Konten dari Pengguna

Mengapa Penilaian CAT Harus Membuat Pemerintah Menghentikan Deforestasi?

Muhamad Sholeh Abdul Kahfi
Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9 Desember 2024 10:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Sholeh Abdul Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/photo/cars-and-carriages-in-traffic-15685267/.
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/photo/cars-and-carriages-in-traffic-15685267/.
ADVERTISEMENT
Pemanasan global atau yang biasa kita dengar dengan global warming adalah salah satu permasalahan pada bumi kita sekarang, kitapun sudah merasakan bagaimana pertambahan panasnya suhu dari tahun ke tahun, penyebab utama dari pemanasan global ialah deforestasi dan penggunaan energi fosil. Deforestasi atau penggundulan hutan mengakibatkan hilangnya penyerapan karbon alami sehingga gas karbon dioksida yang dihasilkan oleh asap asap kendaraan atau pembakaran liar tidak dapat diserap oleh alam kemudian gas-gas tersebut terjebak di atmosfer bumi, karena hal tersebut menimbulkan efek rumah kaca (ERK) pada bumi kita. Di sisi lain, energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara menjadi penyebab utama emisi gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Penilaian dari Climate Action Tracker (CAT) menunjukan tentang usaha mitigasi iklim yang dilakukan oleh setiap negara, termasuk indonesia, masih belum memadai untuk mencapai target pembatas kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C sesuai dengan perjanjian paris.
Pentingnya pemerintah memahami maksud penilaian dari Climate Action Tracker (CAT) karena perubahan iklim memberi dampak langsung yang sangat nyata untuk keberlangsungan kehidupan ekosistem maupun kehidupan manusia, menurut laporan dari CAT pada tahun 2023, emisi gas rumah kaca harus dikurangi secara drastis pada saat ini untuk menghindari konsekuensi iklim yang semakin parah. Menurut data dari kementerian lingkungan hidup dan kehutanan padatahun 2021, percepatan deforestasi mencapai rata-rata 462.000 hektare per tahun, sehingga menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca nasional sebesar 60%.
ADVERTISEMENT
Ketergantungan pada pemakaian energi fosil membuat indonesia berada dalam posisi rentan terhadap konsekuensi alam yang berdampak pada ekonomi dan lingkungan akibat dari krisis iklim. Dengan data yang dimiliki, sangat penting untuk mendorong pemerintahan pada saat ini untuk mengambil tindakan nyata dan serius untuk menghentikan deforestasi dan beralih ke energi terbarukan.
Untuk saat ini pemerintah harus memprioritaskan kebijakan penghentian deforestasi dan tidak menerima suap dari oknum-oknum penyebab deforestasi demi kepentingan pribadi, kemudian mengganti energi fosil dengan energi terbarukan sebagai langkah strategis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Tanpa adanya tindakan yang tegas dari pemerintah, target yang sudah disepakati pada perjanjian paris akan sulit dicapai, dan indonesia akan menerima konsekuensi alam yang lebih besar, seperti kebakaran hutan, banjir bandang, kerugian ekonomi, dan krisis pangan.
ADVERTISEMENT
Pendapat ini didukung oleh beberapa alasan. Pertama, dari segi lingkungan, deforestasi dapat mengurangi kemampuan bumi menyerap karbon sehingga menyebabkan gas karbon dioksida terjebak di atmosfer laporan Global Forest Watch menunjukkan bahwa hilangnya hutan tropis pada 2022 menyumbang 4,1 gigaton emisi CO2. Kedua, dari segi ekonomi, menurut kementerian keuangan pada tahun 2022, ketrrgantungan pada energi fosil menyebabkan beban anggaran negara melambung tinggi, seperti subsidi energi fosil mencapai Rp 551 triliun. Ketiga, dari segi sosial, dampak dari perubahan iklim paling dirasakan oleh para petani, para petani terancam gagal panen akibat krisis iklim. Oleh karena itu, menghentikan deforestasi dan transisi ke energi terbarukan adalah solusi dari masalah global warming.
https://www.istockphoto.com/id/foto/kebakaran-hutan-membakar-pohon-di-malam-hari-gm1205442268-347246818?utm_campaign=srp_photos_limitedresults&utm_content=https%3A%2F%2Fwww.pexels.com%2Fsearch%2Fkebakaran%2520hutan%2F&utm_medium=affiliate&utm_source=pexels&utm_term=kebakaran+hutan
Berdasarkan penilaian CAT dan data tersebut, pemerintah harus bertindak serius terhadap penghentian deforestasi dan transisi ke energi terbarukan guna keberlangsungan hidup anak cucu kita, lingkungan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Langkah-langkah tersebut merupakan kebutuhan mendesak dan tidak dapat ditunda, pemerintah harus segera bertindak untuk menghadapi tantangan global warming di masa depan.
ADVERTISEMENT