Konten dari Pengguna

Sadio Mane Pergi, Trio Firmansah Bubar, Waktunya Liverpool Berbenah?

Muhamad Yoga Prastyo
Lulusan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman. Bekerja sebagai Content Writer
29 Juni 2022 22:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Yoga Prastyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Liverpool FC. Foto: Jorono/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool FC. Foto: Jorono/Pixabay
ADVERTISEMENT
Ketika tulisan ini ditulis, sebagian dari kami, para Kopites, mungkin sedang merasa gundah. Pasalnya setelah kepergian Philipe Coutinho pada 2018 lalu, kami harus kembali mengikhlaskan kepergian pemain nomor 10 berikutnya, Sadio Mane.
ADVERTISEMENT
Ya, mas-mas asal Senegal ini akan memulai petualangan barunya dan meninggalkan kenangan manis bersama Liverpool yang telah ia lukis sejak tahun 2016 silam. Ia pun menjadi bagian dari sejarah yang berhasil mematahkan rekor 30 tahun tanpa juara liga.
Bagi kami, kehilangan Sadio Mane sama halnya dengan mereplikasi kesedihan beberapa tahun silam. Sebabnya bukan sekali ini saja Liverpool kehilangan pemain yang bukan hanya berjasa di tim, namun juga menjadi favorit di hati para fansnya.
Lebih dulu sebelum itu, sudah ada nama-nama seperti Steven Gerrard, Fernando Torres, Luis Suarez, dan ‘Lord’ Divock Origi yang telah angkat koper dari Anfield dengan kenangan manis yang diberikannya.
Kehilangan Mane bukan hanya kehilangan sosok penting di lini depan. Lebih dari itu, Liverpool juga kehilangan salah satu ikon yang mengawali kembalinya era kejayaan di bawah asuhan Jurgen Klopp.
ADVERTISEMENT

The End of Trio Firmansah Era

Dari 6 tahun masa baktinya di Liverpool, 5 tahun di antaranya dihabiskan Mane dengan membangun trio lini depan yang solid bersama Firmino dan Salah. Dalam rentang waktu itu pula, trio ini berhasil mencatatkan total 374 gol dan 185 asis, menjadikannya sebagai salah satu front three yang menakutkan di Eropa.
Dari catatan itu, Sadio Mane mempunyai kontribusi dalam 168 gol yang dicetak Liverpool. Adapun rinciannya yaitu 120 gol dan 48 asis dari 269 penampilan. Sebagai seorang pemain sayap, tentunya angka ini menjadi catatan yang luar biasa. Terlebih, ia juga pernah menyandang gelar top scorer bersama Salah dan Aubameyang pada musim 2018/2019.
Dari kacamata kami sebagai pendukung, kepergian Mane tentunya menjadi hal yang sangat disayangkan. Kenangan merajai Inggris dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir tentunya tidak lepas dari kontribusi mas-mas humble ini.
ADVERTISEMENT
Namun siapa lah kami. Jurgen Klopp dan manajemen tim sudah tentu lebih paham apa yang dibutuhkan klub saat ini. Dengan usia yang sudah memasuki kepala tiga, trio ini tentunya tidak akan bisa mempertahankan performa apiknya dalam waktu yang lebih lama lagi. Sudah saatnya Trio Firmansah ‘dipaksa’ bubar.

