Wamen Kebudayaan Giring: Talent Hub Tingkatkan Jam Terbang Seniman Muda

16 Desember 2024 20:04 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Talent Hub, program inkubasi bidang seni budaya dari Kementerian Kebudayaan selama dua tahun terakhir telah membantu para seniman mempunyai rekognisi internasional. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Talent Hub, program inkubasi bidang seni budaya dari Kementerian Kebudayaan selama dua tahun terakhir telah membantu para seniman mempunyai rekognisi internasional. Foto: kumparan
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia terus melakukan berbagai inisiatif dalam memperkuat ekosistem seni budaya di tanah air. Salah satunya, melalui Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya, Kemenkebud membuat program inkubasi untuk para seniman muda melalui kegiatan Talent Hub Agregasi Talenta Nusantara.
Sejak diluncurkan pertama kali tahun lalu, Talent Hub menjadi wadah bagi seniman muda untuk mengembangkan karya dan menguji potensi mereka di tingkat yang lebih luas. Di sini, mereka mendapatkan program inkubasi, mulai dari residensi seni, mentoring dari seniman profesional, hingga pelatihan intensif di berbagai bidang seni.
Program ini juga telah berhasil mengantar para seniman muda berkolaborasi dengan para profesional di industri seni dan mendapatkan eksposur lebih besar di tingkat nasional bahkan internasional.
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menyebut, sesuai tujuannya, Talent Hub, menjadi wadah penting bagi seniman muda untuk berkolaborasi maupun berbagi pengalaman dengan para profesional industri seni.
Sebagai seorang yang berlatarbelakang seniman, Giring mengakui pentingnya wadah atau komunitas bagi para seniman untuk terus berkarya dan menyampaikan produk mereka ke khalayak luas.
“Yang paling penting untuk kita para seniman selain kita butuh tempat, kita butuh komunitas yang bisa kita sharing pengalaman, kolaborasi lintas bidang terutama, yang seni rupa bisa belajar sama yang penyanyi, yang penyanyi bisa belajar nulis lirik sama yang sastra, yang sastra bisa bantuin nanti yang script writer untuk nulis,” ujar Giring.
Giring menambahkan, jam terbang juga menjadi hal penting bagi seniman. Melalui program inkubasi Talent hub, para talenta muda seni budaya diberikan kesempatan berkolaborasi dengan seniman berpengalaman di dalam negeri maupun internasional.
Kesempatan ini menurut Giring. akan membuka lebih banyak peluang untuk kesuksesan seniman di masa depan.
“Saya sih yang paling penting adalah anak-anak ini akhirnya punya jam terbang, jadi Talent Hub ini bantu jam terbang mereka naik, itu sih bagi saya yang paling penting output-nya dari mereka sendiri,” kata Giring.
Dalam kesempatan tersebut, Giring juga berkesempatan berdialog langsung dengan para seniman muda dan melihat langsung karya-karya mereka. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki banyak seniman muda berbakat.
Giring berharap Talent Hub tidak hanya memberi kesempatan bagi seniman untuk berkembang, tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas terhadap pelestarian kebudayaan Indonesia.
“Kami dari Kementerian kebudayaan itu tidak melihat semuanya berdasarkan sukses besar acaranya tapi justru impact-nya untuk pelestarian dari kebudayaan dan di saat bersamaan memberi impact-nya ke teman-teman semua, ke adik-adik, para penyanyi, para seniman baru itu yang menurut kita jauh lebih penting,” ujar Giring.
Ia mengapresiasi, salah satu hasil program inkubasi Talent Hub bidang seni rupa yakni kolaborasi Baku Konek. Program ini melibatkan seniman dari berbagai daerah yang melakukan residensi di 11 titik di 10 provinsi di Indonesia untuk mengeksplorasi temuan artistik baru.
Karya para seniman yang melakukan residensi di Sumatera Barat, Papua, Yogyakarta, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, hingga Jakarta ini dipamerkan di Gedung Ina 9 Peruri, Mbloc, Jakarta.
“Menurut saya kalau inkubasi salah satunya tadi itu seni rupa ya menurut saya program residensi itu sangat penting karena saya seorang seniman saya tahu rasanya ketika kita ditaruh di tempat baru, bisa ngobrol dengan orang baru, belajar dengan orang baru pasti output pasti akan sesuatu yang luar biasa berbeda,” ujarnya.
Kepada para seniman muda, Giring pun berpesan untuk terus konsisten dalam menghasilkan karya-karya terbaik, baik itu di bidang musik, seni tari, sastra, film atau pun lainnya.
“Kata kunci yang paling penting adalah konsistensi, sudah itu aja. Jangan pernah menyerah. Apalagi di dunia seni itu tidak ada yang benar-benar 'bagus' atau 'jelek'. Semua karya memiliki nilai dan keunikannya masing-masing,” ujar Giring.

