Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Bagus Kahfi: Talenta Indonesia Berikutnya yang Siap Taklukkan Eropa
8 Maret 2021 12:01 WIB
Tulisan dari Muhammad Farhan Atmawinanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jumat, 5 Februari 2021 tampak seperti hari-hari biasa di sebuah kota kecil di Belanda, Utrecht. Namun, hari itu terasa sangat spesial bagi seorang pemuda. Ya, hari itu menjadi hari yang patut dikenang bagi Bagus Kahfi. Dengan menandatangani kontrak berdurasi satu setengah tahun (opsi perpanjangan dua tahun), pesepakbola bernama lengkap Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri itu resmi menjadi pemain klub Belanda, FC Utrecht.
ADVERTISEMENT
FC Utrecht pun langsung memperkenalkan Bagus melalui segala lini akun media sosial resmi mereka dan langsung disambut puluhan ribu likes dan views dari netizen-netizen Indonesia. Bagus langsung menjadi trending topic di Twitter dan FC Utrecht belum apa-apa sudah mendapatkan keuntungan dari perekrutan Bagus karena mendapatkan tambahan pengikut baru yang begitu banyak dari Indonesia.
Kabar kepindahan Bagus ke Eropa kemudian juga menjadi santapan media. Media-media ternama seperti Kompas , CNN Indonesia , dan Antara memberitakan perekrutan Bagus dengan meng-highlight kemampuannya selama membela timnas kelompok umur dan akan menyusul talenta-talenta muda Indonesia lainnya yang terlebih dahulu memulai karier di Eropa seperti Egy Maulana Vikri (Lechia Gdanks/Polandia), Witan Sulaeman (FK Radnik Surdulica/Serbia), Brylian Aldama (HNK Rijeka/Kroasia).
ADVERTISEMENT
Bergabung dengan FC Utrecht menjadi sebuah lompatan besar bagi Bagus. Memulai semuanya bersama saudara kembarnya, Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi, dari berbagai sekolah sepak bola (SSB) di kampungnya, Magelang, Bagus kini mampu memulai mimpi yang dimilikinya sejak kecil untuk bermain di tanah Eropa. Memenangi berbagai turnamen SSB antarkota, merantau ke penjuru daerah di tanah air dan luar negeri demi menimba ilmu sepakbola, hingga bersinar di tim nasional kategori usia muda merupakan rangkaian panjang cerita yang mampu mengantarkan Bagus kini sampai di Belanda.
Melalangbuana ke penjuru kota dan luar negeri untuk belajar sepakbola
Melalui wawancaranya dengan Marc Klok di channel Youtube pemain naturalisasi timnas Indonesia tersebut, Bagus menceritakan kisah dulu awal-awal ia menimba ilmu sepakbola. “Awal pertama kali dulu ketika diajak teman saya untuk mencoba SSB di kampung, Magelang. Lalu, kami aktif mengikuti berbagai turnamen hingga ke luar kota. Dari turnamen-turnamen itulah saya kemudian berhasil mendapatkan informasi mengenai SSB-SSB lain yang lebih bagus di luar kota” ujar remaja 19 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagus pada akhirnya memutuskan pergi merantau di usia muda untuk mencari ilmu sepakbola di berbagai SSB dan mengikuti turnamen-turnamen lainnya. Beberapa SSB di luar kota tercatat pernah diikutinya, seperti Gelora Putra Deltras (Sidoarjo), SSB Blue Eagle (Jakarta), SSB Undip (Semarang), dan SB Putra (Kalimantan Tengah).
Setelah melalangbuana ke berbagai daerah di dalam negeri, Bagus bersama Bagas kemudian mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu sepakbola ke luar negeri. Program Frenz di Malaysia merupakan destinasi luar negeri pertamanya. Bagus yang pada saat itu baru berumur 13 tahun turut tampil membela Frenz United U-15 di berbagai turnamen internasional.
