Konten dari Pengguna

Kebakaran Hutan yang Timbul di Indonesia Saat Ini, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Muhammad Alfin Sahlan
Mahasiswa UIN Jakarta Syarif Hidayatullah
17 Desember 2022 14:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Alfin Sahlan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara yang mempunyai iklim tropis dengan memiliki dua musim, berupa musim hujan dan musim kemarau. Wilayah Indonesia mempunyai sinar matahari yang sangat tinggi, namun sebagian wilayah Indonesia adalah wilayah perairan atau lautan sampai kini Indonesia memiliki intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Lalu, Indonesia juga menyediakan daerah hutan yang banyak mulai dari Sabang sampai Merauke. Tapi saat ini, Indonesia sering menghadapi kebakaran hutan karena faktor alam sampai faktor buatan dari manusia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data angka luas kebakaran hutan, angka luas kebakaran hutan dan lahan di tahun 2022 mengalami penurunan. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi hingga 14 April 2022 seluas 33.352 Ha, sebelumnya pada tahun 2020 seluas 296.942 Ha serta tahun 2021 seluas 358.867 Ha. Penurunan ini terjadi sebab cuaca yang basah di dua tahun ini sehingga membantu terkait dengan tidak menimbulkan kebakaran hutan yang lebih banyak. Namun Bapak Hanan A. Rozak, seorang anggota Komisi IV DPR Republik Indonesia mengimbau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk jangan lengah terhadap kemujuran ini. Karena jika tidak diperhatikan lagi, takutnya angka luas kebakaran hutan mulai meningkat lagi.
Hutan yang berada di Orchid Forest Cikole, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, Sabtu (20/06/2020). Foto: Koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Hutan yang berada di Orchid Forest Cikole, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, Sabtu (20/06/2020). Foto: Koleksi pribadi
Faktor alam yang menyebabkan kebakaran hutan memang tidak ada yang bisa disalahkan. Namun, untuk faktor buatan manusia harus ditindaklanjuti. Sudah pasti sebuah kegelisahan terjadi di mana banyak manusia zaman sekarang yang kehilangan kesadarannya sampai melakukan perbuatan yang bisa merugikan lingkungan hidup. Sementara itu, hutan merupakan jenis habitat yang di dalamnya banyak spesies flora dan fauna yang bergantung. Berdasarkan uraian di atas, kebakaran hutan itu mayoritas terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Untuk ulah manusia, ada bermacam-macam alasan yang dimiliki oleh sang pelaku saat membakar hutan, mayoritas adalah untuk pengerjaan gedung pencakar langit yang baru. Selain itu, tidak sedikit manusia yang membakar hutan atas kepentingan diri mereka sendiri. Namun, mereka sama sekali tidak mempertimbangkan bagaimana nasib dari flora dan fauna yang terdapat di hutan tersebut. Oleh karena itu, tindakan manusia yang memicu kebakaran hutan harus diadili.
Belakangan ini ada banyak perkara ditemukannya hewan liar seperti ular, singa, babi hutan, dan lain-lain yang masuk ke kawasan penduduk. Mereka masuk ke kawasan penduduk karena mereka sudah tidak memiliki rumah untuk tinggal. Lalu, ada beberapa flora dan fauna yang ikut terbakar api karena ulah manusia. Dengan demikian, flora dan fauna yang ada di hutan sudah pasti akan mengungsi ke tempat lain.
ADVERTISEMENT
Hampir semua manusia menyukai hutan, namun tidak semua manusia mau melestarikannya. Bahkan ada manusia yang merasa telah membakar hutan justru tidak mau bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan. Padahal bagi manusia, hutan adalah pemasok oksigen paling besar di muka bumi, walaupun begitu tidak banyak manusia yang mau mmeperhatikan hutan. Sudah pasti oksigen yang dihasilkan oleh hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup untuk bernapas dan tidak bisa dipungkiri kalau hutan mendapat julukan sebagai paru-paru dunia. Itulah sebabnya, manusia yang mau melestarikan hutan artinya beliau termasuk seorang penyelamat dan sudah seharusnya manusia saat ini mulai bekerja sama dalam melestarikan hutan dan berusaha untuk tidak menimbulkan kebakaran hutan lagi. Karena hutan itu selain untuk pemasok oksigen, hutan juga dapat mengurangi pemanasan suhu bumi, mencegah kekeringan, dan mencegah banjir.
ADVERTISEMENT