Regenerasi Lini Depan

Pendukung Liverpool saat menyaksikan pertandingan di Anfield. Foto: Pexels
Kendati pun kehilangan Sadio Mane, Liverpool sebenarnya telah berhasil mendatangkan penyerang baru asal Uruguay, Darwin Nunez. Namun jika mengikuti saga transfer Nunez, agaknya ekspektasi yang dibebankan kepada eks Benfica ini juga cukup tinggi. Bukan hanya dari media, juga ekspektasi dari fans rival.
Wajar saja, pemain berumur 22 tahun yang baru dua musim di Benfica ini dibanderol dengan harga yang cukup tinggi yaitu 80 Juta Euro. Dengan torehan 26 gol di Liga Portugal, kehadiran Nunez disebut-sebut dapat menggantikan peran Sadio Mane dalam skema tiga penyerang Liverpool. Walaupun kita tahu, posisi dan role yang dimainkan Nunez dan Mane jelas berbeda.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, kedatangan Nunez dapat memberikan variasi pada serangan Liverpool di musim mendatang. Sebagaimana kita tahu, Liverpool dengan Trio Firmansah beberapa tahun belakangan ini kerap mengandalkan tusukan dari sayap sebagai serangan utamanya. Sayangnya, strategi ini menjadi monoton dan mulai bisa ditebak tim lawan.
Kedatangan Diogo Jota sebenarnya menjadi salah satu opsi yang bisa dipilih jika serangan dari sayap deadlock. Selain karena usianya yang masih muda, Liverpool pun bisa mengandalkan keahliannya dalam mencari ruang. Jota dapat bergerak ke dalam kotak penalti untuk menerima umpan cut back dari para sayap Liverpool atau masuk lewat half space. Belakangan, ia pun dapat menggantikan peran Firmino sebagai False 9.
Guna memaksimalkan serangan dari sayap, Klopp juga kembali mendatangkan sayap lincah asal Kolombia, Luis Diaz. Kedatangan Diaz agaknya ingin memberikan back up yang sepadan dari Sadio Mane mengingat tipe permainannya yang mirip. Penampilannya di lapangan pun memberikan bukti bahwa pembeliannya tidak sia-sia.
ADVERTISEMENT
Terbaru, Liverpool mulai melakukan regenerasi lini depannya dengan mendatangkan Nunez. Kedatangannya tidak hanya menjadi kepingan terakhir yang dapat melengkapi serangan Liverpool dengan kemampuan target man yang dimilikinya. Lebih dari itu, Nunez pun memiliki kecepatan - atribut pemain yag disukai Jurgen Klopp di lini depan.
Terlebih, Robertson dan Alexander-Arnold juga dapat memanjakan Nunez yang mempunyai postur tinggi dan kokoh lewat bola-bola atas. Hal yang jarang digunakan Liverpool sebagai opsi serangan beberapa tahun belakangan ini.
Dengan perginya Sadio Mane dan datangnya Darwin Nunez, lini depan Liverpool saat ini menyisakan 5 pemain yang dapat saling bahu membahu membangun serangan. Adapun pemain tersebut di antaranya Salah, Firmino, Jota, Diaz, dan Nunez.
Nama Harvery Elliot pun bisa menjadi salah satu opsi yang tersedia di lini depan Liverpool jika Klopp memberikan plot sebagai penyerang untuknya, alih-alih menjadikannya sebagai gelandang kanan.
ADVERTISEMENT
Walaupun lini depan tampak mulai berbenah, tampaknya hal ini belum cukup. Masih banyak PR untuk Liverpool dalam mencari back up lini tengah dan lini belakang.
Sejauh pandang saya, Liverpool masih membutuhkan gelandang kreatif yang mampu menjadi opsi serangan dari second line, baik itu lewat umpan yang diberikan ataupun tendangan dari luar kotak penalti.
Dari sisi pertahanan, Liverpool juga masih memiliki lubang yang menganga jika Fabinho dan Van Dijk tidak dimainkan. Oleh karena itu, back up seorang gelandang petarung dan satu pemain dengan role Ball Playing Defender sekaligus leader lini belakang nampaknya menjadi opsi yang harus dipertimbangkan.
Sebagai pendukung, tentunya kami berharap strategi transfer yang dilakukan Liverpool tidak berhenti sampai di sini saja. Terlebih dengan masa bakti Klopp yang masih panjang, Liverpool masih mempunyai waktu untuk terus menambah kekuatan. Dengan momentum saat ini, sudah waktunya kah Liverpool berbenah?
ADVERTISEMENT