Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Investasi Sekaligus Membangun Negara, Namun Tetap Patuh Syariah
30 November 2021 15:32 WIB
Tulisan dari Muhammad Syafa'at Yaasin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 di Indonesia mulai menyebar pada tanggal 2 Maret 2020, saat itu dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Penyebaran yang begitu cepat menyebabkan ketidakstabilan dalam kehidupan masyarakat, termasuk juga perekonomian Indonesia. Banyak masyarakat yang kehilangan pendapatannya akibat pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk mengurangi interaksi sosial.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang kehilangan pendapatannya mulai mengalokasikan uang yang mereka miliki pada instrumen-instrumen investasi untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah investor di Indonesia menjadi sekitar 6,1 juta investor secara keseluruhan di pasar modal Indonesia (termasuk reksa dana dan obligasi). Mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, bukankah seharusnya mayoritas investor adalah investor syariah? Faktanya, rasio investor syariah dibandingkan total investor di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data yang ada menyebutkan rasio antara investor syariah dari total investor adalah 4,1 persen.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Padahal sebagai seorang muslim kita harus menginvestasikan uang kita ke dalam instrumen investasi yang sesuai syariat Islam. Hal tersebut dilakukan karena orientasi hidup seorang muslim adalah falah, yaitu berorientasi pada kebahagiaan di dunia dengan tetap bertujuan mencari berkah untuk kehidupan akhirat.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, selain pasar modal konvensional terdapat juga pasar modal syariah. Pasar modal syariah juga memiliki produk-produk yang tidak kalah menarik seperti saham syariah, sukuk, dan reksa dana syariah. Produk-produk pasar modal syariah juga memiliki kontribusi terhadap pembangunan negara. Jika masyarakat berinvestasi pada saham syariah maka akan mendorong perusahaan memperluas usahanya atau bahkan dapat menciptakan perusahaan baru dengan pembiayaan dari investasi.
Langkah ini nantinya akan berpengaruh pada tingkat pengangguran, karena jika lapangan usaha semakin luas yang ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru atau berkembangnya kegiatan usaha perusahaan, maka akan dapat menyerap pengangguran-pengangguran sehingga masyarakat menjadi lebih sejahtera. Investasi syariah juga dapat meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Hal ini dapat dilihat dari besarnya transaksi saham setiap harinya yang mayoritas terdiri dari saham syariah, dimana dalam transaksi tersebut terdapat unsur pajak yang dikenakan negara.
ADVERTISEMENT
Selain itu, masyarakat juga bisa membantu pembangunan Indonesia dengan cara berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel (Sukuk Ritel), dengan dana ini Indonesia bisa membangun infrastruktur publik. Investasi juga turut andil dalam perhitungan pendapatan nasional, sehingga dapat dikatakan jika investasi negara Indonesia tinggi maka akan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nasional Indonesia.
Investasi merupakan hal yang penting bagi tiap individu, namun membangun negara merupakan kewajiban kita bersama. Jika kita berinvestasi maka akan memberikan manfaat bagi diri kita dan bagi pembangunan negara. Mencari keuntungan dalam berinvestasi memang sebuah hal yang penting, namun sebagai muslim kita tidak boleh lupa bahwa berinvestasi juga harus memperhatikan kepatuhan syariah. Ekonomi akan selalu bertumbuh dan menciptakan banyak peluang, hanya orang yang berinvestasilah yang akan merasakan keuntungannya. Yuk mulai investasi dan jadi investor syariah.
ADVERTISEMENT