Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Indonesia Menuju BRICS: Keuntungan atau Hambatan bagi Stabilitas Politik?
28 Oktober 2024 17:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari MIAR FAHIRA ZAHRAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kini berada di persimpangan penting dalam sejarah geopolitiknya. Tawaran untuk bergabung dengan BRICS, sebuah aliansi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, membuka peluang baru sekaligus tantangan yang kompleks. Pertanyaannya adalah: apakah keanggotaan ini akan memberikan keuntungan strategis bagi Indonesia atau justru menjadi hambatan bagi stabilitas politiknya?
ADVERTISEMENT
BRICS didirikan pada tahun 2009 sebagai respons terhadap ketidakadilan dalam sistem perdagangan global yang didominasi oleh negara-negara Barat. Sejak itu, BRICS telah tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan, mewakili lebih dari 40% populasi dunia dan sekitar 25% dari PDB global. Dengan semakin banyak negara yang berminat untuk bergabung, BRICS berpotensi menjadi alternatif aliansi internasional bagi negara-negara berkembang Keanggotaan Indonesia dalam BRICS bisa dilihat sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisinya di panggung internasional. Dalam konteks ini, Indonesia dapat memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi pasar yang ada di negara-negara anggota BRICS. Misalnya, akses ke energi murah dari Rusia dapat membantu menekan biaya subsidi bahan bakar yang selama ini menjadi beban anggaran negara. Selain itu, partisipasi dalam BRICS juga berpotensi membuka peluang investasi baru yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
ADVERTISEMENT
Salah satu keuntungan utama dari bergabung dengan BRICS adalah peluang untuk memperluas kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Dengan keanggotaan ini, Indonesia dapat meningkatkan transaksi ekonomi dengan negara-negara anggota lainnya, yang dapat meningkatkan ekspor, impor, dan menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI). Hal ini sangat penting untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Indonesia juga bisa memanfaatkan sistem transaksi antarnegara yang tidak bergantung pada jaringan transfer berbasis Barat, seperti SWIFT. Ini akan mengurangi risiko fluktuasi mata uang dan memberikan stabilitas lebih bagi rupiah, mendukung kemandirian ekonomi Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada mata uang asing. Keanggotaan dalam BRICS juga memberi Indonesia kesempatan untuk berperan lebih aktif dalam forum internasional, memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dalam isu-isu seperti perdagangan adil dan pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip kebijakan luar negeri bebas aktif yang dipegang oleh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, keanggotaan dalam BRICS juga membawa risiko dan tantangan yang harus diperhatikan. Salah satu tantangan utama adalah persepsi negatif dari negara-negara Barat terhadap keterlibatan Indonesia dalam aliansi ini. Mengingat hubungan diplomatik yang sudah terjalin baik dengan negara-negara Barat, keterlibatan dalam BRICS dapat memicu ketegangan baru yang dapat memengaruhi hubungan tersebut, terutama terkait dengan diplomasi dan perdagangan. Ini mungkin menyulitkan Indonesia dalam menjalin kerja sama di forum internasional lainnya, seperti OECD. Selain itu, kewajiban sebagai anggota baru bisa membebani anggaran negara, termasuk kontribusi finansial untuk proyek-proyek bersama atau dukungan politik untuk kebijakan tertentu yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk menilai secara cermat kewajiban-kewajiban ini sebelum mengambil keputusan akhir. Risiko lain adalah ketidakpastian kebijakan yang mungkin muncul akibat dinamika internal BRICS, di mana kebijakan kelompok ini sering dipengaruhi oleh kepentingan negara-negara pendiri, sehingga Indonesia bisa menghadapi dilema ketika kebijakan tersebut tidak sejalan dengan posisi politik luar negeri nasionalnya.
ADVERTISEMENT
Untuk memaksimalkan manfaat dari keanggotaan BRICS sambil meminimalkan risiko, Indonesia perlu menerapkan beberapa strategi mitigasi. Pertama, penting bagi pemerintah untuk melakukan analisis mendalam mengenai dampak ekonomi-politik dari keanggotaan ini, termasuk perbedaan ideologis dan kebijakan luar negeri antara anggota BRICS. Selanjutnya, diplomasi aktif harus dijalankan untuk memastikan kepentingan nasional terwakili dengan baik di forum-forum BRICS. Ini mencakup menjalin hubungan baik dengan semua anggota agar Indonesia dapat berperan sebagai mediator dalam konflik internal dan memperjuangkan isu-isu penting seperti hak asasi manusia dan pembangunan berkelanjutan. Indonesia juga perlu terus meningkatkan kualitas ekonominya agar dapat bersaing dengan negara-negara anggota BRICS lainnya. Inovasi dan pengembangan teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing industri domestik. Dengan demikian, keanggotaan dalam BRICS tidak hanya menjadi ajang kerjasama tetapi juga pendorong bagi kemajuan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Peluang atau Ancaman?
Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS merupakan langkah strategis yang memiliki potensi besar, tetapi juga membawa risiko. Keuntungan seperti akses pasar baru, stabilitas mata uang, dan peningkatan peran diplomatik harus ditimbang dengan hati-hati terhadap tantangan seperti persepsi negatif dari negara-negara Barat dan kewajiban sebagai anggota baru. Dengan pendekatan yang tepat dan penilaian menyeluruh terhadap dampak keanggotaan serta penerapan strategi mitigasi, Indonesia dapat memanfaatkan keanggotaan ini untuk kemajuan ekonomi dan stabilitas politiknya. Pada akhirnya, keberhasilan dalam menjalani keanggotaan BRICS sangat tergantung pada kemampuan pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan dinamika geopolitik global yang terus berubah. Dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, komitmen untuk menjaga kedaulatan politik sambil menjalin hubungan internasional yang konstruktif akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia di panggung dunia. Bergabung dengan BRICS dapat menjadi langkah menuju keuntungan strategis, tetapi juga sebuah tantangan bagi stabilitas politik nasional. Semuanya bergantung pada bagaimana langkah-langkah ke depan direncanakan dan dilaksanakan.
ADVERTISEMENT