Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Naturalisasi Timnas Indonesia: Dianggap Penipuan & Kewarganegaraan Ganda
24 September 2024 7:04 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari M RAFI SHALAHUDDIN NABIL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Isu Naturalisasi Pemain yang dilakukan oleh PSSI kembali menjadi Sorotan Ketika Timnas Indonesia berhasil meraih hasil Positif pada kualifikasi Piala Dunia 2026. Berbagai Komentar datang dari berbagai golongan, mereka menganggap kebijakan yang diambil adalah sebuah penipuan bahkan ada yang menuding bahwa pemain keturunan yang dinaturalisasi memiliki kewarganegaraan Ganda.
ADVERTISEMENT
Menurut Rocky Gerung, PSSI sedang melakukan Penipuan terhadap publik sepak bola Nasional karena mayoritas pemain Timnas saat ini bukan hasil dari pembibitan lokal melainkan hasil dari proses naturalisasi.
Peter Gontha juga ikut berkomentar tentang hal tersebut, beliau merasa malu ketika 9 dari 11 pemain yang bermain pada saat Timnas menjamu Australia di GBK adalah pemain keturunan. Beliau juga menuding pemain keturunan ini mempunya Kewarganegaraan Ganda. dalam Postingan Instagramnya Peter Gontha Mengklaim bahwa mereka mempunyai dua paspor dan ketika sudah bermain untuk Timnas Indonesia mereka akan membuang status kewarganegaraan Indonesia yang mereka miliki.
Namun perlu diingat bahwa negara kita tidak menganut asas kewarganegaraan Ganda. Pemain-Pemain Keturunan telah memilih untuk menjadi warga negara indonesia maka dari itu mereka harus mengembalikan paspor negara asal mereka ke Dirjen Imigrasi juga sebagai syarat perpindahan kewarganegaraan.
ADVERTISEMENT
Kebijakan Naturalisasi yang dilakukan PSSI sering dianggap sebagai proyek jangka pendek, Padahal dalam realitasnya tidak demikian. Pertama, Karena umur pemain-pemain keturunan yang dinaturalisasi masih sangatlah muda seperti halnya Jens Raven (18th), Rafael Struick (21th). Meskipun ada beberapa pemain keturunan yang usianya sudah mencapai puncak karir sebagai seorang pesepakbola, namun Pengalaman mereka ketika bermain di liga top eropa diperlukan untuk membimbing Pemain-pemain muda kita. Kedua, Pemain-Pemain yang dinaturalisasi Pasti ada darah indonesia yang mengalir. Entah itu berasal dari Orang tua ataupun dari kakek nenek mereka. Hal ini ditegaskan oleh pelatih timnas Indonesia saat ini Shin Tae yong bahwasannya beliau tidak mau merekomendasikan pemain apabila tidak memiliki keturunan indonesia dan beliau menyampaikan agar hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan. Ketiga, mereka dinaturalisasi bukan hanya untuk membantu timnas indonesia lolos ke piala dunia 2026. Mereka juga saling berbagi pengalaman sebagai sesama pesepak bola profesional dengan harapan dapat membantu meningkatkan kualitas sepakbola nasional. Hal tersebut bisa kita amati ketika seorang Arkhan Fikri (Gelandang Timnas Indonesia & Arema)
ADVERTISEMENT
Menyatakan bahwasaanya ia sangat beruntung ketika dapat berlatih bersama beberapa pemain seperti Thom Haye pada saat mendapatkan panggilan timnas indonesia dibawah asuhan Shin Tae yong.
Kebijakan Naturalisasi Bukanlah hal yang tabu di dunia sepak bola. baru baru ini ada pesepakbola kelahiran Spanyol yakni Brahim Diaz yang resmi berpindah kewarganegaraan menjadi warga Maroko dan membela Timnas Maroko. Brahim sendiri dapat membela Timnas Maroko karena Ayahnya berasal dari maroko (Asas sanguinis). Jika kita Flashback ke 2018 pada saat Timnas Prancis menjuarai piala dunia, banyak sekali pemain timnas prancis yang tidak 100% berdarah Prancis. Seperti halnya Paul Pogba yang kedua orang tuanya bukanlah orang prancis, namun karena pogba lahir di prancis (asas Ius Soli) maka Paul Pogba dapat membela Timnas Prancis.
