Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jejak Sosialisasi Kelompok 41di Sekolah-Sekolah Desa Bandungrejo
13 September 2024 12:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari MOH ARI PUTRA WIRAYUDA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Juni lalu, pada tanggal 25 tahun 2024, merupakan awal dari perjalanan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 41 Jantra FISIP-FIB UB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Selama kurang lebih 40 hari, kelompok 41 mencoba hidup di tengah-tengah masyarakat Desa Bandungrejo. Selain keharusan untuk berbaur bersama warganya, kelompok 41 KKN Jantra juga berkewajiban untuk menjalankan beberapa program kerja sesuai dengan permasalahan yang ditemukan di desa tersebut.
Setelah melakukan observasi dan berdiskusi dengan berbagai pihak di Desa Bandungrejo, kelompok 41 KKN Jantra menyadari bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda di desa ini. Oleh karena itu, target utama yang dipilih adalah siswa-siswi di banyak sekolah di desa Bandungrejo. Program kerja yang disusun merupakan sosialisasi, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa, terutama terkait isu-isu krusial yang dihadapi oleh masyarakat desa. Salah satu permasalahan yang menjadi perhatian utama adalah tingginya angka kekerasan seksual dan pernikahan dini di kalangan remaja. Untuk itu, program pertama yang dilaksanakan oleh kelompok 41 KKN Jantra adalah sosialisasi pencegahan kekerasan seksual dan pernikahan dini.
ADVERTISEMENT
Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual dan Pernikahan Dini
Berangkat dari kekhawatiran masyarakat terkait tingginya angka kekerasan seksual dan pernikahan dini di Desa Bandungrejo, kelompok mahasiswa 41 KKN Jantra mengadakan sosialisasi pada Selasa, 16 Juli 2024, di SMP PGRI 04 Bantur. Acara ini, yang difokuskan pada remaja sebagai sasaran utama, tidak hanya bertujuan untuk mengedukasi, tetapi juga untuk memotivasi mereka agar dapat lebih memahami dan menghindari risiko-risiko tersebut.
Sosialisasi ini dikemas dengan cara yang ringan dan interaktif, sehingga peserta dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Pak Matsudi, S.HI., dari KUA Kecamatan Bantur, diundang sebagai narasumber untuk memberikan pemaparan mendalam mengenai bahaya kekerasan seksual dan pernikahan dini. Selain sesi materi, peserta juga diberikan pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman mereka sebelum dan sesudah sosialisasi. “Acara materi seperti inilah hal yang dibutuhkan siswa SMP PGRI 04, karena menyenangkan dan dapat ilmu baru.”, ungkap Kelvin (14) ketika kami minta untuk menyampaikan kesan dan pesan terhadap agenda sosialisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya program ini, kelompok 41 KKN Jantra berharap mampu memberikan dampak positif yang inspiratif dan membawa perubahan pada masyarakat Desa Bandungrejo, khususnya dalam hal pandangan mereka terhadap kekerasan seksual dan pernikahan dini yang dimulai dari edukasi sedini mungkin.
Sosialisasi Cuci Tangan dan Pemilahan Sampah
Pada Kamis, 18 Juli 2024, kelompok mahasiswa 41 KKN Jantra melaksanakan program sosialisasi cuci tangan dan pemilahan sampah di SD Negeri 01 Bandungrejo. Program ini menyasar siswa kelas dua dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka mengenai pentingnya kebersihan tangan serta pemilahan sampah yang baik dan benar. Program ini juga dirancang untuk memberikan inspirasi kepada siswa agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan mereka.
Sosialisasi ini dilakukan dengan metode interaktif, termasuk menampilkan video animasi, demonstrasi langsung oleh mahasiswa, serta praktik mencuci tangan dan pemilahan sampah. Dengan adanya pre-test dan post-test, kelompok 41 KKN Jantra dapat menilai sejauh mana program ini berhasil dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Diharapkan setelah program ini, siswa lebih rutin mencuci tangan dengan benar dan membuang sampah sesuai jenisnya, sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih dan sehat, sekaligus memberikan motivasi bagi mereka untuk menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Program Kesehatan Mulut dan Gigi
Melihat minimnya perhatian siswa terhadap kesehatan mulut dan gigi, kelompok mahasiswa 41 KKN Jantra bekerja sama dengan Puskesmas Bantur untuk melaksanakan program kesehatan mulut dan gigi pada Kamis, 25 Juli 2024 di SDN 04 Bandungrejo. Program ini, yang difokuskan pada siswa kelas tiga, tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, tetapi juga untuk menginspirasi mereka agar lebih peduli terhadap kesehatan diri.
Kegiatan dimulai dengan pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Setelah itu, siswa diajak untuk mewarnai dan mendengarkan pemaparan materi dari pihak Puskesmas Bantur. Acara diakhiri dengan post-test dan praktek langsung menyikat gigi yang dipandu oleh panitia dan pihak puskesmas. Penggunaan pre-test dan post-test dimaksudkan untuk mengukur pemahaman siswa-siswi terkait materi sosialisasi yang diberikan. Dari tes yang diberikan dapat dilihat peningkatan nilai yang menjadi indikator pemahaman siswa-siswi terkait materi yang disampaikan. “Senang, belajar mewarnai dan gosok gigi.”, tutur Chita (9) ketika kami ajak berbincang berkaitan dengan agenda ini.
ADVERTISEMENT
Dengan terlaksananya program ini, kelompok FBD-41 berharap siswa-siswi lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut mereka, sehingga dapat mencegah masalah kesehatan yang lebih serius di masa depan, serta menjadi contoh inspiratif bagi teman-teman mereka.
Secara keseluruhan, serangkaian program kerja yang dilaksanakan oleh kelompok 41 KKN Jantra di Desa Bandungrejo ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap isu-isu sosial dan kesehatan, sekaligus memberikan motivasi dan inspirasi bagi perubahan positif, terutama dalam bidang pendidikan. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat desa, sekaligus sebagai bahan pertimbangan bagi stakeholder dalam penyelenggaraan program-programnya.