Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mods: Subkultur yang Erat dengan Fashion, Musik dan Skuter
1 Mei 2018 20:00 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:26 WIB
ADVERTISEMENT
Pemandangan parade motor skuter Italia dengan beragam atribut fashion pengendaranya yang khas, akan cukup mudah ditemukan di berbagai kota besar di berbagai belahan dunia setiap kali bulan Mei tiba.
ADVERTISEMENT
Hal itu pun terjadi bukan tanpa alasan. Bertepatan dengan suasana perayaan Hari Buruh Internasional, parade yang populer dengan nama 'Mods Mayday' tersebut, kerap dijadikan sebagai salah satu cerminan bagi eksistensi kelas pekerja dari perspektif 'penganut' mods.
Mods, asal kata dari 'modernis', merupakan sebuah subkultur yang lahir di London, Inggris, pada awal 1960an. Istilah tersebut diambil dari aliran musik modern jazz, yang sempat menjadi pusat perhatian kawula muda London pada era pascapeperangan.
Meski kerap disebut sebagai salah satu ikon kelas pekerja, gambaran umum subkultur mods tampak tidak terlalu akrab dengan kegiatan long march, maupun demo penuntutan hak, yang biasanya menjadi agenda tahunan dari kelas pekerja.
Sebaliknya, dari literatur yang ada, tak sedikit yang justru lebih fokus mengekspos mods sebagai gelombang gaya hidup yang erat akan tiga hal, yakni fashion, skuter, dan musik.
ADVERTISEMENT
Colin Macinnes, novelis yang pertama kali menuangkan referensi mods dalam karya novelnya yang berjudul 'Absolute Beginners', bahkan mendeskripsikan mods sebagai "para penggemar muda jazz modern yang mengenakan pakaian modern Italia yang menonjol".
Meski begitu, kesan glamor yang nampak pada tampilan mods pada era awal kemunculannya, tidak terjadi begitu saja. Peran situasi sosial politik di Inggris pada saat itu, turut mengambil peran yang cukup besar dalam pembentukan wujud subkultur yang erat dengan logo berbentuk lingkaran tiga warna tersebut.
Kemenangan Inggris pada perang dunia kedua, ternyata mampu mebawa dampak kemakmuran ekonomi bagi masyarakatnya. Peningkatan jumlah upah pun membuat kelompok masyarakat usia muda pada saat itu tidak perlu berkontribusi banyak terhadap kondisi keuangan keluarganya. Alhasil, mereka pun mengalami limpahan uang dari hasil kerjanya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Melissa M. Casburn dalam tulisannya yang berjudul 'A Concise History of the British Mod Movement ' menjelaskan, perkembangan teknologi yang saat itu sudah mulai muncul, membuat kebutuhan akan tenaga manusia sedikit banyak berkurang. Hal tersebut kemudian berimbas pada meningkatnya jumlah waktu senggang di kalangan masyarakat muda.
"Karena adanya baby boom setelah masa peperangan, Inggris menjadi negara yang lebih muda, membuka pasar yang lebih menguntungkan untuk dilayani dan dieksploitasi. Pada awal 1960an, hampir 40 persen populasi (Inggris) berusia di bawah 25 tahun," tulis Casburn.
Lahirnya berbagai desainer muda seperti Mary Quant dan John Stephen, sebagai hasil reformasi kebijakan pendidikan Inggris pun berhasil membuat penetrasi pengaruh subkultur mods, menyebar ke hampir seluruh bagian Inggris. Selain itu, dengan ekosistem industri fashion Inggris yang sudah mulai 'dikuasai' oleh anak muda, membuat pertukaran informasi mengenai tren terbaru mods menjadi lebih cepat berputar pada saat itu.
ADVERTISEMENT
"Stephen memerhatikan dan mengetahui apa yang digunakan dan yang diinginkan para mods, dan setiap ada gaya baru yang muncul, hari berikutnya sudah ada (dijual) di tokonya," lanjut Casburn.
Sementara itu, untuk urusan kendaraan, skuter pabrikan italia seperti Vespa atau Lambretta sudah identik sebagai pilihan dan ikon utama bagi para mods. Alasannya? Selain karena harganya yang pada saat itu dianggap tidak terlalu mahal, vespa juga mampu menjelma sebagai alat transportasi yang fleksibel dan ekonomis untuk para mods yang hidup di Inggris era 1960an.
Dari segi estetika, dilansir Rebeat Magazine , skuter pun dianggap mampu memenuhi kebutuhan karakter fashion mods yang didominasi oleh setelan ramping, sehingga mampu menimbulkan kesan yang "berani", namun tetap tidak terlalu "rumit, industrial, dan gelap," seperti motor-motor lainnya.
ADVERTISEMENT