Konten dari Pengguna

Dari Sampah Jadi Emas: Potensi Ekonomi dari Pengelolaan Sampah yang Kreatif

Moch Fachrian Andriansyah
Mahasiswa FKIP UNPAM - Pendidikan Ekonomi.
9 Oktober 2024 13:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Moch Fachrian Andriansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Shutterstock.com
ADVERTISEMENT

Pengelolaan sampah sering kali dipandang sebagai kejahatan yang perlu dilakukan, sebuah tugas yang harus kita lakukan untuk menjaga kota kita tetap bersih dan sehat. Namun, bagaimana jika kita dapat mengubah beban ini menjadi sebuah peluang? Ini adalah premis dari gerakan “Waste to Gold”, yang menekankan potensi ekonomi dari praktik pengelolaan sampah yang kreatif. Dengan menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan limbah, kita dapat menciptakan produk dan layanan baru yang menghasilkan nilai dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan. Perlu sekali dilakukan eksplorasi pendekatan inovatif untuk pengelolaan sampah yang tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi. Mulai dari mendaur ulang bahan yang dibuang menjadi produk bernilai tinggi hingga memanfaatkan potensi energi dari sampah, juga kekuatan transformatif dari pengelolaan sampah yang kreatif. Indonesia menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang signifikan. Pada tahun 2023 saja, Indonesia menghasilkan 30,97 juta ton sampah yang mengejutkan, dengan sebagian besar (38,28%) berasal dari rumah tangga. Namun, di tengah tantangan ini, terdapat peluang tersembunyi: potensi untuk mengubah sampah menjadi sumber daya yang berharga. Di sinilah konsep “Waste to Gold” berperan, yang menekankan potensi ekonomi dari praktik pengelolaan sampah yang kreatif. Salah satu inisiatif yang menjanjikan adalah pendirian “Rumah Pemilahan dan Pengolahan Sampah”, yang berfungsi sebagai pusat pengelolaan sampah terpadu. Fasilitas ini memainkan peran penting dalam mempromosikan ekonomi sirkular dengan mengalihkan sampah dari tempat pembuangan akhir dan mengubahnya menjadi sumber daya yang berharga. Komponen utama dari pendekatan ini adalah sistem “Bank Sampah”. Sistem ini memberdayakan masyarakat dengan mendorong mereka untuk mengumpulkan dan memilah sampah mereka, yang kemudian mereka setorkan ke bank. Sampah tersebut ditimbang, dan anggota masyarakat diberi imbalan berupa uang tunai, sehingga menciptakan program “bersih dan uang tunai” yang memberikan insentif bagi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Potensi ekonomi dari pendekatan ini sangat signifikan. Dengan memanfaatkan praktik pengelolaan sampah yang kreatif, kita dapat menghasilkan pendapatan dari berbagai sumber. Sebagai contoh, sampah organik dapat dijadikan kompos dan dijual sebagai pupuk, sementara bahan yang dapat didaur ulang seperti plastik, kertas, dan kaca dapat diproses dan dijual ke perusahaan daur ulang. Sistem “Bank Sampah” juga menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab masyarakat, mendorong setiap orang untuk berpartisipasi aktif dalam pengurangan sampah dan pemulihan sumber daya. Gerakan “Waste to Gold” sejalan dengan tujuan keberlanjutan yang lebih luas. Dengan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA, kita dapat mengurangi pencemaran lingkungan, melestarikan sumber daya alam, dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Sistem “Rumah Pemilahan dan Pengolahan Sampah” dan “Bank Sampah” bukan hanya tentang menghasilkan pendapatan; mereka membangun masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Aliran sampah yang sangat besar di Indonesia memberikan peluang unik untuk menciptakan ekonomi sirkular yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi. Dengan menerapkan praktik pengelolaan sampah yang kreatif, kita dapat mengubah sampah menjadi harta karun dan membuka potensi ekonomi yang sebenarnya dari sampah. Konsep “Waste to Gold” menyoroti kekuatan transformatif dari praktik pengelolaan sampah yang kreatif dalam memanfaatkan potensi ekonomi dari sampah. Tantangan pengelolaan sampah yang signifikan di Indonesia memberikan kesempatan unik untuk mengubah narasi dari memandang sampah sebagai beban menjadi pengakuan bahwa sampah adalah sumber daya yang berharga. Inisiatif seperti pendirian “Rumah Pemilahan dan Pengolahan Sampah” dan penerapan sistem “Bank Sampah” tidak hanya tentang menghasilkan pendapatan tetapi juga tentang menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Dengan menggunakan pendekatan inovatif dalam pengelolaan sampah, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, mengurangi pencemaran lingkungan, melestarikan sumber daya alam, dan pada akhirnya membuka potensi ekonomi yang sebenarnya dari sampah. Mari kita terus mengubah sampah menjadi harta karun dan membangun masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk generasi yang akan datang. REFERENSI Anggreni, N. L. E. (2022). Sampah sebagai sarana peningkatan ekonomi kreatif dan pelestarian lingkungan hidup di Kota Mataram. Guna Sewaka: Jurnal Manajemen, 1(2), 1-14. Rohmaniyah, Alfian, N., Putri, D. L. P., & Subhan. (2024). Pengelolaan sampah sebagai implementasi ekonomi kreatif melalui program Clean and Cash upaya menjaga pencemaran lingkungan. Moneter: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2(1), 266-272.
ADVERTISEMENT