Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Braga, Surga di Kota Bandung
25 November 2024 11:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari miselyapari05 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta, 24 November 2024
untuk segera dirilis
Jalan Braga merupakan salah satu ikon bersejarah Kota Bandung yang menyimpan sejuta cerita tentang kejayaan masa kolonial Belanda. Terletak di pusat Kota Bandung, jalan sepanjang kurang lebih satu kilometer ini telah menjadi saksi bisu perjalanan kota dari masa ke masa, sekaligus menjadi destinasi wisata yang tak pernah kehilangan pesonanya.
ADVERTISEMENT
Pada awal abad ke-20, Jalan Braga dikenal sebagai pusat fashion dan gaya hidup kaum elit Eropa di Hindia Belanda. Dijuluki "Paris van Java", kawasan ini menjadi tempat berkumpulnya para bangsawan dan pejabat Belanda untuk berbelanja di toko-toko mewah, bersantai di kafe-kafe bergaya Eropa, atau sekadar berjalan-jalan menikmati arsitektur art deco yang memukau.
Jalan Braga menawarkan pengalaman kuliner yang beragam, mulai dari hidangan tradisional hingga masakan internasional. Pengunjung dapat menikmati suasana nostalgia di Braga Permai yang telah berdiri sejak 1918, atau mencicipi berbagai kuliner modern di kafe-kafe yang tersebar di sepanjang jalan. Selain itu, kawasan ini juga menjadi surga belanja dengan berbagai toko yang menjual barang-barang antik, aksesori, dan suvenir khas Bandung. Para pecinta fotografi juga dapat mengabadikan momen di berbagai spot instagramable yang tersedia.
ADVERTISEMENT
Jalan Braga bukan sekadar jalan biasa di Kota Bandung. Ia adalah cermin sejarah yang memperlihatkan perjalanan panjang kota ini dari masa kolonial hingga era modern. Dengan perpaduan yang harmonis antara unsur heritage dan kontemporer, Jalan Braga tetap menjadi magnet yang menarik wisatawan dari berbagai penjuru untuk merasakan pesona "Paris van Java" yang tak lekang oleh waktu.
Penulis: Yemima Michelle Yapari