Konten dari Pengguna

Berwisata Tetap Aman di Saat Pandemi

Muhamad Fikriyananda
Wirausaha Mahasiswa Magister Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia
30 Desember 2021 16:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Fikriyananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang wisatawan tengah mencuci tangan di fasilitas tempat cuci tangan portabel yang telah disiapkan di beberapa tempat oleh PT. TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko selaku pengelola kawasan Wisata. (Shutterstock/Bagaskara Lazuardi)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wisatawan tengah mencuci tangan di fasilitas tempat cuci tangan portabel yang telah disiapkan di beberapa tempat oleh PT. TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko selaku pengelola kawasan Wisata. (Shutterstock/Bagaskara Lazuardi)
ADVERTISEMENT
Pada awal 2020 Indonesia dilanda Pandemi COVID-19. COVID-19 merupakan wabah penyakit yang saat ini menyebar di seluruh dunia. Awal ditemukan di Wuhan, China, kini COVID-19 hampir merata menjangkit seluruh negara di dunia dengan kasus positif yang tidak sedikit. World Health Organization (WHO) menyebutkan, COVID-19 merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan dengan sifat penyebaran yang cukup cepat. Dalam keputusan Presiden No. 12 tahun 2020, Indonesia telah menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional non alam.
ADVERTISEMENT
Salah satu sektor yang paling mendapatkan imbas dari adanya pandemi Global ini yaitu pada sektor jasa pariwisata. Mengapa demikian, karena pada jasa pariwisata merupakan jasa yang sangat bertentangan dengan penanganan COVID-19 seperti harus menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, tidak berkerumun serta tidak diperkenankannya untuk bepergian. Pandemi COVID-19 ini mampu mengubah kondisi pada tempat tempat wisata yang biasanya selalu ramai dengan para wisatawan untuk menikmati masa liburannya. Pandemi COVID-19 telah menghantam industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Tidak main-main, sejak Februari 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis, dan puncaknya terjadi April 2020 dengan jumlah wisatawan hanya sebanyak 158 ribu. Hal ini pun berdampak pada pendapatan negara di sektor pariwisata. Adanya pembatasan sosial berskala besar dan ditutupnya akses keluar-masuk Indonesia menyebabkan penurunan pendapatan negara di sektor Pariwisata sebesar Rp 20,7 miliar!
ADVERTISEMENT
Pandemi ini juga sudah berhasil mengubah tatanan kehidupan manusia pada sekarang ini. Berbagai negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia yang merupakan negara terdampak Virus COVID-19 ini.
Para pemangku kebijakan pun berpikir dan bekerja keras dalam upaya menyelamatkan pariwisata Indonesia. Mulai dari memberlakukannya penerapan CHSE bagi para pelaku Industri Pariwisata, menerapkan berbagai kebijakan yang diharapkan dapat meminimalisir penyebaran Virus COVID-19 semakin meluas. Sebut saja kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam penanganan COVID-19 ialah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Work From Home, karantina wilayah dan lain sebagainya.
Di satu sisi pandemi ini juga berdampak langsung pada berbagai lapangan pekerjaan di sektor Pariwisata. Menurut data BPS 2020, sekitar 409 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT

Bagaimana baiknya berwisata di saat pandemi ?

ADVERTISEMENT
Saat ini pemerintah tidak pernah melarang masyarakatnya untuk berwisata maupun berpergian tetapi selalu menekankan untuk selalu berjaga jaga, menahan diri dengan melaksanakan protokol kesehatan. Pada dasarnya pariwisata akan berjalan dengan baik disaat pandemi dengan mengikuti instruksi yang sudah di tetapkan.