Konten dari Pengguna

Gunung Sindoro: Mengasingkan Diri Bertemu Dengan Alam

Muhamad Ardiyansyah
Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
23 April 2024 14:44 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ardiyansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Pemandangan Gunung Sumbing dari Gunung Sindoro (Foto by Muhamad Ardiyansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Gunung Sumbing dari Gunung Sindoro (Foto by Muhamad Ardiyansyah)
ADVERTISEMENT
Keseharian dari padatnya jadwalmu mengahantui pikiran yang panjang. Kehidupan dalam masa perkuliahan dengan ditambahnya beban mengurus segala tanggung jawab yang kamu pikul, membuatmu mengambil langkah untuk mengasingkan diri bertemu dengan alam.
ADVERTISEMENT
Menurutmu, kembali bertemu dengan alam adalah satu pilihan yang kamu buat untuk menghilangkan sebagian beban yang sedang kamu pikirkan. Melihat keindahan alam luas akan menyingkirkan pikiran yang berat buatmu
Tujuanmu adalah gunung, gunung menjadi tujuanmu untuk mengasingkan diri dan melihat kesegaran serta kehidupan lain yang tidak pernah kamu temukan di perkotaan yang padat. Dan kamu memilih satu gunung yang jauh dari tempat tinggalmu dan mendapatkan julukan gunung kembar, yaitu Sindoro kembaran Sumbing.
Perjalananmu dimulai dengan menaiki bus malam yang bernama bus Murni Jaya. Berangkat dari terminal dekat rumahmu di daerah Cibinong, melewati jalan panjang menuju tujuan akhir bus, yaitu daerah Wonosobo, Jawa Tengah.
Keberangkatanmu dimulai pukul 17.05 WIB mengarah jalan bebas hambatan lintas kota dan berhenti untuk menikmati makan malam yang sudah disiapkan di suatu tempat makan bernama Rumah Makan Taman Selera, tepatnya di daerah Indramayu, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Yang kamu pikirkan saat ini, bagaimana kamu bisa menaklukkan puncak Gunung Sindoro ini. Kamu menatap jalan yang dilewati bus saat ini, terpikirkan oleh mu apakah keputusan yang tepat untuk kamu mengasingkan diri dari riuh dan padatnya perkotaan. Saat matahari belum sepenuhnya terbit, kamu telah sampai di tujuan yang kamu inginkan, terminal bus Mendolo, Wonosobo, Jawa Tengah.
Duduk santai di suatu mini market pinggir jalan sambil menikmati udara yang jarang kamu rasakan. Menunggu jemputan mobil bak terbuka yang kamu kenal dari temanmu menuju titik awal kakimu melangkah ke Gunung Sindoro, yaitu Base Camp pendakian Gunung Sindoro.
Datangnya jemputan yang kamu tunggu dan menaiki bak mobil terbuka, perjalanan selanjutnya dimulai. Udara dingin memeluk tubuhmu yang sedang merasakan angin perjalanan menuju Base Camp. Terlihat olehmu, betapa gagahnya gunung yang akan kamu taklukan berhadapan dengan kembaran gunung itu, Gunung Sumbing namanya.
ADVERTISEMENT
Kedunya memiliki ketinggian yang tidak jauh berbeda, kamu menatapi Gunung Sumbing dan kamu berjanji suatu hari nanti, gunung itu juga akan kamu taklukan seperti kembarannya. Keasrian selama perjalana membuatmu terpana, berbeda dengan perkotaan.
apan penanda salah satu jalur pendakian Gunung Sindoro (Foto by Muhamad Ardiyansyah)
Ada enam jalur yang bisa kamu tempuh untuk kamu lewati, dan kamu memilih jalur Keldung. Jalur Kledung juga menjadi jalur yang ramai dilewati para pendaki , karnamendirikan tenda di area Sunrise Camp menjadi tujuan selain puncak Gunung Sindoro. Di mana saat pagi datang dan kamu adalah orang yang beruntung, kamu akan melihat betapah indahnya pagi hari melihat gunung-gunung di Jawa Tengah bermunculan.
Jam menunjukkan angka sepuluh yang mana merupakan rencanamu memulai langkah pendakian menuju puncak Gunung Sindoro. Setelah bersiap dan mengurus segala administrasi yang diperlukan, kamu berangkat dengan dimulai oleh doa yang tidak pernah terputuskan.
ADVERTISEMENT
Melihat banyaknya ojek gunung yang ada disana, membuatmu memilih untuk menghemat waktu pendakian. Langkah kaki dimulai dari antara pos 1 dan pos 2, karna ojek gunung mu hanya bisa membawa mu sampai disana. Perjalanan dilalui dengan tanah yang basah, membuat langkah kakimu menjadi sulit untuk kamu langkahkan. Ditemani suaru dari pohon yang ditiup oleh angin, kamu merasakan yang tidak pernah kamu rasakan di tampat yang kamu tinggali.
Saat kamu sampai di Pos 2, kamu melihat telah ramai pendaki lain yang sedang beristirahat. Sebagian sudah ada yang lanjut berjalan menuju pos selanjutnya, yaitu pos 3. Keputusan mu adalah beristirahat sejenak sambil meminum air yang telah kamu bawa, terlihat juga warung kecil yang menjual air mineral dan buah semangka yang telah terpotong kecil.
