Berkat Anak Hipster, Pertama Kalinya dalam 30 Tahun Penjualan Vinyl Lampaui CD

14 September 2020 15:25 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu vinyl di Record Store Day 2019 Foto: Okke Oscar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu vinyl di Record Store Day 2019 Foto: Okke Oscar/kumparan
ADVERTISEMENT
Vinyl mencetak sejarah. Untuk pertama kalinya selama lebih dari 30 tahun sejak tahun '80-an, penjualannya di Amerika Serikat telah melampaui CD.
ADVERTISEMENT
Total penjualan piringan hitam pada paruh pertama 2020 tercatat sebesar USD 232,1 juta atau Rp 3,4 triliun.
Jumlah ini menandai titik balik vinyl, serta enggak terlepas dari upaya bertahun-tahun para kolektor dan hipster yang merindukan side A dan side B.
Sementara itu, penjualan CD hanya USD 129,9 juta atau Rp1,9 triliun. Sebelumnya, Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA) melaporkan penjualan CD kian merosot tiga kali sama cepatnya dengan kenaikan penjualan vinyl.
Dikutip dari AFP, penjualan vinyl berkontribusi 62 persen dari total pendapatan media musik fisik, yang turun 23 persen dari tahun ke tahun.
Penurunan ini dinilai RIAA terkait pandemi COVID-19 yang mengakibatkan toko dan acara musik ditutup.
Sejumlah Vinyl Player di Acara Musik Bagus Day di Cilandak town square, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Penjualan vinyl melesat, tapi streaming musik tetap menjuarai

Meski begitu, rekaman fisik tetap dianggap niche. Sebab, streaming musik masih menyumbang porsi besar, yakni mencapai 85 persen pendapatan dalam enam bulan pertama di 2020, dengan lonjakan 12 persen menjadi USD 4,8 miliar.
ADVERTISEMENT
Di antara alasannya karena sebagian besar orang berdiam diri di rumah selama isolasi diri dan pengguna platform tampak semakin rela untuk membayar dan berlangganan.
Jumlah langganan berbayar di layanan termasuk Spotify, Apple Music, dan Amazon melonjak menjadi 72 juta, naik 24 persen dibandingkan rata-rata paruh pertama di 2019.