ADVERTISEMENT
Negara Asia yang juga menerapkan kebijakan Naturalisasi pemain adalah China. Terhitung Sejak 2019 mereka menaturalisasi pemain dari brasil untuk memperkuat Timnas mereka. China terbilang ambisius terhadap kebijakan naturalisasi ini, namun Kebijakan Naturalisasi ini belum cukup untuk membawa China berbicara banyak dalam dunia Sepak bola.
Indonesia pernah mencoba menerapkan kebijakan naturalisasi ini pada era kepelatihan Alfred Riedl, pada saat itu
PSSI menaturalisasi sejumlah nama seperti Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim. Keduanya tidak memiliki garis keturunan (Asas Sanguinis) dan tidak lahir di indonesia (Asas Ius Soli). Namun mereka bisa berpindah kewarganegaaraan menjadi warga negara indonesia karena mereka telah menetap di indonesia selama 5 tahun. Namun pada saat itu isu Naturalisasi tidak banyak diperbincangkan oleh berbagai golongan.
ADVERTISEMENT
Untuk kedepannya mungkin Isu Naturalisasi ini tidak menjadi sesuatu yang diperdebatkan lagi karena dapat membuat suasana harmonis yang telah dibangun oleh Coach Shin Tae Yong dan kesuksesaan Timnas Indonesia saat ini mengalami penurunan. Tidak perlu ada dipermasalahkan dan tidak perlu malu lagi karena sudah jelas pemain-pemain yang keturunan yang dinaturalisasi memiliki garis keturunan Indonesia (Asas Sanguinis) yang berarti mereka memenuhi Syarat untuk berpindah kewarganegaraan dan juga membela Timnas Indonesia tanpa menetap di indonesia selama 5 tahun. Kebijakan ini juga memberikan kesempatan untuk pemain-pemain muda kita untuk berlatih bersama pemain-pemain yang berkarir di eropa sehingga dapat meningkatkan kualitas dan pembinaan sepakbola kita.
Isu Naturalisasi yang juga terus menguat ini juga membuat para pemain keturunan resah. Mereka heran mengapa ada pembeda diantara mereka dan pemain lokal lainnya, padahal mereka sama-sama orang Indonesia dan berkeinan sama yaitu membuat masyarakat Indonesia bangga atas pencapaian mereka. Seharusnya kita patut bangga karena mereka memilih Indonesia sebagai Negara mereka dan mengorbankan semua yang mereka punya untuk negara kita tercinta. ada beberapa pemain keturunan yang ragu bahkan menolak ketika ditawari untuk membela Timnas Indonesia karena mereka takut karir mereka akan redup ketika mereka berpindah kewarganegaraaan menjadi Warga negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perlu dicatat bahwa Ketika Mereka memilih untuk menjadi warga negara indonesia dan membela Timnas Indonesia merupakan sesuatu hal yang beresiko untuk karir sepakbola mereka. Karena mereka harus melepaskan paspor negara asal mereka (karena indonesia tidak menganut kewarganegaraan ganda) sehingga mereka menjadi pemain asing di liga mereka bermain. Beberapa liga Top Eropa memiliki Regulasi tersendiri terhadap pemain asing yang boleh bermain. seperti halnya Liga Inggris yang mengharuskan Pemain-pemain yang ingin bermain di liga inggris harus dari negara dengan minimal berada di ranking 100 FIFA sedangkan indonesia saat ini berada di ranking 129 FIFA tentu hal ini menghambat karir pemain keturunan kita yang ingin bermain di liga Inggris. Namun Pemain-pemain keturunan yang telah dinaturalisasi ini berani mengambil resiko terhadap karir mereka di eropa, mereka dengan bangganya tetap bersedia untuk membela timnas kita.
ADVERTISEMENT
Mereka juga berusaha untuk menghafalkan lagu kebangsaan "Indonesia Raya", pada saat sebelum pertandingan dimulai ketika sesi menyanyikan lagu kebangsaan Mereka tidak ada yang diam. Semua pemain-pemain tersebut berusaha semaksimal mungkin untuk menyanyikan lagu kebangsaan negaranya. Ketika membela timnas pun mereka mengerahkan seluruh kemampuan yang mereka miliki agar bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia. dari hal tersebut tidak perlu lagi meragukan Jiwa Nasionalis dan patriotis mereka.