi mereka ke pertanian semi modern melalui pembibitan,” tutur dia.
“bibit-bibit ini nantinya akan saya tawarkan kepada mereka untuk dikembangbiakan lagi melalui sistem bagi hasil, tetapi dengan catatan, bukan untuk dipotong dan dijual, soal pakan pun gratis akan saya sediakan”, tambahnya.
Dia kucurkan uang pribadinya sebesar Rp 2 miliar untuk bangun infrastruktur peternakan percontohan. Mulai dari penyediaan lahan seluas 4 hektar, bangun kandang dan rumah jaga serta mendatangkan bibit kambing dari Blitar.
ADVERTISEMENT
Semuanya sudah dihitung. 0,5 hektar cukup untuk tampung 450 ekor kambing, 2,5 hektar untuk tanam rumput jenis pacong dan 1 hektar untuk jenis indigofera. Dia ingin jadikan lahan pakan ini sebagai bank pakan.
Saya penasaran, ketika saya tanya mengapa kandang dan rumah jaga hanya 0,5 hektar sedangkan untuk pakan 3,5 hektar.
“Ini ilmunya beternak,” tukas dia.
“Yang harus diprioritaskan pakannya, buka lahan untuk pakan seluas-luasnya, jangan menyulitkan diri, kita ingin ternak tetapi gak ada pakan, itu sama saja dengan menghabiskan biaya, tenaga dan waktu,” imbuh dia.
“Jika pakan sudah teratasi, maka breeding akan lebih mudah, bahkan untuk jenis pakan, saya berburu hingga ke Malang, saya beli jenis pacong dan indigofera kemudian saya tanam di Bulungan,” tambahnya. Dipilihnya rumput jenis Pacong karena memiliki protein sebesar 16,45 % dan indigofera memiliki protein sebesar 27 %.
ADVERTISEMENT
Untuk urusan bawa bibit pakan dari Malang ke Bulungan, Ashe menghabiskan Rp 55 juta hanya untuk ongkos angkut.
Alasan Ashe memilih rumput pacong karena tingkat produktivitasnya tinggi, 1 m2 menghasilkan 25 kg, dipanen setiap 45 hari, hanya di tanam sekali dengan jarak tanam 40 cm per ruas. Bisa dipanen setelah 2-3 bulan sejak tanam perdana, setelah itu bisa dipanen seterusnya untuk jangka waktu 30 – 45 hari dan ini bisa berlangsung selama 9 tahun. Jika panen, 1 hektare pacong bisa menghasilkan 140 ton.
Jumlah karkas boer yaitu 40 – 60 persen dari berat tubuhnya. Sedangkan kambing lokal hanya 30 persen. Selain itu soal pertumbuhan, boer bisa mencapai 120 kg, bahkan bisa meningkat dua kali lipat tergantung perawatannya. Usia produktif pun 7-9 tahun.
ADVERTISEMENT
“Boer juga tidak cerewet soal makan,” ujar dia. Saya sempat tertegun, rupanya kambing pun bisa cerewet.
Saat ini di peternakan kambing miliknya ada 81 ekor kambing boer terdiri dari: 70 ekor betina F1 dan 5 ekor F2, serta 6 ekor pejantan F1.
F adalah jumlah persentase kemurnian darah boer di kambing hasil cross. F1 persentase kemurnian 30 %, F2 50%, F3 70% dan F4 80 %. Makin besar angka F, maka makin murni darah jenis boer yang juga disebut full blood (Boer murni). Target Ashe, dari hasil cross bisa memperbanyak F2 hingga F4. Minimal capai F3.
Guna mempercepat program pengembangbiakkan, bulan Oktober ini Ashe mendatangkan lagi sebanyak 50 ekor boer, terdiri dari 46 betina F1, 3 pejantan F4 dan 1 pejantan full blood.
ADVERTISEMENT
Harga full blood untuk pejantan Rp. 35-40 juta per ekor, sedangkan betina Rp.25-30 juta.
Ashe juga dapat dukungan dari Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang. Dukungannya berupa pengawasan dan petugas medis ternak Dinas Peternakan Provinsi yang secara berkala melakukan peninjauan. Sebagai gantinya, dia persilakan bagi yang ingin belajar beternak kambing bisa mampir ke peternakannya. Mulai dari pegawai yang masuk masa persiapan pensiun hingga peternak tradisional di Kaltara.
Rasa penasaran saya belum berakhir, ketika saya tanya darimana anda belajar tentang peternakan, dari bibit hingga pakan.
Sambal tertawa dia bercerita, “ saya belajar peternakan kambing, dari Google dan youtube, satu hari sekitar 2 jam, pertama kali saya buka google, saya ketik “kambing” nah, disitu ada jenis jenis kambing salah satunya boer, pokoknya setiap malam saya selalu googling dan nonton youtube tentang kambing”, kata dia.
ADVERTISEMENT