4 Tips Terjun ke Dunia Politik untuk Milenial dari Politisi Muda

19 Januari 2019 15:10 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi muda di Indonesia Millennial Summit 2019 (Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Politisi muda di Indonesia Millennial Summit 2019 (Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dunia politik memang acapkali identik dengan generasi tua, senior, serius dan khusus untuk mereka yang sudah berpengalaman. Tapi berbeda halnya dengan sekarang di mana generasi muda pun sudah banyak yang terlibat dalam politik.
ADVERTISEMENT
Beberapa partai sudah menggandeng generasi milenial untuk menyegarkan ide-ide politik. Meski generasi muda sudah banyak yang dilibatkan dalam dunia politik, namun beberapa dari kamu mungkin masih takut dan ragu untuk memulainya karena khawatir dengan berbagai cibiran yang ada.
Dalam Indonesia Millennial Summit 2019, di Jakarta, Sabtu (19/1), para politisi muda berbagi pengalaman politik mereka. Politisi dari Golkar, PDIP, NasDem, dan Gerindra membagi tips bagi generasi milenial agar tak ragu ketika terjun ke dunia politik. Apa saja?
1. Pegang teguh alasan masuk politik
Saraswati Djojohadikusumo (Sara), Ketua DPP Bidang Advokasi Perempuan Partai Gerindra mengatakan bahwa kamu harus memegang teguh alasan masuk politik. Enggak usah terlalu fokus memikirkan feedback yang kemudian bikin kamu menyerah.
ADVERTISEMENT
"Percayalah kalau masuk ke politik maka semua, apakah itu netizen atau orang orang terdekat kita, mereka asumsinya A-Z, caci maki itu keluar, fitnah itu keluar, hoaks itu keluar. Artinya kamu maju ke dalam politik itu harus jelas. Kalau misalnya kita tahu jelas, tahu mau memperjuangkan apa, orang mau ngomong apapun kita tahu bahwa hanya Tuhan yang akan jadi hakim kita," kata perempuan yang akrab disapa Sara itu.
2. Buktikan dengan kinerja
Prananda Paloh, Ketua Umum Garda Pemuda NasDem mengakui bahwa cibiran selalu ada saat masuk politik. Namun kata dia, pemuda harus yakin bahwa mereka punya kejujuran yang lebih, ketulusan yang lebih, dan ideologi yang lebih dibanding generasi senior.
"Kalau ada cibiran itu wajar, tapi kita buktikan dengan kinerja dan kemampuan kita. Justru yang senior-senior itu pemikirannya sempit menurut saya. Kalau (politisi senior) dia pintar, pasti dia merangkul (politisi muda). Terus, mindset kita harus diubah, jangan pernah menganggap bahwa karena kita dikucilkan kita jadi minder, kita ini bukan subjek, tapi kita aset negara ke depan," kata Nanda.
ADVERTISEMENT
3. Yakin dengan niat baik
"Yang penting haqul yakin bahwa dalam hati kecil kita, kita sedang tidak berbohong pada diri sendiri bahwa kita melakukan (terjun ke politik) ini adalah demi kebaikan dan kita haqul yakin bahwa kita nawaitunya (niatnya) baik, jadi bismillah, jalan terus," ujar Banyu Biru Djarot, Ketua Umum Komunitas Banteng Muda dan politisi PDIP.
4. Rendah hati
Dito Ariotedjo, Ketua DPP Partai Golkar dan Ketua Umum AMPI mengaku sering dianggap rendah ketika menapaki jenjang politiknya. Namun dia malah lebih suka dianggap seperti itu agar tidak membuatnya sombong.
"Kita dianggap rendah tapi ketika kita perform bagus, itu akan menjadi suatu prestasi. Jadi kalau direndahin sebenarnya jauh lebih enak. Soalnya kalau kita dinilai tinggi, orang ekspektasinya tinggi kepada kita," ujar Dito.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, "Salah satu tantangan anak muda dan dunia politik itu adalah bagaimana kita bisa mengontrol emosi dan ego. Jadi kalau memiliki jabatan itu sebenarnya tantangan besar. Jadi jangan sombong."