Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Patut Dihindari! Faktor Pendorong Perilaku Seks Bebas pada Dewasa Muda
22 November 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhammad Faiz Naufal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini perilaku seks bebas sudah menjadi hal yang umum, terutama pada usia dewasa muda yang memiliki rentang usia 18 – 40 tahun. Terbukti dari data yang disampaikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Kementerian kesehatan (dalam Fitriana & Taufik, 2023) berdasarkan survey yang dilakukan pada Oktober 2013, didapatkan hasil bahwa sebanyak 63% remaja telah melakukan perilaku seks pranikah dengan kekasih ataupun orang sewaan. Untuk menghindari terjadinya perilaku seks bebas dapat diperhatikan beberapa faktor yang mendorong perilaku tersebut.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan Biologis
Salah satu faktor pendorong perilaku seks bebas pada dewasa muda adalah kebutuhan biologis, mengingat usianya sudah memasuki usia matang untuk segera menikah. Terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitriana dan Taufik (2023) bahwa partisipan S5 mengalami adanya dorongan dalam diri saat sedang berdua dengan kekasihnya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan biologis seseorang dapat berperan sebagai pendorong perilaku seks bebas pada dewasa muda.
Kurangnya Pemahaman Agama
Kurangnya pemahaman mengenai agama juga dapat berperan sebagai faktor pendorong perilaku seks bebas. Hal ini membuat seseorang tidak memiliki pegangan dalam menanggapi hasrat yang muncul dalam dirinya. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fitriana & Taufik, 2023) bahwa partisipan S5 mengatakan dirinya tidak terlalu taat pada agama sehingga ia terdorong untuk melakukan perilaku seks bebas.
ADVERTISEMENT
Kurangnya Perhatian dan Kasih Sayang Orang Tua
Pendidikan seks yang kurang memadai menjadi salah satu faktor pendorong aksi perilaku seks bebas. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak terutama mengenai edukasi seks dan bagaimana cara menjalin hubungan asmara yang baik memberikan dampak yang buruk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana dan Taufik (2023), tiga dari enam partisipan menganggap bahwa isu seksual merupakan suatu hal yang tabu untuk dibicarakan dengan orang tua.
Selain itu, kurangnya kasih sayang yang diberikan oleh orang tua menyebabkan anak berusaha mencari pemenuhan kasih sayang tersebut, salah satunya adalah dengan cara mendapatkan kasih sayang dari kekasih. Terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitriana dan Taufik (2023) bahwa partisipan S6 mengakui semua kegiatan dia lakukan bersama dengan kekasihnya, hal itu disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orang tua kepada dirinya, seperti tidak memantau bagaimana lingkungan pertemanan dan bagaimana dirinya menjalin hubungan asmara. Hal tersebut menjadi bukti bahwa kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya perilaku seks bebas.
ADVERTISEMENT
Rasa Penasaran yang Bergejolak
Setiap orang tentu memiliki rasa penasaran dalam hal apapun, salah satunya mengenai seks. Rasa penasaran yang dimiliki oleh anak muda masa kini mengenai bagaimana rasa berhubungan seksual membentuk dorongan untuk melakukan perilaku seks bebas. Akibat dari rasa penasaran tersebut maka muncul tindakan-tindakan yang kurang baik, seperti melakukan pegangan tangan, berpelukan, berciuman, hingga masturbasi. Dari tindakan-tindakan tersebut berujung terjadinya perilaku seks bebas. Seperti yang dikatakan partisipan S6 dalam penelitian Fitriana dan Taufik (2023) bahwa pada awalnya ia tidak langsung melakukan hubungan seks, tetapi diawali dengan berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman. Setelah itu pasangannya meminta berhubungan seksual. Selain itu, dikatakan juga bahwa seluruh partisipan memiliki keinginan untuk melakukan segala hal yang diinginkan oleh pasangan mereka. Menurut Baron & Branscombe (dalam Fitriana & Taufik, 2023) hal itu disebut sebagai kebutuhan afiliasi, yakni kebutuhan dasar dalam mencari dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sekitar
Faktor lain yang mendorong perilaku seks bebas adalah pengaruh lingkungan keluarga dan sekitar. Lingkungan keluarga dan sekitar yang melakukan perilaku seks bebas membentuk pemahaman baru mengenai perilaku seks bebas, juga pengaruh tontonan dewasa menyebabkan seseorang melakukan perilaku yang sama (Fitriana & Taufik, 2023). Partisipan S3 dalam penelitia Fitriana dan Taufik (2023) mengatakan bahwa keluarganya merupakan korban perilaku seks bebas. Lalu, Partisipan S6 mengaku bahwa ia dipengaruhi tontonan dewasa oleh teman-temannya, hal itu membuatnya menjadi penasaran dan ingin melakukan sesuatu seperti yang ia lihat.
Kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa melihat konten dewasa baik dari film maupun cerita dewasa akan memunculkan hasrat untuk mencoba melakukan perilaku yang sama. Pengaruh konten dewasa memberikan pengaruh besar kepada seseorang untuk mendapatkan suatu informasi mengenai perilaku seksual sehingga membuat seseorang mencoba untuk meniru perilaku yang dilihatnya (Yudia, dkk. dalam Fitriana & Taufik, 2023). Tentunya lingkungan keluarga dan sekitar memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku seks bebas.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku seks bebas pada usia dewasa muda merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kebutuhan biologis, kurangnya pemahaman agama, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, rasa penasaran yang bergejolak, serta pengaruh lingkungan keluarga dan sekitar. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan dapat memperbesar risiko seseorang terlibat dalam perilaku seks bebas. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang komprehensif untuk mengatasi fenomena ini, dengan memberikan edukasi seksual yang memadai, meningkatkan pemahaman agama, memperkuat hubungan keluarga, serta menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan perilaku seks bebas dapat diminimalisir, sehingga generasi muda dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi norma kehidupan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Fitriana, A. P., & Taufik, T. (2023). Pemaknaan Perilaku Seks Bebas oleh Dewasa Muda yang Belum Menikah. Jurnal Psikologi, 19(1), 75. https://doi.org/10.24014/jp.v19i1.20531
Muhammad Faiz Naufal, mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.