Konten dari Pengguna

Kritik Terhadap Dakwah Digital: Antara Efektivitas dan Pengaruh Negatif

muflikhatur Rovingah
Muflikhatur Rovingah tinggal di Bumi Makmur, Sumatera Selatan. Sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Prof K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Memiliki hobi olahraga di bidang olahraga bola volly.
21 Mei 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari muflikhatur Rovingah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Muflikhatur Rovingah
Dakwah digital, dengan segala inovasi dan kemudahan teknologi yang ditawarkannya, telah menjadi bagian integral dari upaya menyebarkan ajaran agama di era modern. Namun, di balik kemudahan dan efektivitasnya, dakwah digital juga menghadirkan sejumlah kritik yang patut diperhatikan. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi perdebatan seputar dakwah digital, mengulas baik sisi efektivitasnya maupun pengaruh negatifnya yang mungkin terabaikan.
ADVERTISEMENT
Pertama-tama, tidak dapat disangkal bahwa dakwah digital telah membuka akses yang lebih luas bagi umat untuk memperoleh dan berbagi pengetahuan agama. Dengan media sosial dan platform online, pesan-pesan dakwah dapat dengan cepat menjangkau audiens yang lebih besar, bahkan melintasi batas-batas geografis dan budaya. Hal ini tentu saja memperluas jangkauan dakwah dan memberikan kesempatan bagi individu untuk terlibat dalam diskusi agama yang sebelumnya sulit diakses.
Namun, di tengah gemerlapnya dakwah digital, kita juga tidak boleh mengabaikan potensi pengaruh negatif yang mungkin timbul. Salah satu kritik utama adalah tentang akurasi dan kualitas informasi yang disebarkan melalui media digital. Tanpa filter yang memadai, informasi yang tidak terverifikasi atau bahkan hoaks dapat dengan mudah disebarkan, mengaburkan batas antara kebenaran dan kebohongan. Dalam konteks dakwah, hal ini dapat membahayakan integritas pesan-pesan agama dan mengaburkan pemahaman yang benar tentang ajaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dakwah digital juga berpotensi untuk menjadi wadah bagi polarisasi dan konflik di antara umat beragama. Dengan ruang yang terbuka dan minim pengawasan, terdapat risiko bahwa pesan-pesan dakwah dapat diinterpretasikan secara ekstrem atau bahkan digunakan sebagai alat untuk memperkuat pemisahan antara kelompok-kelompok agama. Ini dapat mengancam kerukunan antarumat beragama dan menghalangi upaya dialog antarbudaya yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat yang multikultural.
Oleh karena itu, sementara dakwah digital telah membawa manfaat yang signifikan, penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap potensi dampak negatifnya. Perlu ada upaya bersama untuk memastikan bahwa pesan-pesan yang disebarkan melalui media digital sesuai dengan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kedamaian. Ini membutuhkan kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam praktik dakwah digital, termasuk para tokoh agama, platform media sosial, dan masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
ilustrasi yang menunjukkan perdebatan atau konflik antara berbagai pandangan
kredit: Muflikhatur Rovingah