Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pendidikan Sebagai Sarana Penguatan Moderasi Beragama di Kalangan Generasi Muda
13 Desember 2024 16:55 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhamad Sholeh Abdul Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan zaman yang berdampingan dengan teknologi, menjaga keharmonisasian sosial dan menghindari perselisihan antar sesama menjadi tantangan tersendiri pada saat ini. Salah satu aspek penting sebagai cara untuk mencapainya adalah moderasi beragama, yang menuntut adanya sikap toleransi, pengertian, dan keseimbangan dalam memandang setiap perbedaan. Generasi muda sebagai penerus bangsa, dan agama, memegang kunci dalam mewujudkan moderasi beragama ini. Karena demikian, pendidikan menjadi sarana yang sangat efektif dalam menguatkan sikap moderasi beragama di kalangan mereka.
ADVERTISEMENT
Moderasi beragama dapat dipahami sebagai prilaku yang menolak ekstrimisme dalam beragama. Sikap tersebut mencakup kemampuan untuk menghargai perbedaan satu sama lain, baik dalam keyakinan beragama, tradisi agama maupun kegiatan keagamaan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kebersamaan. Di Indonesia, merupakan negara dengan memiliki keberagaman agama, moderasi beragama sangat diperlukan untuk menjaga perdamaian dan persatuan. Namun, tantangan yang dihadapi adalah munculnya sifat radikal yang bisa berkembang dari sikap intoleransi terhadap segala perbedaan.
Sebagai contoh kecil, kelompok-kelompok yang sering memanfaatkan tidaktahuan dan ketidakmampuan dalam menghadapi perbedaan untuk menyebarkan ideologi yang menyeleneh melalui media sosial maupun dari ajaran sesat. Generasi muda, yang sedang dalam tahapan mencari jati diri dan ingin tahu terhadap dunia, sering menjadi sasaran empuk bagi kelompok-kelompok tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan pola pikir generasi muda agar mampu menumpaskan berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan memiliki fungsi yang sangat vital dalam membentuk sikap dan pola pikir generasi muda, terutama dalam memahami nilai-nilai moderasi beragama. Sebagai lembaga pengetahuan tidak hanya tentang ilmu pelajaran, tetapi juga untuk membenahi nilai moral dan etika dari peserta didik, sekolah ataupun perguruan tinggi menjadi tempat yang efektif untuk menanamkan pemahaman yang benar tentang moderasi beragama.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pendidikan adalah memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang keberagaman. Di indinesia terdapat berbagai agama yang dianut oleh masyarakat, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Setiap agama memiliki adat, kepercayaan, kegiatan, praktik ibadah, dan ajaran yang berbeda. Pemahaman tentang keberagaman ini sangat penting guna menghindari perselisihan atau kesalahpahaman dan juga perlakuan yang bisa menumbuhkan sikap intoleran.
ADVERTISEMENT
Pendidikan tentang moderasi beragama dapat memperkenalkan siswa pada ajaran agama yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan perdamaian. Sebagai contoh, dalam ajaran agama islam terdapat konsep “wasathiyyah” atau moderasi yang mengajarkan umatnya untuk tidak menimbulkan perpecahan ataupun perselisihan dengan sesama. Begitu pula dengan ajaran-ajaran dari agama lain yang menekankan akan pentingnya menghormati antar sesama manusia tanpa memandang perbedaan agama atau bisa kita sebut dengan toleransi.
Selain itu, pendidikan juga harus menekankan pentingnya menghormati antar umat beragama. Dengan memahami bahwa perbedaan agama bukanlah hal yang harus dipertentangkan, tetapi dapat dijadikan sebagai sarana untuk saling belajar dan memperkaya wawasan antara umat beragama, generasi muda akan memiliki sikap yang lebih terbuka dan toleran. Program-program percakapan antar umat beragama, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dapat memperkuat hubungan dan dapat pengetahuan antar siswa dari latar belakang agama yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter setiap siswa. Implementasi pendidikan yang mengedepankan moderasi beragama harus dimulai dari kurikulum yangmengajarkan nilai nilai kebangsaan toleransi, dan rasa saling menghargai. Di samping pelajaran agama, pendidikan kewarganegaraan juga perlu ditekankan agar siswa memahami pentingnya hidup berdampingan dengan masyarakat yang multikultural.
Selain itu, penguatan moderasi beragama di kalangan generasi muda juga harus dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan karakter, seperti seminar tentang toleransi, kunjungan antar rumah ibadah, atau proyek sosial yang melibatkan berbagai kelompok agama. Kegiatan seperti ini dapat menjadi sarana yang cukup efektif untuk menumbuhkan sikap saling menghormati dan toleransi antar siswa dan membentuk pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya menjaga kedamaian melalui toleransi.
ADVERTISEMENT
Penting juga untuk melibatkan orang tua dalam mendukung pendidikan moderasi beragama. Orang tua memiliki peran yang penting dalam membentuk pola pikir anak-anaknya. Program-program pendidikan yang melibatkan keluarga perlu diadakan agar nilai-nilai moderasi beragama tidak hanya diajarkan di sekolah, tetapi juga diterapkan di rumah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam penguatan moderasi beragama, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok yang mencoba mempengaruhi generasi muda dengan ajaran-ajaran yang intoleran melalui media sosial atau melalui pengaruh eksternal lainnya. Untuk itu, pendidikan harus mampu menyediakan literasi media yang baik agar generasi muda tidak terjebak dalam informasi media sosial yang menyesatkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perlu ada upaya untuk memperkuat kolaborasi antara rumah tangga, lembaga pendidikan, pemerintah, organisasi masyarakat, dan tokoh agama dalam menciptakan tujuan untuk mendukung moderasi beragama. Penguatan moderasi beragama tidak dapat dilakukan hanya oleh satu pihak saja, tetapi harus melibatkan seluruh masyarakat.
Dengan demikian, Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda yang moderat, toleran, dan terbuka terhadap perbedaan. Melalui pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan, keberagaman, dan toleransi, moderasi beragama dapat ditanamkan sejak dini. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat, terutama lembaga pendidikan, untuk bekerja sama dalam menggalakkan moderasi beragama demi terciptanya kehidupan yang harmonis dan damai. Dengan demikian, generasi muda tidak hanya menjadi penerus bangsa, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu menjaga persatuan di tengah keberagaman.
ADVERTISEMENT
Quotes
“Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin besar rasa toleransinya.” -Gus Dur