Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mempersiapkan Tujuan Keuangan di Masa Produktif
22 September 2023 11:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari M Abdul Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mempunyai kehidupan yang nyaman serta keuangan yang mapan adalah impian dari banyak orang. Namun, yang perlu disadari adalah kebanyakan dari orang-orang tersebut, tidak tahu bagaimana cara memulai, merencanakan, sampai dengan menikmati hasilnya.
ADVERTISEMENT
Hal itu terjadi dikarenakan kemampuan dan keterbatasan akan pengetahuan serta literasi keuangan yang masih sangat kurang. Hal ini, memang menjadi hal yang perlu dimaklumi, mengingat ilmu perencanaan keuangan memang membutuhkan waktu serta pendidikan yang cukup untuk dapat mengimplementasikannya.
Namun saya rasa, tidak semua ilmu atas perencanaan keuangan ini dapat dipelajari secara formal baik di bangku perkuliahan atau short course. Sederhananya, ilmu perencanaan keuangan merupakan ilmu yang menurut saya sangat subjektif, fleksibel, dan dinamis.
Tidak semua kasus bisa dianggap dan dipukul rata, semua tergantung atas variabel-variabel di dalamnya. Terutama masalah pendapatan.
Kita tidak bisa membandingkan secara apple to apple antara seseorang yang memiliki penghasilan misalnya Rp 5 juta sebulan dengan Rp 50 juta sebulan. Selain karena pemanfaatannya, seseorang yang memiliki gaji lebih besar memiliki banyak dana yang bisa di-saving atau diinvestasikan.
ADVERTISEMENT
Pada pembahasan kali ini, saya ingin mengajak teman-teman pembaca yang budiman untuk memaksimalkan, melakukan analisa dan evaluasi tentang apa yang menjadi tujuan keuangan selama teman-teman pembaca masih berada di usia produktif untuk berpenghasilan.
Merancang Tujuan Perencanaan Keuangan
Patut dipahami dan dimengerti, bahwa tujuan keuangan seseorang berbeda-beda. Ada seseorang yang merasa apabila sudah memiliki rumah maka tujuan keuangannya sudah tercapai.
Ada juga seseorang yang sudah memiliki usaha sendiri maka tujuan keuangannya sudah tercapai. Bahkan, ada juga seseorang yang bisa berlibur keliling dunia maka tujuan keuangannya sudah tercapai. Berdasarkan hal tersebut, dapat kita pahami bahwa setiap perencanaan keuangan seseorang memiliki beragam perbedaan.
Namun, yang paling penting dan utama adalah seseorang wajib memiliki tujuan keuangan di masa yang akan datang, apapun itu goals atau tujuannya.
ADVERTISEMENT
Tujuan keuangan harus direncanakan sejak dini, lebih baik bahkan seseorang tersebut belum memiliki penghasilan. Artinya apa? Artinya bahwa, seseorang tersebut telah memiliki mimpi atas hasil dari seluruh kerja keras yang akan dihadapinya nanti.
Seseorang di masa yang akan datang pasti akan menghadapi perubahan situasi. Dimulai dari single, menikah, memiliki anak, membiayai kebutuhan rumah tangga, dan biaya-biaya yang nantinya dibutuhkan di masa yang akan datang.
Dari hal tersebut, dapat kita amati bahwa kita tidak bisa mempersiapkan perencanaan keuangan secara tiba-tiba. Terlebih lagi, kita tidak akan tahu kondisi apa yang akan terjadi nanti di masa yang akan datang, sehingga urgensi atas perencanaan keuangan lebih dini tentu akan lebih baik.
Di samping itu, dengan mempersiapkan tujuan keuangan sedari awal, maka akan semakin baik dan optimal hasil yang akan dicapai.
ADVERTISEMENT
Evaluasi Perencanaan Keuangan
Langkah selanjutnya setelah merancang dan menetapkan tujuan keuangan, seseorang wajib melakukan evaluasi atas proses menuju goals-nya. Maknanya apa? Maknanya adalah seseorang tidak bisa serta merta merancang tujuan perencanaan keuangan semau dirinya sendiri.
Awal dari ketidakkonsistenan terjadi apabila, tujuan perencanaan keuangan tidak dievaluasi. Sejauh mana diri seseorang tersebut melangkah, apa saja yang sudah dicapai, apa target jangka pendek terpenuhi? Poin tersebut harus diperhatikan secara matang.
Evaluasi juga memiliki makna, bahwa setiap pencapaian hidup, pencapaian atas merencanakan keuangan bisa diukur. Dalam mencapai goals tentu seseorang harus memiliki target yang harus dicapai. Evaluasi, berperan penting terhadap, sudah sejauh mana seseorang tersebut berhasil dalam menetapkan target jangka pendek yang harus dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ada seseorang, yang bermimpi untuk bisa beribadah ke tanah suci atau umrah. Dana yang dibutuhkan adalah 30 Juta misalnya, dengan target yang harus dipenuhi adalah selama 14 bulan.
Dari penghasilan yang dihasilkan di setiap bulannya, seseorang tersebut harus menyisihkan sebesar 30 persen sampai dengan 40 persen dari total penghasilan yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya rutin atau fix cost yang dikeluarkan setiap bulannya.
Namun karena, karakter seseorang tersebut sulit untuk terbit dan semaunya sendiri, target savings 30 persen sampai dengan 40 persen tidak pernah dijalani, sehingga target untuk mengumpulkan biaya pada periode 14 bulan tidak bisa terpenuhi.
Dengan kondisi tersebut di atas, peran evaluasi yang tidak dilibatkan, justru akan merugikan diri sendiri sehingga tujuan perencanaan keuangan tidak akan tercapai tepat pada waktunya.
ADVERTISEMENT
Inilah yang harus diperhatikan apabila seseorang memiliki tujuan keuangan di masa yang akan datang. Proses evaluasi adalah proses penting untuk mengukur langkah dan sejauh mana target tersebut terpenuhi.
Menikmati Hasil
Setelah seseorang melewati masa menetapkan, merancang, dan mengevaluasi atas seluruh tahapan-tahapan dan proses dari tujuan perencanaan keuangan, tentu menikmati hasilnya pun akan terpenuhi.
Namun kembali lagi, seluruh proses tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan target, tidak bisa dilakukan semaunya sendiri. Proses evations and rejects atas pengeluaran-pengeluaran yang dianggap tidak perlu, memiliki peran sentral terhadap tercapai tujuan keuangan. Kedisiplinan dalam proses savings tidak kalah pentingnya dalam rangka mewujudkan rencana dan tujuan keuangan secara terstruktur.
Menikmati adalah proses akhir dari segala rencana yang kita buat, berhasil atau tidaknya semua kembali lagi pada individu masing-masing. Yang terpenting adalah, selagi kita masih dalam masa produktif bekerja dan berpenghasilan, merencanakan tujuan hidup dan tujuan keuangan sudah menjadi barang wajib yang harus dipenuhi dan dilaksanakan.
ADVERTISEMENT