Konten dari Pengguna

Mengenal Prinsip Hospitalitas di Industri Pelayaran: Cukup Penting?

Muhamad Radhitya Ramadhan
Saya mahasiswa prodi S1 Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada angkatan 2023.
13 Desember 2023 10:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Radhitya Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sebuah kapal atau perahu (Photo by https://unsplash.com/photos/gn-HY60WoaQ)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sebuah kapal atau perahu (Photo by https://unsplash.com/photos/gn-HY60WoaQ)
ADVERTISEMENT
Dalam pembicaraan tentang industri pariwisata dan kehospitalitasan, keduanya saling terkait seperti dua sisi dari satu koin. Pariwisata dan kehospitalitasan berjalan seiring, karena dalam setiap tahap perjalanannya, pariwisata memerlukan penerapan konsep kehospitalitasan. Tingkat keramahtamahan dalam industri pariwisata, termasuk di dunia pelayaran, dapat tercermin melalui aspek kehospitalitasan.
ADVERTISEMENT
Hubungan antara Kehospitalitasan Profesionalisme, dan Industri Pelayaran.
Sebelum kita menjelajah lebih lanjut, mari kita bahas terlebih dahulu konsep keramahan dan profesionalitas di industri pariwisata. Menurut Oxford Dictionary (2022), "keramahan adalah penerimaan yang hangat terhadap tamu atau orang asing." Chambers English Dictionary (2001) mendefinisikan keramahan sebagai "menghibur tamu dengan baik tanpa imbalan: menunjukkan kebaikan: murah hati."
Dalam sebuah makalah berjudul "Defining Professionalism in the Tourism Context" oleh Jennifer Hussey, Dr. Mary T. Holden, dan Dr. Patrick Lynch, profesionalisme dalam pariwisata mencakup altruisme, adopsi kode etik, keterampilan khusus sebagai dimensi kunci, dan pendidikan formal yang krusial untuk meningkatkan profesionalisme di sektor pariwisata.
Selain industri aviasi, industri pariwisata sangat bergantung pada industri pelayaran sebagai salah satu elemen penting dalam memastikan kelancaran perjalanan wisata. Keseimbangan operasional industri pelayaran tidak dapat dilepaskan dari unsur keramahtamahan dan profesionalitas, karena keduanya merupakan faktor kunci dalam vitalitas industri pelayaran itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Sejauh mana keramahan dan profesionalitas memegang peranan penting dalam industri pelayaran?
Ilustrasi pramugara dan pramugari pelayaran (Photo by https://www.istockphoto.com/id/foto/dua-pelaut-gm157443737-9184493)
Bayangkan implikasi ketika industri pelayaran tidak mengadopsi prinsip-prinsip keramahantamahan dan bersikap tidak profesional dalam pelaksanaan tugasnya. Sementara itu, dalam menjalankan usaha, dunia pelayaran sangat membutuhkan keramahtamahan sebagai bagian integral dari profesionalisme mereka dalam melayani pelanggan. Dunia pelayaran sendiri merupakab salah satu industri tertua.
Selama perjalanan yang relevannya lama dengan sebuah kapal, tingkat kenyamanan psikologis memainkan peran kunci dalam menentukan penilaian konsumen terhadap kapal tersebut. Oleh karena itu, industri perkapalan ini perlu optimal dalam memberikan pelayanan selama perjalanan sebagai bagian dari industri komersial.
Ada empat atribut kunci dalam hospitality komersial, meliputi kemurahan hati, pertunjukan, kejutan kecil, serta keselamatan dan kenyamanan. Kemurahan hati, khususnya, memiliki dampak besar dalam konteks pelayaran. Penumpang mengharapkan tindakan tulus yang dapat mempersembahkan kegembiraan, bukan semata-mata untuk mendapatkan tip tambahan atau motif tersembunyi lainnya. Hangatnya keramahan, seperti senyuman tulus dan kesigapan dalam membantu penumpang, merupakan faktor kunci yang dapat menciptakan pengalaman positif bagi pelanggannya.
ADVERTISEMENT
Temuan dari studi jurnal yang membahas hospitalitas di aviasi tersebut juga menggambarkan bahwa konstruksi dalam industri pelayaran, dilihat dari perspektif kinerja awak kapal, memiliki empat dimensi: kesopanan, apresiasi, sosialisasi, dan kenyamanan. Dalam pandangan pelanggan, kesopanan menduduki peringkat tertinggi sebagai dimensi paling penting. Pramugari dan pramugara diharapkan untuk mempertahankan kontak mata dengan penumpang dan menyajikan senyuman alami guna menciptakan kesan kesopanan yang positif. Setelah kesopanan, apresiasi menduduki peringkat kedua. Ungkapan terima kasih dan salam perpisahan yang ramah dan tulus memberikan nilai tambah bagi pengalaman penumpang. Sosialisasi berada pada urutan selanjutnya, di mana penumpang mengharapkan percakapan santai untuk menciptakan suasana yang lebih rileks. Terakhir, namun tak kalah pentingnya, adalah kenyamanan. Awak kapal memastikan bahwa penumpang dapat beristirahat dengan nyaman selama perjalanan, sambil menikmati fasilitas yang ditawarkan oleh kapal tersebut.
ADVERTISEMENT
Keterkaitan antara keramahan dan profesionalisme tidak bisa dipisahkan, karena dalam keramahan yang optimal terdapat tingkat profesionalisme yang tinggi. Industri pelayaran pun tidak dapat lepas dari kebutuhan akan profesionalisme, yang menjadi prasyarat esensial dalam menjalankan aspek keselamatan, operasional, dan pelayanan kepada penumpang.