Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Muhammadiyah Siap Menyongsong Indonesia Emas 2045
22 September 2024 9:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Tim Media dan Publikasi Lazismu PP Muhammadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta – Azis Aminuddin, Dewan Pakar Majelis Pemberdayaan Kader dan Sumber Daya Insani mengatakan bahwa penguatan literasi dan pendidikan karakter merupakan spirit pendidikan progresif yang ada di Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
“Muhammadiyah dengan pendidikan yang visioner dan berkemajuan orientasi akhirnya adalah pendidikan karakter,” paparnya dalam Diskusi Panel bertajuk “Pendidikan Berkemajuan: Peran Muhammadiyah dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045” di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Menteng, Jakarta pada Jum’at (20/9/24).
Diskusi ini dipandu oleh Bambang Irawan selaku Anggota Bidang Kaderisasi Persyarikatan dan Organisasi Otonom MPKSDI PP Muhammadiyah.
Menurut Plt Kepala Perpunas RI itu, pendidikan karakter adalah tujuan luhur dari makna pendidikan di Muhammadiyah. Senada dengan hal itu, maka harus ada yang menjadi pembeda dan dari 400 orang yang menerima beasiswa dari Lazismu dan mitranya yang peduli terhadap pendidikan menginginkan masyarakat memiliki tradisi literasi yang kuat.
“Nilai tambahnya bagi Lazismu dan mitranya yang berkolaborasi, akan memberikan kontribusi kepada Muhammadiyah sehingga akan lebih bermakna,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Untuk para penerima manfaat, tambahnya, mari amanat itu dilaksanakan. “Bahagia rasanya karena saya sudah menjadi bagian dari sebuah Langkah maju Muhammadiyah,” sebutnya.
Azis menjelaskan, beasiswa ini jangan dilihat dari jumlahnya tapi lihatlah kontribusi Muhammadiyah. Berapa pun jumlahnya ini bentuk kepedulian Muhammadiyah untuk memperlancar studi penerima manfaat.
“Untuk melihat Indonesia ke depan sebetulnya bisa ditelisik sejauh mana rata-rata lama sekolah anak-anak Indonesia. Faktanya, secara literasi 50 persen anak kita di sekolah tidak mampu membaca dengan baik. Artinya bukan teksnya, tapi tidak mengerti maksud dari kandungan teksnya. Sehingga membaca dan menghitung tidak bisa. Maka ini tugas kita bersama untuk menjawab tantangan pendidikan yang semakin kompleks,” pungkasnya.
Di lain kesempatan, Direktur Utama Lazismu Ibnu Tsani mengatakan bahwa kualitas kader sama dengan berbicara tentang kualitas sumber daya manusia.
ADVERTISEMENT
“Sebagaimana diketahui bersama, kenaikan status dari negara berkembang ke negara maju dikarenakan melimpahnya ketersediaan sumber daya manusia yang unggul, selain factor kuatnya inovasi serta riset,” tuturnya.
Ibnu Tsani menyampaikan bahwa sejak didirikan hingga kini, Muhammadiyah masih istiqomah mengupayakan berbagai strategi agar Indonesia memiliki sumber daya manusia yang unggul dan berkemajuan. Salah satu strategi yang konsisten dijalankan adalah terbukanya akses dukungan beasiswa, termasuk beasiswa yang menjadi pilar program pendidikan Lazismu.
“Strategi tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perjalanan Muhammadiyah sejak didirikan pada tahun 1912 sampai dengan sekarang,” tandasnya.
Berdasarkan sejarahnya, pembentukan lembaga beasiswa Muhammadiyah berawal dari Comite Fonds Dachlan pada 1923 oleh Pimpinan Pusat Muhamamdiyah dalam rangka memberikan dukungan akses beasiswa menjadi salah satu bukti nyata komitmen Muhammadiyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
ADVERTISEMENT