Pelatih Bagus di Frenz saat itu, Mohamad Shaipul, seperti yang dilansir Vocket mengisahkan nostalgia semasa dirinya melatih Bagus dahulu. “Saya pertama kali tertarik dengan duo kembar ini sejak turnamen melawan Blue Eagles di Jakarta, saya lihat Bagas dan Bagus ini memiliki kecepatan. Dari segi kemahiran individu pula memang ada kualitas. Dua orang ini juga ada semangat juang yang tinggi,” ujar Mohamad Shaipul.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Bagus kemudian berlanjut ketika dirinya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan dari salah satu klub terbaik Inggris, Chelsea. Saat itu Akademi Chelsea cabang Asia yang terletak di Singapura sedang mencari bibit-bibit unggul dari Asia Tenggara.
Bagus seperti yang dilansir dalam Goal menceritakan kisah bagaimana ia bisa bergabung dengan Akademi Chelsea. “Sehabis dari Frenz, saya pulang ke Magelang dan tak lama setelah itu, Chelsea Singapura mengajak saya bergabung. Sebuah pengalaman berharga bagi saya ketika itu. Saya sangat antusias walaupun harus bolak balik Yogyakarta-Singapura seminggu sekali” tutup Bagus.
Pengalaman Bermain di Piala Soeratin
Setelah kenyang menimba ilmu sepakbola di berbagai SSB dan akademi, Bagus kemudian mendapatkan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kompetisi sepakbola usia muda paling bergengsi di negeri ini, yaitu Piala Soeratin. Pada Piala Soeratin U-15 tahun 2017, Bagus Kahfi tampil membela klub PSSA Asahan dan mampu membawa tim tersebut finish sebagai runner-up turnamen. Ia pun mampu melengkapi prestasi tim dengan torehan individu berupa gelar top skor yang diraihnya (11 gol).
ADVERTISEMENT
Mendapatkan Panggilan Pertama Membela Timnas di Kategori Usia U-16
Berkat prestasi menterengnya selama bermain di Piala Soeratin, Bagus pun mampu menarik perhatian pelatih Tim Nasional U-16 pada saat itu, Fakhri Husaini. Bagus pun mendapatkan panggilan pertamanya untuk membela timnas yang pada saat itu dipersiapkan untuk Kejuaraan AFF U-16 tahun 2017. Sayangnya Bagus dkk tak mampu bicara banyak di turnamen tersebut setelah terhenti di fase grup. Meski demikian, Bagus sempat menyita perhatian pecinta sepakbola Indonesia karena sempat melesakkan hattrick ke gawang Australia.
Dari momen tersebut, Bagus terus dipercaya untuk membela timnas U-16. Penampilannya terus meningkat. Bagus tergabung ke dalam tim yang mengikuti kualifikasi Piala Asia U-16, September 2017. Indonesia pada saat itu tergabung di Grup G bersama tim tuan rumah Thailand dan Bagus mengoleksi tiga gol sepanjang babak itu untuk membawa tim menjuarai grup dan lolos ke babak utama Piala Asia yang digelar satu tahun setelahnya.
ADVERTISEMENT
Satu tahun berikutnya (2018) menjadi tahun terakhir Bagus sebagai penggawa Indonesia U-16. Mereka berlaga di Kejuaraan AFF U-16 dan Piala Asia U-16. Melalui dua ajang tersebut, Bagus kian dikenal dan menjadi idola pencinta sepakbola tanah air.
Bagus ambil bagian saat Indonesia merebut gelar pertama di ajang Kejuaraan AFF U-16 yang pada saat itu digelar di Sidoarjo dan berhasil mengakhiri turnamen dengan titel pemain tersubur, yaitu sebanyak 13 gol. Jumlah itu merupakan torehan terbanyak yang pernah diukir dalam satu putaran final Kejuaraan AFF dalam sepuluh edisi terakhir. Sedangkan pada Piala Asia U-16 yang berlangsung di Malaysia (September-Oktober 2018), Bagus mampu membawa Indonesia melaju hingga babak 8 besar sebelum disingkirkan Australia.
