Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Membawa Photo Card Idola K-Pop ke Ka'bah: Bagaimana Menyikapinya?
15 Juli 2024 14:16 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Muhammad Zaid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era digital yang serba instan dan cepat ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan sehari-hari kita. Melalui platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok, berbagai
informasi dengan cepat dapat tersebar dan ini telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar
kita. Salah satu fenomena yang kerap kali terjadi adalah viralitas, yaitu sebuah video, foto, atau kabar yang
menjadi perhatian luas masyarakat. Hal ini sering kali membawa konsekuensi kompleks, baik positif atau
negatif.
Sekitar setahun yang lalu dunia maya sempat dihebohkan dengan sebuah video viral berisikan seorang
wanita yang membawa photocard dari salah satu anggota boyband Korea Selatan. Yang menjadi
kontroversi adalah karena dirinya memegang photocard tersebut tepat di depan Kakbah ketika sedang
melaksanakan ibadah umrah, sontak hal tersebut memancing berbagai komentar dari netizen. Tidak sedikit
yang mempertanyakan aksi wanita dalam video tersebut, sedangkan yang lainnya berusaha menasihati dan
memberi masukan agar wanita itu bisa mengambil tindakan dengan lebih bijak, terlebih ia terhitung sudah
dewasa. Ataupun bahkan ada yang mencoba memahami apa motivasi wanita tersebut melakukan hal
demikian.
Fakta ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita sebagai masyarakat seharusnya
menanggapi kejadian-kejadian yang melibatkan persinggungan antara budaya populer dan agama. Seberapa
jauh seharusnya kita menghormati ekspresi individu pada konteks budaya populer, dan kapan kita perlu
menarik garis untuk menjaga kesucian dan kehormatan ibadah keagamaan? Dalam menanggapi pertanyaanpertanyaan ini, empati dan kebijaksanaan menjadi kunci untuk menciptakan dialog yang konstruktif dan
saling menghormati.
Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang fenomena tersebut, mengamati bermacam reaksi netizen dan
memberikan analisis budaya-sosial yang mendasarinya. Tidak hanya itu, penulis juga akan memberikan
saran berkaitan hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh jemaah saat menjalankan ibadah umrah, untuk
mempertahankan sakralitas ibadah dan tempatnya.
Sebagaimana sudah dijelaskan di atas tentang bagaimana keadaan dalam video viral tersebut dan ditemukan
pada kolom komentar video tersebut setidaknya ada tiga macam komentar:
ADVERTISEMENT
1. Kritik:
Komentar dalam bentuk ini adalah yang paling banyak memenuhi kolom. Mulai dari kritik yang
bijak dan membangun sampai kritik yang pedas dan kurang layak dilontarkan, semua ada. Mereka
berpendapat bahwa ibadah umrah seharusnya menjadi waktu sacral untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan membawa atribut seperti di video ataupun yang
lainnya yang bersifat duniawi, maka ibadah akan terasa sia-sia dan juga dianggap tidak
menghormati kesucian tempat ibadah.
2. Dukungan:
Ternyata ada sisi lain dari komentar kritik, yakni netizen yang justru tidak mempermasalahkan dan
memberi dukungan kepada wanita dalam video. Mereka berpendapat bahwa photocard bukanlah
barang yang mengganggu tujuan utamanya ke tanah suci dan mungkin barang tersebut memiliki
nilai sentimental yang mendalam. Bisa jadi sebagai bentuk penyemangat atau pendukung
emosional si wanita. Para netizen dari kubu ini juga tidak lupa mengingatkan agar kita tidak terlalu
cepat menghakimi sebelum mengetahui hal sebenarnya dari sesuatu yang terjadi.
ADVERTISEMENT
3. Netralitas:
Ragam terakhir dari komentar-komentar yang ada adalah yang bersikap netral pada perilaku
tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa mungkin tindakan membawa photocard K-Pop ketika
prosesi ibadah ini bukan hal yang lumrah dilakukan oleh kebanyakan orang, yang terpenting adalah
niat dan kesungguhan dalam menjalani ibadah umrah. Mereka juga khawatir jika keviralan vdeo
ini dapat berdampak buruk pada privasi dan perasaan wanita yang bersangkutan. Meskipun mereka
juga berpendapat agar sebaiknya hal seperti itu tidak perlu diunggah di media sosial.
