Konten dari Pengguna

Waspadai 4 Penyakit yang Muncul Dampak Musim Pancaroba

Muhammad Turfa
Mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati
5 Juni 2022 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Turfa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska
ADVERTISEMENT
Perubahan cuaca seringkali diwaspadai oleh banyak orang, kewaspadaan meningkat karena munculnya berbagai jenis penyakit saat musim pancaroba. Saat memasuki musim pancaroba, disarankan untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan. Hal tersebut menjadi penting dilakukan sebagai langkah mencegah berbagai jenis penyakit yang rentan terjadi selama pergantian musim.
ADVERTISEMENT
Saat musim pancaroba cuaca menjadi lebih dingin, lebih kering, dan menjadi lebih lembap dari biasanya. Kondisi seperti itu yang menyebabkan beberapa hewan musim pancaroba dapat berkembang biak, salah satunya nyamuk aedes aegypti.
Pergantian musim juga identik dengan perubahan kecepatan angin menjadi berhembus lebih kencang, oleh karenanya memudahkan virus dan bakteri untuk masuk ke dalam tubuh sehingga membuat imunitas atau daya tahan tubuh melemah. Jika daya tahan tubuh lemah maka rentan terkena penyakit infeksi saat musim peralihan.
Berikut ini adalah empat penyakit yang seringkali muncul saat musim pancaroba:
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kasus demam berdarah dengue akan mengalami peningkatan ketika memasuki musim pancaroba. Hal ini dapat terjadi karena nyamuk penyebab DBD lebih mudah berkembang biak ketika musim hujan dan kebersihan lingkungan yang tidak dijaga.
ADVERTISEMENT
“Penyakit DBD disebabkan karena gigitan nyamuk aedes aegypti, kemudian mengandung virus yang masuk ke dalam daya tahan tubuh, sehingga membuatnya lemah,” ujar Kepala Puskesmas Suryalaya, dr. Ferry Kadarusman, M.Kes. Artinya demam berdarah dengue disebabkan oleh gigitan nyamuk sehingga membuat imunitas tubuh menurun.
Agar terhindar dari DBD, kita wajib meminimalisir perkembangbiakan nyamuk. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan 3M yaitu menguras dan menutup tempat penampungan air serta mendaur ulang barang-barang bekas sehingga tidak terjadi penumpukan.
2. Zika
Penyakit ini bergejala demam, sakit kepala, gatal, ruam kulit, nyeri otot dan sendi serta mata merah. Sama halnya dengan DBD, virus zika umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk. Namun virus zika penularannya lebih luas sebab dapat ditularkan dari ibu hamil yang terpapar virus zika ke janin dan bisa menyebabkan bayinya menderita mikrosefali.
ADVERTISEMENT
Pengobatan terhadap pengidap demam zika dapat berupa pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi, obat pereda rasa sakit untuk sakit kepala dan demam serta istirahat yang cukup. Virus zika dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
3. Chikungunya
“Penyakit virus ini sama seperti DBD dan zika dalam hal penularannya melalui gigitan nyamuk, kemudian gejalanya pun serupa dengan DBD seperti demam, sakit kepala, nyeri sendi dan kelelahan,” ujar dr. Ferry Kadarusman, M.Kes.
Komplikasi penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya dapat meliputi penyakit hepatitis, penyakit ginjal akut, mielitis atau gangguan syaraf. Hal ini dapat menjadi lebih beresiko untuk bayi baru lahir yang memiliki kondisi medis bawaan.
Pencegahan penyakit chikungunya sama halnya seperti pencegahan penyakit DBD dan Zika, yaitu dengan menerapkan 3M serta meningkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi vitamin C.
ADVERTISEMENT
4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Salah satu penyakit yang sering terjadi saat musim peralihan adalah infeksi saluran pernapasan akut atau biasa dikenal sebagai ISPA. ISPA paling sering disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh orang yang terinfeksi melalui batuk atau bersin.
ISPA lebih rentan dialami oleh balita, karena sistem imun tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan dan merespons infeksi. Selain balita, orang dewasa menjadi rentan terpapar jika imun tubuhnya sedang lemah.
Gejala ISPA yang biasanya timbul adalah sakit tenggorokan, hidung tersumbat, demam, kelelahan, pusing, hingga sesak napas. Penyakit ISPA dapat sembuh dengan sendirinya. Pencegahan utama penyakit ISPA adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Agar tidak mudah terpapar penyakit musim pancaroba, disarankan untuk rutin menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan gaya hidup sehat. Apabila mengalami keluhan medis saat musim pancaroba segera periksakan diri ke dokter.
ADVERTISEMENT