Naik Level ke Timnas U-19
Pada tahun 2019, sebagai hadiah dari performa apiknya semasa membela timnas U-16, Bagus pun dapat kesempatan untuk naik level ke timnas U-19. Dia menjadi salah satu tulang punggung timnas Indonesia yang terjun di Kejuaraan AFF U-19 di Vietnam. Sayangnya, tim yang masih ditangani Fakhri Husaini itu hanya mampu mencapai babak semifinal setelah kalah adu penalti dari Malaysia. Meski demikian, secara individual Bagus kembali bersinar. Enam gol berhasil dibuatnya sepanjang turnamen dan menjadikan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak bersama pemain Australia, Dylan Ruiz-Diaz, dan penyerang Timor Leste, Mouzinho Barreto.
ADVERTISEMENT
Tugas panjang Bagus kemudian berlanjut ke kualifikasi Piala Asia U-19 yang berlangsung pada bulan Oktober di negara sendiri. Indonesia saat itu satu grup dengan Timor Leste, Hong Kong, dan Korea Utara. Hasil yang diperoleh pun cukup baik, Indonesia pada saat itu menjadi juara grup kualifikasi setelah dua kali menang dan sekali imbang. Bagus pun bisa menyumbangkan dua gol, dimana keduanya merupakan gol penalti.
Terkait Pandemi, Bagus Gagal Tampil di Dua Kejuaraan Bergengsi, Piala AFC U-19 2020 dan Piala Dunia U-20 2021.
Rentetan kisah Bagus yang cukup gemilang bersama tim nasional sayangnya tidak menemui akhir yang menggembirakan. Pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 merusak berbagai agenda sepakbola. Dua turnamen bergengsi yang seharusnya Bagus ikuti batal dilaksanakan. Piala Asia U-19 2020 dibatalkan AFC. Lalu, FIFA secara resmi juga mengumumkan keputusan meniadakan Piala Dunia U-20 2021 meski Indonesia masih akan dipercaya menjadi tuan rumah turnamen tersebut pada 2023. Mimpi Bagus tampil di dua agenda penting tersebut pupus karena saat kejuaraan kembali dilanjutkan, usianya sudah melampaui batas.
ADVERTISEMENT
Berguru ke Eropa Bersama Garuda Select
Bagus dipanggil mengikuti program Garuda Select pada dua periode pelaksanaan, yaitu season 1 (Januari-Mei 2019) dan season 2 (Oktober 2019-Maret 2020). Dalam perjalanannya, Bagus yang diplot sebagai penyerang utama menjelma menjadi andalan di tim Garuda Select yang dilatih legenda Chelsea, Dennis Wise. Ia mampu mencetak banyak gol (5 gol di-season 1 dan 16 gol di-season 2).
Selama berlaga untuk Garuda Select di Eropa, Bagus juga sempat menyita perhatian pelatih-pelatih tim lawan ataupun pemandu bakat setempat. Salah satu pihak yang kagum dengan talenta bagus pada saat itu adalah Per Mertesacker, pelatih akademi klub Arsenal.
Mirwan Suwarso, selaku perwakilan Mola TV, seperti yang dilansir dalam Indosport pada saat itu mengungkapkan "Dia (Mertesacker) nyamperin Dennis Wise dan dikenalin ke saya. Dia bilang penyerang kalian (Garuda Select) sangat bagus. Lantas ia bertanya namanya siapa, saya jawab namanya Bagus,"
ADVERTISEMENT
Per Mertesacker pun turut menyampaikan minatnya untuk mengajak Bagus bergabung dengan latihan Arsenal dan menjalani rangkaian tes, namun sayang niat pelatih yang juga merupakan mantan bek klub London Utara tersebut urung terlaksana karena Bagus tidak lolos syarat administrasi kompetisi sepakbola Inggris. Salah satu poin yang memberatkan adalah posisi Indonesia di peringkat FIFA yang berada jauh di bawah (171).