Analisis Budaya dan Sosial
Jika diperhatikan secara seksama, bisa ditangkap dari fenomena ini bahwa budaya populer dan agama saling
bersinggungan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, budaya K-Pop sudah menjadi bagian yang
melekat bagi sebagian orang, termasuk di negara-negara yang mayoritas umat islam. Bagi yang tidak
mengerti dan mendalami dunia K-Pop, pasti photocard hanya dianggap sebagai kartu biasa yang tidak
berguna. Berbeda dengan kacamata para penggemar K-Pop, tentu mereka menganggap barang itu sebagai
simbol dukungan, kenangan, atau motivasi diri.
Di sisi lain, ibadah umrah adalah salah satu rukun umat Islam yang begitu sakral dan dihormati, maka dari
itu setiap tindakan yang akan dilakukan harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebaik mungkin. Seperti
pembahasan kita saat ini, tindakan yang tidak sesuai dengan kesucian serta kehormatan ibadah maka akan
dengan mudah memicu kontroversi.
Empati dan pengertian sangat dibutuhkan dalam menanggapi kejadian viral seperti ini. Daripada
menghakimi tanpa mengetahui lebih mendalam, lebih baik memahami latar belakang dan perasaan individu
yang terlibat. Menyikapi dengan empati akan membantu mengurangi dampak negative dan mendorong
sikap yang lebih positif dan suportif di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Saran untuk Semua:
Agar terhindar dari kontroversi serupa dan tetap menjaga sakralitas ibadah, ada beberapa hal yang
sebaiknya menjadi perhatian oleh Jemaah umrah:
1. Fokus pada Ibadah:
Ibadah umrah adalah momen yang begitu berharga dan waktu untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan. Tidak banyak orang yang bisa mendapatkan kesempatan emas ini, hingga sangat
disayangkan jika sudah sejauh itu dan masih membawa-bawa dunia. Fokuskan hati dan pikiran
hanya pada tujuan utama, yakni beribadah dan mencari rida Allah. Karena itu hal-hal yang dapat
mengalihkan fokus dari tujuan harus disingkirkan.
2. Menghormati Sakralitas Tempat:
Tanah suci Mekkah dan Madinah merupakan tempat yang sangat dihormati dalam agama Islam.
Sebaiknya hindari membawa barang yang tidak relevan dengan ibadah, terutama yang berkaitan
dengan nafsu duniawi.
3. Menjaga Privasi Sesama:
Sebagai sesama Jemaah kita harus menjaga privasi satu sama lain. Andai kita mendapati tindakan
yang dianggap tidak pantas, maka sebaiknya menasihati dengan cara yang baik serta tidak membuat
malu di depan khalayak umum.
ADVERTISEMENT
4. Persiapan Spiritual:
Sebelum berangkat ke tanah suci dan melakukan ibadah, sebaiknya lakukan persiapan spiritual
dengan matang. Pelajari tata cara umrah, doa-doa yang dianjurkan, dan juga makna dari setiap
ibadah yang dilakukan. Dengan begitu dapat membantu jemaah jadi lebih khusyuk dalam
menjalankan ibadah umrah seluruhnya.
5. Bijak dalam Menggunakan Media Sosial:
Media sosial diciptakan untuk memudahkan kegiatan manusia, tentu akan memberi dampak baik
jika digunakan dengan baik dan bijak. Hindari mengunggah konten yang bisa memicu kontroversi,
mengganggu privasi, atau menyingung perasaan orang lain. Gunakan media sosial untuk berbagi
pengalaman positif, informative, dan inspiratif tentang ibadah umrah.
Video viral berisikan wanita yang membawa photocard K-Pop di depan Kakbah ketika ibadah umrah ini
mengingatkan kita akan betapa pentingnya menjaga kesucian ibadah dan menghormati tempat sakral.
Tindakan yang dinilai tidak pantas dalam konteks ibadah dapat memicu kontroversi dan komentar negatif.
Oleh karena itu, sebagai jemaah umrah kita harus fokus pada tujuan utama ibadah, menghormati kesucian
tempat, serta menjaga privasi sesama jemaah. Dengan begitu, ibadah umrah kita akan menjadi lebih
bermakna dan mendapat hasil yang dituju.
ADVERTISEMENT