Konten dari Pengguna

Judul Sinetron Azab, dan Hukuman yang Pantas untuk Dirut Garuda

Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Nanda Fauzan adalah penulis esai dan cerita pendek. Buku pertamanya, Persembunyian Terakhir Ilyas Hussein (Buku Mojok, 2022). Terpilih sebagai Emerging Writers di Ubud Writers and Readers Festival 2022.
14 Desember 2019 16:56 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Nanda Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi Dirut Garuda dan Harley Davidson Foto: Foto: dok. Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dirut Garuda dan Harley Davidson Foto: Foto: dok. Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebermula adalah akun @Digeeembok melalui rangkaian kicauannya di Twitter, lalu menyebar luas dan menjadi perbincangan kita. Seturut kicauannya itu, Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Ashkara, konon tidak saja terjerat kasus kargo gelap, tetapi juga kekasih gelap. Bagi sebagian orang, bermain gelap-gelapan memang 'nikmat', kok.
ADVERTISEMENT
Atas kasus ini, Ari langsung dicopot jabatannya oleh Erick Thohir, Menteri teranyar yang menempati posisi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Tidak saja berhenti sampai di situ, di hadapan Presiden dan dedek-dedek gemas SMK, Erick menjadikan Ari sebagai sasaran lelucon—sekaligus bahan olok-olok.
Dalam drama komedi bertajuk #PrestasiTanpaKorupsi, yang digelar di SMKN 57 Jakarta, Erick berseloroh kepada lawan mainnya, “Gini, Tong. Jangan mentang-mentang anak Bos, malah manfaatin fasilitas, relasi. Namanya Nepotisme. Gak boleh. Entar kalau lu udah gede, jadi Dirut, malah nitip barang-barang lu.”
Seisi ruangan menghamburkan tawanya sekeras mungkin. Sekiranya ada Ari di sana, saya yakin ia akan pulang dan merasa malu seumur hidupnya. Sanksi sosial semacam itu—di mana si pelaku dijadikan bahan olok-olok karena kesalahannya—saya kira, tidak saja membawa efek jera, tetapi juga akan terngiang-ngiang cukup lama di benak si pelaku. Mungkin Ari akan galau, meringkuk di pojokan kamar, memutar lagu paling sedih, mengubah profil picture media sosialnya menjadi hitam polos, persis seperti remaja patah hati. Ia akan merapat ke perkumpulan SadBoysClub, dan menjadi manusia paling ambyar di dunia.
ADVERTISEMENT
Selain lewat medium komedi, melayangkan protes dan gugatan bisa melalui jalur-jalur lain. Tayangan televisi, umpama. Indonesia punya segelintir acara televisi yang kurang menggembirakan, budaya itu kemudian melahirkan jargon “Youtube lebih dari TV, Boom. Meski youtube, dalam perjalanan panjangnya, kini mulai menjadi sasaran empuk para pelakon Televisi. Dan kita tahu, kini “Youtube sama kaya TV, Boom.”
Memang begitu. Tetapi, kita tidak boleh juga luput bahwa acara televisi tetap menjadi favorit. Dalam konteks ini, saya menyodorkan sinetron Azab. Di satu titik, ia memang kurang berbobot sebagai tontonan. Tetapi di sisi lain, jika bangunan logikanya beres dan sifat kemanusiaan mulai disisipkan, tayangan ini boleh jadi akan tampil sebagai sanksi sosial yang ampuh.
ADVERTISEMENT
Bermodalkan daftar yang dirilis oleh kumparan, dengan judul “Daftar 194 Judul FTV Azab yang Membuatmu Geleng-Geleng Kepala”, saya mulai mempelajari bagaimana kriteria penulisan judul. Kira-kira begini: Nama Profesi + perangai semasa hidup + hukuman/Azab. Bisa juga ditaruh sesukanya, yang penting tiga unsur dasar itu terpenuhi.
