Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Trauma Healing: Bisakah Memulihkan Kesehatan Mental Anak-Anak?
15 Desember 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Irfan K tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa anak-anak adalah periode krusial di mana trauma seperti kekerasan, pelecehan, dan penelantaran dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental di masa dewasa. Para ahli, seperti Irwanto dan Kumala (2020), menekankan bahwa pengalaman traumatis membentuk kepribadian anak secara mendalam, sementara MartÃnez et al. (2016) menunjukkan bahwa trauma dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi otak, sehingga meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan posttraumatic stress disorder (PTSD).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, diperlukan strategi intervensi yang komprehensif untuk menyembuhkan trauma masa kanak-kanak. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah trauma healing, yang bertujuan memulihkan kesehatan mental anak-anak secara menyeluruh dan mencegah dampak jangka panjang yang merugikan.
Trauma healing, Menurut Arthur S. Reber dan Emily Reber dalam The Penguin Dictionary of Psychology Edisi Ketiga, adalah menjaga segala sesuatu yang menimbulkan trauma. Trauma healing ini bisa dilakukan pada seseorang yang mengalami cedera atau trauma yang relatif kecil.
Proses menghilangkanya trauma harus dinilai keefektifannya terhadap masyarakat dan khususnya anak-anak, Berbagai cara berikut menjadikan trauma healing atau strategi penyembuh sebagai pendekatan yang efektif untuk menghilangkan trauma masa kanak-kanak :
1. Bicara secara Terbuka
ADVERTISEMENT
Ajak anak untuk berbicara tentang pengalaman traumatis mereka jika mereka merasa nyaman melakukannya. Dengarkan lah dengan penuh perhatian dan sebisa mungkin menghindari untuk menilai atau mengkritik. Cara ini dapat membantu anak merasa didukung dan didengar.
2. Berikan Keamanan
Menciptakan rasa aman. Anak-anak yang mengalami trauma cenderung merasa tidak aman, sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung dan nyaman menjadi langkah awal penting yang bisa menjaga kestabiltasnya anak-anak.
3. Berikan kontrol
Beri anak pilihan dalam hal-hal yang dapat mereka kendalikan. Dengan hal ini dapat membantu anak merasa memiliki kekuatan dalam menghadiapi atau menjalani sesuatu keadaan yang mungkinkan mereka merasa tidak berdaya.
4. Dukung kegiatan positif
Dorong anak untuk terlibat dalam aktivitas yang bisa mereka nikmati, Misalnya saja seperti kegiatan olahraga, seni, atau tontonan hiburan. Aktivitas positif ini dapat membantu mengalihkan perhatian mereka dari pikiran trauma.
ADVERTISEMENT
5. Cari bantuan profesional
Jika anak mengalami trauma berat atau kronis, disarankanya segera mencari bantuan profesional. Psikolog dan psikiater yang tepat dapat memberikan dukungan dan teknik terapi yang sesuai untuk mencari solusi menguranginya traumatis anak.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa metode trauma healing ini dapat membantu anak-anak memproses emosi mereka dengan lebih baik serta mengurangi gejala seperti kecemasan, ketakutan, dan depresi. Namun, efektivitasnya bergantung pada beberapa faktor, seperti tingkat keparahan trauma, usia anak, serta dukungan yang diterima dari keluarga dan komunitas.
Meski begitu, penting diingat bahwa trauma healing bukanlah solusi instan. Proses ini memerlukan waktu dan konsistensi orang tua atau pihak yang diberi tangung jawab untuk membantu mengurangi dan menghilangkan masa traumatis kanak-kanak.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Trauma masa kanak-kanak, seperti kekerasan, pelecehan, dan penelantaran, dapat berdampak serius pada kesehatan mental hingga dewasa, termasuk meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, dan PTSD. Trauma healing menjadi strategi intervensi komprehensif yang efektif untuk membantu anak memproses emosi mereka, memulihkan rasa aman, dan mengurangi dampak jangka panjang trauma.
Pendekatan ini mencakup langkah-langkah seperti mengajak anak berbicara secara terbuka, menciptakan lingkungan yang aman, memberikan kontrol pada anak, mendukung aktivitas positif, serta mencari bantuan profesional bila diperlukan. Proses trauma healing membutuhkan waktu, kesabaran, dan dukungan konsisten dari keluarga dan komunitas untuk mencapai hasil yang optimal.
Dengan penerapan yang tepat, trauma healing dapat menjadi solusi yang membantu anak-anak bangkit dari pengalaman traumatis dan mendukung perkembangan kesehatan mental mereka secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
penulis : Muhammad Irfan Kholid
Mahasiswa Akuntansi, Universitas Pamulang