Dua Tahun Berjalan, Talent Hub Bantu Seniman Punya Rekognisi Internasional

Grup Reak Djimat-Juarta Putra dari Bandung Timur, salah satu peserta MTN Bidang Seni Budaya saat tampil di Eropa. Foto: Istimewa
Selama dua tahun pelaksanaannya, Talent Hub juga telah memberikan peluang besar bagi para seniman untuk mendapatkan eksposur internasional.
Hal ini dirasakan salah satu grup seniman Reak Djimat-Juarta Putra dari Bandung Timur. Kesempatan mengikuti Talent Hub pada 2023 lalu telah membawa grup ini berhasil tampil di beberapa kota di Denmark dan Belanda.
“Grup kami Reak Djimat-Juarta Putra dari Bandung Timur berhasil tampil di beberapa kota di Denmark dan Utrech Belanda berkat bantuan dan fasilitasi MTN. Platform ini penting bagi kami para seniman untuk terus berkarya lebih luas hingga internasional,” ujar Gigi Priadji, salah satu anggota grup.
Ketua Tim Kerja MTN Seni Budaya, Bobby Fernandes mengatakan, melalui fasilitasi yang diberikan oleh Kementerian Kebudayaan, beberapa peserta Talent Hub berhasil tampil di festival seni internasional dan memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia.
“Jadi dari inkubasi ada produk-produk yang dipitching untuk ikut misalkan festival film di luar, ada yang pitching untuk festival musik di luar, dan beberapa itu akhirnya dapat rekognisi atau dapat undangan dari luar untuk perform, ada yang jadi pembicara dan lain-lain itu difasilitasi,” ujar Bobby
Untuk Talent Hub 2024 ini, Kementerian Kebudayaan juga mendorong seniman muda dapat berkolaborasi lintas bidang seni, hingga bisa meningkatkan pengalamannya di kancah lebih luas. Ada kurang lebih 80 peserta diberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan seniman lain dari berbagai disiplin, seperti musik, seni rupa, sastra, hingga tari.
Selama dua hari pelaksanaan di Mbloc Space, Jakarta pada 14-15 Desember 2024, mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman teknis, tetapi juga memperkaya wawasan seni mereka melalui berbagai perspektif. Berkolaborasi dengan seniman berpengalaman, para talenta muda menyuguhkan seni pertunjukan tari, musik, hingga teater.
Mereka yang tampil adalah talenta yang berhasil melalui berbagai ajang pencarian bakat, termasuk Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) serta Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas).
Sejumlah peserta juga di antaranya sudah memiliki pengalaman tampil di berbagai festival seni di tingkat nasional, bahkan internasional. Beberapa di antaranya pertunjukan tari Otniel Tasman, Densiel Prisma Y Lebang, Indonesian Dance Festival, hingga pertunjukan musik Tarawangsawelas.
“Nah Talent Hub ini adalah satu sarana untuk dalam tanda kutip menguji produk artistik mereka, bagaimana reaksi publik, bagaimana reaksi industri, dan bagaimana mereka menghadapi crowd penonton, misalnya bagaimana mereka belajar cara promosi, belajar cara marketing, dan lain-lain,” ujarnya.