Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Forensik, Ilmu yang Digunakan Sherlock Holmes dalam Mengungkap Kejahatan
22 Desember 2021 17:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Rafli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sherlock Holmes dengan fokus membungkukan badannya sambil mengamati mikroskop selama hampir berjam-jam. Tak lama, ia mengepalkan tangannya ke udara seperti merayakan sebuah kemenangan. Dia berhasil mengidentifikasi akan adanya lem yang menempel pada mantel wol di salah satu alat bukti yang ditemukan polisi. Di lain cerita, ia mampu menjelaskan secara detail bentuk fisik dari pelaku pembunuhan seperti tinggi badan, sepatu yang dikenakan, hingga daerah asal pelaku hanya melalui bentuk jejak kaki di tanah.
ADVERTISEMENT
Well, kalian mungkin sudah sering mendengar kedua cerita diatas bukan? yup, kedua cerita tersebut membuktikan bahwa Sherlock Holmes, seorang detektif legendaris karangan Sir Arthur Conan Doyle menggunakan pendekatan yang disebut oleh Richardson (2013) sebagai “A Science Based Detective”. Menggunakan pendekatan tersebut, Sherlock secara tidak langsung menggunakan pendekatan dari ilmu forensik.
Kalian tau ngga sih apa itu ilmu forensik?
Jadi, kata forensik itu sendiri berasal dari bahasa latin yang memiliki arti “forum” yakni sebuah tempat dimana isu-isu publik diperdebatkan. Lambat laun, kata itu mulai diterapkan di pengadilan sehingga masalah "forensik" berarti masalah di hadapan pengadilan pidana atau perdata. Hingga kini, ilmu forensik diartikan sebagai sebuah pendekatan yang berkaitan dengan sains yang dapat digunakan untuk membantu jalannya persidangan.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa dong peran ilmu forensik dalam pengungkapan kejahatan?
Dalam berbagai bidang, ilmu forensik ini sering banget loh digunakan dan dipelajari, mulai dari kedokteran, biologi, antropologi dan tak terkecuali pada disiplin ilmu kriminologi yang disebut sebagai kriminologi forensik. Kriminologi forensik (forensics criminologist) itu sendiri muncul sebagai suatu analisis multidisiplin yang dikembangkan dari berbagai riset terapan kriminologi yang hasilnya akan digunakan untuk membantu para penegak hukum dalam penegakan hukum. Salah satu cabang forensik yang digunakan untuk mendeteksi bukti terkait darah dinamakan sebagai serologi forensik.
Sebagai contoh, pada beberapa tahun lalu kalian mungkin pernah mendengar atau bahkan menonton kasus "kopi sianida Jessica" di persidangan. Saat itu seorang ahli toksikologi forensik dari Australia menjadi saksi ahli dalam menjelaskan sianida yang menjadi racun penyebab kematian Wayan Mirna Salihin. Dirinya memberikan kesaksian mengenai cara sianida menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus lain, peran dari forensik ini juga dapat membantu dalam memecahkan penyebab dari terjadinya suatu peristiwa pidana yang belum diketahui pelakunya. Contohnya ada dalam kasus terbakarnya gedung Kejaksaan Agung beberapa waktu yang lalu. Saksi ahli dari Universitas Indonesia, Prof. Yulianto Sulistyo Nugroho sebagai Guru Besar Teknik Keselamatan Kebakaran Universitas Indonesia dihadirkan dalam persidangan untuk menjelaskan penyebab dari kebakaran tersebut melalui bentuk api.
Dengan demikian, penggunaan ilmu forensik sangatlah vital di dalam penggunaannya selama masa persidangan. Setidaknya, Sir Arthur Conan Doyle melalui Sherlock Holmes telah mengetahui dan menggunakan metode berbasis sains tersebut dalam tiap pengungkapan kasus kejahatan sejak dahulu kala. Jadi, apakah kalian sudah tertarik untuk mempelajari ilmu forensik?