ADVERTISEMENT
Lima belas menit kamu meluruskan kakimu, perjalanan yang masih panjang pun kamu lanjutkan. Melintas antara pos 2 dan pos 3, kakimu mulai terasa sakit karena jalan yang menanjak tajam dan bebatuan besar menjadi rintangan selanjunya yang kamu hadapi.
Perjalanan lebih lama dari sebelumnya dan kamu mendapatkan rintangan yang lain, yaitu derasnya hujan membasahi tubuh dan tas yang sedang kamu bawa. Menapaki bebatuan yang licin dan sepatu mu yang basah tidak mematahkan semangat mu untuk terus melangkah.
Langkah terakhirmu menuju pos 3 pun dilalui, terlihat sudah banyak tenda yang memenuhi area pos 3 ini. Ini bukan tujuan mu untuk mendirikan tenda dan beristirahat, kamu harus memulai perjalanan mu menuju tujuan yang telah kamu rencanakan, yaitu mendirikan tenda di area Sunrise Camp.
ADVERTISEMENT
Kakimu melanjutkan langkah menuju tempat kamu akan mendirikan tendamu. Ternyata jalursemakin sulit, butuh tenaga lebih untuk bisa melewati perjalanan ini. Dengan membawa tas besar, kamu mengerahkan seluruh tenagamu untuk sampai ke tujuan mu.
Setelah 20 menit berjalan, betapa senang kamu mampu melewati rintangan menuju tujuan pertama mu, yaitu mendirikan tenda di Sunrise Camp.Setelah perjalanan yang kamu lalui dan telah berhasil mendirikan tendamu dengan kuat, kamu memutuskan untuk beristirahat dan memasak mengisi perut yang sudah mulai kosong.
Dengan terisinya perut membuat tenaga yang lemah mulai terisi kembali. Hari pun mulai gelap, kamu memutuskan untuk tidur, memejamkan kedua mata dan menghangatkan tubuh dengan jaket yang kamu punya menghindari dingin nya udara gunung yang tajam.
ADVERTISEMENT
Matahari masih belum terlihat, kamu sudah siap dengan peralatanmu untuk tujuan keduamu, yaitu puncak Gunung Sindoro. Dengan diterangi oleh cahaya senter kepalamu dan dinginnya udara gunung, tidak membuat semangatmu luntur, tetapi membuat semangatmu tumbuh untuk menggapai puncak.
Setelah perjalanan selama dua jam, terlihat cahaya matahari yang sudah menerangi, lengkaplah tujuanmu menaklukkan Gunung Sindoro. Dari kejauhan terlihat gunung kembaran Gunung Sindoro yang gagah serta dikelilingi oleh samudra awan dari puncak Gunung Sindoro.
Beberapa lama menikmati samudra awan Gunung Sindoro, kamu terpaksa harus melanjutkan perjalanan mu kembali turun mempersiapkan diri untuk pulang. Dengan beristirahat dan membuat makanan kamu meratapi akan kembali ke hirup pikuk perkotaan yang ramai dan padat.
elihat Gunung Sumbing dari Gunung Sindoro (Foto by Muhamad Ardiyansyah)
Matahari telah terik menyinari alam semesta, kamu berjalan untuk Kembali turun dengan menikmati kesempatan berjalan ditemani oleh pohon-pohon rindang dan udara sejuk gunung.
ADVERTISEMENT
Perjalanan tidak mudah, rintangan demi rintangan kamu hadapi untuk kembali. Dua setengah jam perjalanan turun, membuat kerinduan kamu terhadap alam bebas, alam yang sesungguhnya yang tidak bisa dijumpai di perkotaan. Sampai di Base Camp, lelah mu mulai terasa sangat lelah. Beristirahat sejenak sambil menunggu penjemputan menuju terminal adalah Keputusan mu yang tepat.
Menuju terminal bus, tidak nyamannya kamu dengan diri sendiri karena tidak merasakan air bersih menyentuh badan selama di atas gunung, membuat kamu membersihkan diri sebelum memasuki bus yang akan mengantarkan kamu untuk pulang. Memasuki bus, merupakan langkah awal melanjutkan kehidupan sebenarnya kamu di perkotaan.
Pagi hari yang berbeda, membuatmu sadar kamu telah pulang kerumah yang kamu tinggali. Mempersiapkan diri untuk melanjukan kehidupan yang akan kamu lalui, dan merencanakan Kembali menggapai tujuan-tujuan yang ingin kamu capai.
ADVERTISEMENT
Tercapainya keinginan dan tujuanmu mengasingkan diri bertemu dengan alam sesungguhnya, hilang sebagian pikiran berat dari kepalamu, tersingkirkan oleh keindahan alam yang sanga indah dan tak akan ditemukan di tempat asal mu berada.
Rintangan yang kamu lalui membuat dirimu berfikir bahwa seberat apapun beban mu, kamu akan melalui rintangan-rintangan yang akan lebih berat dari apa yang kamu sudah lewati. Kamu membuktikan diri sendiri bahwa kamu bisa melewati apa yang kamu ragukan.