Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Suku Aborigin bagi Australia pada Perang Dunia I
19 Mei 2024 13:24 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhammad Faris Firjatullah Faisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perang Dunia I atau "the Great War" (1914-1918) merupakan salah satu konflik paling mematikan dalam sejarah umat manusia. Perang ini merupakan konflik global antara dua koalisi, yakni Sekutu (Allies) dan Blok Sentral (Central Powers). Pertempuran terjadi di sepanjang Benua Eropa, Timur Tengah, Afrika, Samudra Pasifik, dan sebagian Asia. Anggota utama dari setiap koalisi sendiri dimulai dari pihak Sekutu terdiri atas Inggris (beserta negara jajahannya) , Prancis, Russia, Jepang, Italia (dari 1915), dan Amerika Serikat (dari 1917). Sedangkan dari pihak Blok Sentral terdiri atas Jerman, Austria-Hungaria, Kekaisaran Ottoman, dan Bulgaria (dari 1915).
ADVERTISEMENT
Walaupun sebagian besar kajian cenderung hanya berfokus pada peran dari negara peserta utama perang, terdapat pula peran dari peserta kecil lain seperti negara-negara jajahan Inggris yang juga layak untuk dijelajahi lebih lanjut. Diantara negara jajahan Inggris tersebut tidak lain adalah Australia yang walaupun secara geografis terletak sangat jauh dari Eropa, namun memiliki peran yang signifikan dalam rangka membantu upaya perang Inggris di Front Barat (Eropa) dan Timur Tengah. Selain itu, terdapat sebuah kasus menarik terkait peran suku Aborigin yang juga ikut bertugas dalam tentara Australia yang dimana penulis akan telusuri lebih lanjut dalam artikel ini.
Peran Australia dalam Perang Dunia I
Dilansir dari Australian War Memorial, keterlibatan Australia dalam Perang Dunia I dimulai ketika Inggris dan Jerman mulai berperang pada tanggal 4 Agustus 1914. Australia yang kala itu masih berstatus sebagai dominion dari Inggris secara otomatis juga ikut terlibat dalam perang. Perdana Menteri Joseph Cook maupun pemimpin oposisi Andrew Fisher yang kala itu sedang melakukan kampanye pemilu, sama-sama menjanjikan dukungan penuh terhadap Inggris. Pecahnya perang disambut baik dan dengan sangat antusias oleh rakyat Australia.
ADVERTISEMENT
Keterlibatan penting pertama Australia dalam perang tersebut adalah pendaratan Australian Naval and Military Expeditionary Force’s (ANMEF) di Rabaul pada tanggal 11 September 1914. ANMEF menguasai Nugini Jerman di Toma pada tanggal 17 September 1914 dan pulau-pulau tetangga di Kepulauan Bismarck. pada bulan Oktober 1914. Pada tanggal 9 November 1914 angkatan laut Australia memberikan kontribusi besar ketika kapal HMAS Sydney menghancurkan kapal penjarah Jerman SMS Emden.
Pada tanggal 25 April 1915 anggota Australian Imperial Force (AIF) mendarat di Gallipoli di Turki bersama dengan pasukan dari Selandia Baru, Inggris, dan Prancis. Pertempuran ini berakhir dengan evakuasi pasukan sekutu yang dimulai pada bulan Desember 1915. Tahun berikutnya pasukan Australia ikut bertempur di Front Barat dan di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun 1916 dan 1917, kerugian di Front Barat sangat besar dan keuntungannya kecil. Pada tahun 1918, pasukan Australia mencapai puncak performa pertempuran mereka dalam pertempuran Hamel pada tanggal 4 Juli. Sejak tanggal 8 Agustus mereka kemudian ikut berperan dalam berbagai serangan dari pihak sekutu, hingga akhirnya Jerman menyerah pada 11 November 1918.
Bagi Australia, Perang Dunia Pertama menjadi konflik yang paling memakan korban jiwa dalam sejarah mereka. Dari jumlah penduduk Australia yang pada masa itu berjumlah kurang dari lima juta, 416.809 personil bertugas, lebih dari 60.000 di antaranya terbunuh dan 156.000 terluka, terkena gas beracun, atau menjadi tawanan perang.
Suku Aborigin dalam Militer Australia
Sebuah kasus yang menarik terkait keterlibatan Australia di Perang Dunia I adalah keikutsertaan orang-orang dari suku Aborigin yang juga bertugas dalam militer Australia di masa itu. Hal ini menarik mengingat kejadian seperti "The Black War" (1824-1832) dan bagaimana suku Aborigin diperlakukan di Australia pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Britannica, dua tahun setelah Persemakmuran Australia didirikan (1901), pemerintah memperkenalkan Undang-Undang Pertahanan tahun 1903. Undang-undang ini melarang siapa pun yang bukan keturunan Eropa untuk menerima pelatihan militer dan bertugas di masa perang. Akibatnya, masyarakat Aborigin dan penduduk pribumi Selat Torres dilarang bergabung dengan AIF pada Perang Dunia I. Namun, beberapa penduduk Aborigin dan penduduk pribumi Selat Torres dapat mendaftar dengan menyembunyikan latar belakang atau keturunan mereka. Selain itu, beberapa petugas perekrutan tidak seketat petugas lainnya dalam menegakkan aturan tersebut. Ketika perang berlangsung dan Australia menderita banyak korban di Front Barat, para perwira yang merekrut biasanya menjadi kurang peduli dengan warna kulit seseorang, dan lebih peduli untuk merekrut siapa pun yang bersedia berperang.
ADVERTISEMENT
Karena etnisitas tidak tercatat dalam arsip personel, jumlah pasti penduduk pribumi Australia yang bertempur dalam Perang Dunia I tidak diketahui. Diperkirakan sekitar 1.000 tentara Pribumi bertugas dalam perang tersebut. Menariknya, banyak tentara pribumi ikut bertugas dengan alasan karena di militer mereka menerima perlakuan yang setara dengan tentara kulit putih. Kesetaraan seperti itu tidak ada di negara asal mereka (Australia) dimana mereka bahkan tidak diakui sebagai warga negara.
Namun sayangnya, meskipun mereka bertempur dengan gagah berani dan mengorbankan nyawa, tentara pribumi jarang diberi penghargaan atas keberanian mereka, atau bahkam disebutkan namanya dalam catatan sejarah resmi Australia. Setelah perang, mereka menyadari bahwa kesetaraan yang mereka alami di militer dan medan perang tidak menyertai mereka saat kembali pulang. Mereka tidak diberi tunjangan yang diberikan kepada tentara lain, dan mereka terus mengalami diskriminasi yang dihadapi semua penduduk pribumi Australia.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Australia beserta seluruh anggota tentaranya yang bertugas di Perang Dunia I memiliki kontribusi yang penting bagi pihak Sekutu dalam rangka mengakhiri perang. Di sisi lain, perlakuan yang diterima oleh anggota suku Aborigin dan penduduk pribumi Selat Torres saat mereka bertugas di militer, menunjukan bahwa penduduk pribumi dan masyarakat pendatang keturunan Eropa Australia sebenarnya dapat hidup berdampingan dengan setara dan adil. Peristiwa ini menunjukkan bahwa apabila masyarakat keturunan Eropa Australia menyadari bahwa baik mereka maupun penduduk pribumi berjuang demi hal yang sama (sebagai rakyat Australia), maka tidak akan ada lagi pembeda diantara mereka, dan yang tersisa hanyalah sesama warga Australia.