Selain itu, performa apik Bagus selama membela Garuda Select juga menjadi sorotan media asing. Salah satunya adalah Live Sports Asia (Singapura) yang memberi julukan khusus kepada Bagus Kahfi, yakni Ruud Gullitnya Indonesia. Tampaknya, Live Sport Asia memberi julukan itu karena Bagus Kahfi memiliki rambut keriting ensentrik mirip dengan rambut legenda tim nasional Belanda tersebut.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilansir dalam Bolasport , Live Sports Asia secara lebih lanjut juga menyebutkan bahwa Bagus Kahfi siap untuk mecari tantangan di Eropa.
“Pada usia 17, Gullit Indonesia siap bermain di Eropa. Amiruddin Bagus Kahfi tertarik pada banyak tim Eropa, dan dia siap menantang dirinya sendiri setelah meninggalkan Indonesia," tulis Live Sports Asia.
Cedera Parah Pada Saat Berlaga Melawan Reading
Musibah kemudian datang menimpa Bagus di tengah-tengah partisipasinya membela Garuda Select season 2. Saat melawan Reading U18 (3 Maret 2020), Bagus Kahfi dihantam cedera patah pergelangan dan pergeseran ligamen yang memaksa dirinya menepi cukup lama. Selama proses perawatan dan operasi, dia ditangani oleh salah satu tim dokter terbaik di Lewin Clinic, Inggris.
ADVERTISEMENT
Setelah delapan bulan menjalani perawatan di Inggris dan menunjukkan progres yang baik, Bagus pun lanjut menjalani serangkaian program pemulihan cedera di fasilitas kesehatan FC Utrecht. Hal tersebut ia lakukan atas dasar rekomendasi Dennis Wise. Bagus pun menceritakan kabar terbarunya tersebut akun Instagram -nya.
Postingan Instagram tersebut seolah-olah menyiratkan sebuah sinyal tentang apa yang akan terjadi pada babak berikutnya. Utrecht ternyata tertarik untuk merekrut Bagus dengan skema jenjang karier melalui Jong Utrecht.
Datangnya Berkah Setelah Musibah, Bagus Resmi Bergabung Bersama FC Utrecht
Secara lebih lanjut, melalui channel Youtube Hamka Story23 , Bagus menceritakan kisah bagaimana saat itu FC Utrecht ternyata tidak hanya ingin membantu proses pemulihan cederanya, tetapi juga tertarik untuk melakukan trial untuk kemudian merekrutnya.
ADVERTISEMENT
“Pas itu saya masih terapi di Inggris kemudian disuruh Dennis Wise ke Belanda, langsungnya buat visa, terus seminggu kemudian saya berangkat ke Belanda” ujarnya.
“Awalnya emang penyembuhan, tetapi mereka ternyata menyimpan minat terhadap saya dan mau merekrut saya. Mereka melihat perkembangan dan mereka juga mau mengambil risiko, karena mereka juga tahu kalau saya habis cedera.” imbuhnya.
Setelah melalui drama kompensasi transfer antara FC Utrecht-Barito Putera, Bagus Kahfi pun resmi bergabung menjadi anggota tim FC Utrecht. Barito Putera pada saat itu legowo melepas Bagus dan berkomitmen untuk mendukung sang pemain berkarier di luar negeri. Proses administrasi telah rampung dan FC Utrecht juga sudah memperkenalkan Bagus Kahfi lewat unggahan pada laman resmi dan akun media sosial klub. Mimpi berkarier di Eropa itupun kini bisa dimulai Bagus.
ADVERTISEMENT
Sebuah kisah panjang yang mengajarkan kita bagaimana sebuah mimpi yang besar memerlukan usaha yang tekun dan waktu yang lama agar bisa digapai. Rangkaian perjalanan Bagus masih berlanjut, direkrut FC Utrecht tentunya bukan merupakan tujuan akhirnya. Ini hanya permulaan dari sebuah kisah luar biasa lainnya yang siap diukir Bagus. Kita simak saja bagaimana penampilan Bagus nantinya selama di Belanda. Kita doakan Bagus bisa sukses dalam menjalani karier sepakbolanya, syukur bila ia mampu tampil trengginas dan mengikuti jejak Ruud Gullit menaklukkan Eropa.