Berdasarkan observasi kumparan itu, Indosiar memiliki 131 judul FTV Azab sejak tayang perdana, 1 Juli 2018 lalu. Sementara MNCTV, punya 63 judul sejak mulai tayang, 13 Agustus 2018. Meski itu fakta lapangan yang terjadi tahun lalu, tetapi sejauh pengamatan saya, formula dalam pembuatan judul masih tetap demikian. Tanpa pengubahan yang berarti.
Saya akan membuat 4 judul Sinetron yang kira-kira cocok dengan kasus Dirut Garuda. Anggap saja ini permainan belaka, dan jika kalian tertarik untuk ambil bagian, kalian boleh menuliskan judul yang sekiranya pas.
ADVERTISEMENT
Mari kita bermain, Kawan-kawan.
1. Tercyiduk Menyelundupkan Harley-Davidson, Pejabat Negara jadi Hobi Menonton Tiktok. Hanya ada suara “Tetew.. Tetew Setiap Motornya Dinyalakan.
Sungguh menyeramkan. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana seandainya hari-hari saya dipenuhi dengan tayangan joget-joget garing, suara “Tetew.. Tetew" atau “Entah apa yang merasukimu”. Terlebih, jika motor yang saya tumpangi tak henti-hentinya mengeluarkan suara yang kurang aduhai.
Tentu saya akan tetap hidup, tetapi alangkah mengerikannya menghabiskan usia dengan cara yang sangat bengis. Kecanduan Tiktok, sebagaimana kecanduan hal-hal lainnya, tentu saja berakibat buruk. Saya kira, ini adalah sebenar-benarnya azab
2. Beginilah Wajah Pejabat yang Menggelapkan Kargo. Rajin Pakai Skincare Tapi Tak Kunjung Glowing.
Kau tahu, harga merawat wajah lumayan meroket. Dan obsesi untuk terlihat bersinar juga tampan di hadapan orang lain, selalu hinggap pada setiap diri manusia. Meski takaran 'Tampan" tidak pernah ajeg, tetapi tampil Glowing adalah koentji bagi orang-orang kekinian. Semua hendak berlomba-lomba untuk tampil jatmika. sebab, tidak ada orang yang ingin dicap “Burik”.
ADVERTISEMENT
Bayangkan, jika seseorang menghabiskan cukup banyak waktu, uang, juga tenaga untuk tampil glowing, tapi hasilnya nihil. Bukan karena kurang cocok dengan kontur kulit, atau hal-hal lainnya, tapi murni karena azab. Jujur, baru pada tahap membayangkan saja saya sudah ngeri duluan.
3. Sering Menyalahgunakan Fasilitas Kantor, Pejabat Nakal Dikutuk Memandikan Katak Zuma Setiap Pagi.
Tidak paham di mana awalnya, tetapi PNS sering diidentikkan dengan game Zuma saat berada di kantor. Game terbaik pada tahun 2004 versi RealArcade ini terkenal dengan ikon katak dari suku Aztec, Meksiko, yang memiliki kepiawaian memuntahkan bola dengan beragam warna.
Sisi baiknya, Azab ini membawa kita menjadi pecinta hewan. Tetapi, sisi buruknya, sesaat setelah azab ini turun, pagi kita berubah menjadi sangat membosankan. Tidak ada kopi, tidak ada sarapan, tidak ada matahari yang indah. Tidak ada apa-apa yang menyambut hari, selain katak kotor yang merengek di bak mandi.
ADVERTISEMENT
4. Sering Berlaku Curang di Udara, Dirut Garuda Mengemban Misi Mencari Pelaku Pembunuh Munir!
Munir diracun di pesawat Garuda. Ia hendak melanjutkan studinya ke Belanda, namun beberapa saat setelah take off dari Singapura ia ditemukan sakit, lalu mati dua jam sebelum tiba di Bandara Schipol, Amsterdam.
Hingga detik ini, pelaku pembunuhan ini tidak pernah tuntas diusut. Begitu sulit menemukan pelaku pembunuhan Munir. Jika turun, ini akan menjadi Azab paling bermanfaat di seluruh dunia. Semoga. Semoga.