Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Custom Collaboration 2019: Wadah buat para Artisan Berkolaborasi
24 Oktober 2019 19:40 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:11 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mula dari denim, leather (kulit), custom painting, grafiti, sampai komunitas yang saling berkolaborasi.
Antara lain, Elders Company-Motorcycle Culture, Never Too Lavish-Customizer & Street Art Culture, Twilo Skate Corner-Skateboard & Street Art Culture, Low Rider Tebet-Low Rider Culture, Urbain-Indonesia Streetwear Brand, serta Adit and The Bandits-Shoes Customizer.
"Kami ingin menyatukan berbagai budaya yang berbeda, untuk saling mengenal dan berkreasi bersama. Misal, adanya painting di skateboard itu, 'kan, wadah yang baru. Membuktikan kalau melukis itu enggak di kanvas saja," ujar Heret Frasthio, selaku Elder's Company dan Founder Custom Collaboration 2019, dalam konferensi pers, Kamis (24/10).
Selain jadi wadah berkolaborasi, gelaran tahun ini juga pengin mengangkat nilai dari produk-produk lokal.
"Para artisan merek lokal selama ini kurang mendapatkan perhatian dan pengakuan. Padahal, karya lokal enggak kalah dengan produk luar negeri," lanjut Heret.
Dari pantauan kumparan, terdapat 20 brand lokal dari berbagai kota di Indonesia. Ada brand sneakers, boots, leather goods, denim, motorcycle apparel, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Enggak hanya itu, berbeda dari tahun sebelumnya, Custom Collaboration 2019 mengundang artisan untuk melakukan live painting yang diadakan selama empat hari acara.
Ada pula pameran seni yang menampilkan karya dari lini Damn I Love Indonesia, seniman asal Bali Unclejoy, dan seniman asal Bandung Addy Debil.
Reporter: Aulania Silviananda