Konten dari Pengguna

Dia Tiada, tapi Bagiku Dia Ada

Muhamad Ardiyansyah
Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
9 Juni 2024 9:31 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ardiyansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang Ayah yang mengajari anaknya bermain sepeda (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Ayah yang mengajari anaknya bermain sepeda (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Aku adalah seorang anak laki-laki pertama dalam keluarga yang mempunyai sosok inspirasi yang tak pernah tergantikan, bahkan oleh seorang yang bisa memotivasi banyak orang. Sosok itu telah tiada, kini hanyalah papan nama yang tertancap di atas tanah bertuliskan nama.
Ayah atau yang sering aku panggil papa. Tak larut kisah dirinya yang telah aku dengar dari puluhan orang atas kisah perjalanan dia. papa adalah anak ke dua dari lima bersaudara yang mempunyai kehidupan berkecukupan. Anak kampung yang telah bekerja semasa masih bersekolah sampai akhirnya menempuh ke dalam Pendidikan yang amat kental dengan keagaaman.
Aku lahir di daerah asal Ibu ku, tak tahu apabila tidak diceritakan. Suara azan berkumandang indah di telingaku yang dilantunkan oleh sosok yang hingga kini menjadi inspirasiku. Kebahagian terpancar di dalam diri dia menyambut buah kasih pertama dalam hidup dia, ya itulah aku. Menggendong ku dengan sebuah kelembutan yang papa berikan dan menyebutku dengan sebuah nama hebat yang memilki arti Bumi.
ADVERTISEMENT
Papa bekerja di suatu perusahaan sebagi pengemudi yang mengantarkan orang-orang pergi menuju tujuan yang pasti, tapi terkadang juga tidak pasti. Dahulu memang aku tidak bisa menyaksikan papa berjuang untuk sebuah keluarga kecil yang papa miliki, tapi aku tahu dari kisah yang orang-orang katakan tentang papa kepadaku.
Papa bekerja tanpa mengenal waktu, pergi dalam keadaan matahari yang belum menunjukkan tanda-tanda ingin terbit dan pulang saat matahari sudah tergantikan oleh keindahan bulan yang begitu terang.
Kepulangan papa adalah hal yang sangat ku nantikan sebagai seorang anak yang jarang untuk bisa bermain dengan nya. Keringat dan wajah lelah tertampak pada diri dia, tetapi hebatnya papa tidak menujukkan dirinya lelah. papa sangat sabar dan penuh senyuman yang aku saksikan hingga teringat jelas hingga aku menjadi dewasa.
ADVERTISEMENT
Sosok hebat ini pernah berkata kepada anak nya yang ia harapkan agar tidak menjadi dirinya.
Dahulu perkataan itu tidak ku tanggapi dengan serius, berbeda dengan sekarang, perkataan itu adalah janji ku dan cita-citaku yang harus aku gapai.
Langkah perjuangan dia dalam bekerja untuk menghidupi keluarga kecil nya terhenti saat papa dinyatakan sakit yang cukup membuat diri dia ingin menyerah, Gagal Ginjal yang papa hadapi. Merasa gagal menjadi seorang yang seharusnya selalu kuat dalam keadaan apa pun. Kini, papa hanya bisa terbaring dengan selang di tangan yang mengeluarkan darah untuk dibersihkan dari racun yang ada dalam tubuh dia.
ADVERTISEMENT
Kerja keras yang papa lakukan hingga tak mengenal waktu dan lelah hingga harus terpaksa berhenti melangkah karena penyakit yang papa derita bukan menunjukkan ia adalah papa yang gagal, ia terus berjuang menghidupi keluarga kecil bahagianya meski hanya bertahan dengan satu ginjal sehat. Rutinitas perjalanannya yang pergi menuju kantor untuk bekerja kini tergantikan menuju perjalanan yang berbeda dengan tujuan yang berbeda juga, Rumah Sakit adalah tujuan perjalanan dia dan cuci darah adalah kegiatan dia.
Papa dengan sakit yang ia derita adalah sosok yang penuh kegembiraan, meski kadang menjadi seorang yang pemarah karena sakit yang dia alami. Dalam sakitnya ia selalu berkata
ADVERTISEMENT
Perkataan yang sangat menyakitkan buat diriku, dan tidak tahu kapan itu itu akan terjadi.
Sembilan tahun perjalanan baginya menjadi seorang kepala keluarga dengan penyakit yang ia derita. Aku sangat termotivasi dengan dirinya, halangan yang di hadapi bukanlah penutup jalan untuk ia berhenti, tetapi mencari jalan lain untuk terus maju menggapai apa yang kita inginkan. Hingga akhirnya papa benar-benar harus berhenti melangkah dan menutup mata untuk selamanya.
Perjalan dan perjuangan nya terhenti, papa tidak pernah menyerah dengan keadaan, tidak pernah menyalahkan Tuhan atas apa yang ia dapatkan. Kini papa Kembali kepada Tuhan yang menciptakan dia, pergi menuju Tuhan untuk mempertanggung jawabkan semua hal-hal semasa ia hidup. Bendera kuning ditancapkan tanda papa pergi dari dunia yang fana ini. Papa telah pergi, tapi bagiku sosoknya terus ada bersama ku.
ADVERTISEMENT
Keikhlasan yang papa berikan, kebaikan yang papa lakukan semua terjawab di hari kepergian papa. Sosok hebat dan penuh kegembiraan meninggalkan semua orang. Hanya doa yang terucap dari hati dam mulut orang-orang mengiringi kepergian sosok inspirasiku.
Kini tanggung jawabnya telah ku pegang, aku telah merasakan beban yang selama ini papa pikul. Ternyata aku tidak cukup kuat menjadi dirinya, perkataan kepadaku agar tidak menjadi dirinya membuatku berpikir dan berkata
Doa yang setiap hari ku tunjukkan untuk papa aku harap sampai. Tak ada yang bisa ku lakukan dan aku berikan untuk membuat papa bahagia, selain Doa yang aku panjatkan kepada Tuhan agar sampai kepada papa.
ADVERTISEMENT
Makam papa setiap hari Jumat ku datangkan, hanya senyuman yang aku berikan di hadapan makam papa. Bunga yang ditaburkan aku harap membuat makam papa harum seperti dahulu saat papa masih hidup yang penuh keharuman hingga melekat hingga sekarang.
Papa adalah sosok inspirasiku yang tak akan pernah tergantikan dan perjuanganmu adalah motivasiku untuk selalu berjuang seperti apa yang papa lalukan dulu.