Konten dari Pengguna

Diabetes dan Tren Minuman Manis di kalangan Gen Z

Muhammad Hafidz Hakami
Mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
30 Juni 2024 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Hafidz Hakami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ramai cuitan netizen di media sosial Twitter atau yang sekarang dikenal dengan X, hal tersebut di ungkapkan oleh salah satu akun X @kafirmasi pada Jumat, (5/4/2024).
ADVERTISEMENT
"Aarggg lemes banget, 4 temen gua udah pada kena diabetes kronis pdhl umurnya masih 24-27. 3 di antaranya bukan genetik, melainkan pola hidup" tulis @kafirmasi pada laman X miliknya.
Ia mengungkapkan bahwa beberapa teman-temannya sudah mengalami penyakit Diabetes Kronis.
Diabetes Kronis
Dikutip dari MiracleHerb.ID (4/5/2024), Diabetes kronis merupakan kondisi medis di mana tubuh sudah tidak mampu mengelola kadar gula darah secara efektif dalam jangka panjang. Terdapat dua jenis diabetes kronis:
ADVERTISEMENT
Gejala Diabetes Kronis:
• Meningkatnya rasa haus sehingga seringkali buang air kecil
• Rasa lapar yang amat berlebihan
• Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
• Seringnya merasa kelelahan
• Penglihatan yang kabur
• Luka yang sulit untuk sembuh
Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes kronis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan saraf (neuropati), kerusakan ginjal (nefropati), kerusakan mata (retinopati) dan masih banyak lagi.
Sumber foto: Pribadi
Nongkrong dan Kuliner
Tren nongkrong dan kulineran menjadi penyebab utama banyaknya Gen-Z yang terkena diabetes. Dalam akun X nya, Ia juga kembali menambahkan “Pls gak usah ngajak gua makan snack2 kekinian dan minuman2 kek mixue atau matcha2 tol*l itu” ujarnya.
Saat ini, anak muda banyak sekali menghabiskan waktu di Cafe dan Coffe Shop untuk kumpul bersama teman-teman atau sekedar mengerjakan tugas, beberapa dari Cafe itu sendiri tidak memiliki regulasi penyajian jumlah minimum dan maksimum gula pada setiap sajiannya, seperti contohnya pada satu gelas minuman manis bisa mencapa 45-60gr gula, sedangkan batas konsumsi gula harian yang disarankan oleh Kementrian kesehatan RI yaitu 50 gram (4 sendok makan).
ADVERTISEMENT
Seperti halnya yang diungkapkan salah satu konten creator Tiktok, @swanpedia, ia menanggapi temannya yang suka dengan minuman matcha bahwa “lo suka macha, cuma suka gulanya, bukan matchanya” (12/6/2023).
Karena sejatinya matcha merupakan teh hijau yang di proses hingga menjadi bubuk untuk diseduh dengan air dan jika dikonsumsi tanpa campuran apapun, pure matcha berasa pahit, karena pada umumnya sebagian orang Jepang mengonsumsi pure matcha untuk minuman kesehatan kulit dan tubuh.
Sebaiknya Pemerintah dan Kementrian Kesehatan harus lebih peduli terhadap permasalahan ini, seperti membatasi produk-produk yang memiliki kandungan gula tinggi dan memiliki regulasi terhadap sajian di setiap tempat makan dan minum di Indonesia, seperti halnya di negara Singapura yang menerapkan label Nutri Grade pada setiap kemasan minuman, terdapat grade A sampai D, Grade A untuk minuman yang tidak mengandung gula, B untuk minuman yang mengandung 1-5 gram gula. Grade C untuk minuman yang mengandung lebih dari 5-10 gram gula. Sedangkan, grade D adalah label untuk minuman yang paling manis atau minuman yang mengandung lebih dari 10 gram gula.
ADVERTISEMENT