Kisah Avriz Kejar Impiannya Jadi Ilmuwan lewat Beasiswa Indonesia Maju

12 Oktober 2023 11:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Avriza Devano Bestafa penerima beasiswa ke Amerika.
 Foto: Dok. Puspresnas
zoom-in-whitePerbesar
Avriza Devano Bestafa penerima beasiswa ke Amerika. Foto: Dok. Puspresnas
ADVERTISEMENT
Avriza Devano Bestafa telah membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, apa yang diimpikan dapat menjadi kenyataan. Alumni SMA Taruna Nusantara ini memang sejak kecil bercita-cita menjadi seorang ilmuwan.
ADVERTISEMENT
Saat duduk di bangku SMP, Avriz mulai menekuni dunia riset dan penelitian di bidang biologi. Alasan ia memilih bidang biologi juga dilatarbelakangi dengan kesukaannya pada tokoh pahlawan super yaitu, Spiderman.
“Aku suka dengan Spiderman karena di filmnya itu konsep bioteknologinya sering banget ditampilin. Wah biologi keren banget nih apalagi digabungkan dengan teknologi modern. Dan bisa bermanfaat untuk orang banyak. Seperti pesan moral di filmnya, with great power comes great responsibility jadi dengan kekuatan besar kita punya tanggung jawab yang besar untuk masyarakat di sekitar kita,” kata Avriz dikutip dari laman Puspresnas, Kamis (12/10).
Bahkan sejak SMP, Avriz juga pernah membuat penelitian yang bertemakan pembangkit listrik dari limbah daun asam yang terinspirasi dari limbah daun pohon asam yang ada di lingkungan sekolahnya.
ADVERTISEMENT
“Saat SMP aku membuat baterai dari limbah daun asam. Itu kan contoh pemanfaatan biodiversitas tinggi Indonesia dan bermanfaat bagi orang banyak. Kemudian, saat SMA aku meneliti biodegradasi mikroplastik dengan mikroorganisme yang ada di perairan Yogyakarta,” kata remaja asal Yogyakarta tersebut.
Avriza Devano Bestafa penerima beasiswa ke Amerika. Foto: Dok. Puspresnas
Selama duduk di bangku SMA, Avriz juga termasuk salah satu mahasiwa berprestasi. Ia pernah meraih medali emas Olimpiade Penelitian Siswa Nasional (OPSI) tingkat Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2018, medali emas Olimpiade Penelitian Siswa Nasional (OPSI) tingkat Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2019, medali emas International Conference of Young Scientist (ICYS) di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2019.
Lalu ia juga mendapatkan penghargaan Khusus bidang Karya Tulis Ilmiah pada ajang PORSIMAPTAR (Pekan Olahraga Seni Mahasiswa Pelajar dan Taruna) tahun 2021, medali emas KOMPeK Business Challenge, BEM FEB Universitas Indonesia tahun 2022, dan medali emas Indonesia National Science Enterprise Challenge tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan mimpinya tersebut, Avriz mencoba ikut program Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Meskipun awalnya ia tak yakin namun ia tetap mencoba beasiswa yang diadakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Avriza Devano Bestafa penerima beasiswa ke Amerika. Foto: Dok. Puspresnas
“Prosesnya itu banyak. Ada pembinaan seperti TOEFL, IELTS, SAT/ICT, webinar, college counselling, dan ada proyek sosial yang sangat keren. Saat itu aku harus cermat meluangkan waktu untuk mengikuti program persiapan BIM. Mungkin kalau sekolah lain waktunya fleksibel tapi di SMA Taruna Nusantara yang sangat disiplin aku harus berusaha memanfaatkan dan mencari waktu sebaik-baiknya. Waktu itu merupakan tantangan buat saya harus menyelesaikan tanggungjawab mengikuti BIM dengan konsisten dan disiplin,” tutur Avriz.
Konsisten dan kedisiplinan Avriz membuahkan hasil. Ia pun berhasil lolos ke University of California, San Diego (UCSD), di jurusan Bioengineering. Pengumuman lolos adalah pengalaman yang tidak terlupakan bagi Avriz.
ADVERTISEMENT
“Harapannya aku belajar di University of California, San Diego (UCSD) bisa memperdalam ilmu yang aku tekuni. Indonesia itu potensinya besar banget karena potensi biodiversitasnya sangat tinggi. Aku ingin berperan dalam pengembangan bioengineering dan bioteknologi di Indonesia di masa depan,” harap anak sulung dari tiga bersaudara ini.
Avriza Devano Bestafa penerima beasiswa ke Amerika. Foto: Dok. Puspresnas
Menurut Avriz, bisa lolos di program Beasiswa Indonesia Maju tentu tak lepas dari dukungan orang-orang terdekatnya, terutama kedua orang tuanya. Ia ingin kembali ke Indonesia membawa ilmu yang akan dipelajarinya di universitas pilihannya tersebut.
"Aku ke amerika dengan harapan lulus empat tahun itu adalah waktu yang lama bagiku dan jauh dari orang tua. Takut pasti ada tapi dari rasa takut itu harus aku kukendalikan justru jadi motivasi dengan adaptasi. Sebagai penerima BIM aku berjanji dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan Indonesia,” katanya.
Avriza Devano Bestafa penerima beasiswa ke Amerika. Foto: Dok. Puspresnas
Avriz juga memberikan pesan kepada Sobat Prestasi di seluruh Indonesia khususnya bagi yang ingin mendaftar Beasiswa Indonesia Maju di angkatan selanjutnya untuk jangan takut gagal, jangan takut malu, jangan takut ambil kesempatan.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada kesempatan yang kamu inginkan ambil dan akan menjadi ceritamu. Dan tetap bergerak menuju cita-cita karena saatnya nanti ada momen titik balik,” pesan Avriz.