Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tasawuf Neo-Sufisme dalam Kacamata Nurcholish Madjid
20 November 2023 17:44 WIB
Tulisan dari Muhammad Zidan Ramdani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu tentang Nurcholis Madjid atau yang kerap disapa Cak Nur? Ia dikenal dengan pemikiran Islamnya yang rasional, yang membahas tema-tema tentang pluralitas, modernitas, liberal, sekuler, demokrasi, dan HAM. Sehingga ia sering disebut sebagai tokoh Neo-Modernis Islam dikarenakan pemikiran-pemikiran pembaharuannya.
ADVERTISEMENT
Pemikiran Neo-Sufisme Nurcholish Madjid dibangun dari latar belakang pendidikan yang ia tempuh sewaktu berkuliah di Cornel University Amerika Serikat. Banyak bahasan mengenai persoalan-persoalan yang khususnya terjadi di kalangan umat Islam yang ia menaruh perhatian pada pembahasan tersebut. Dikutip dari tulisan Cak Nur yang berjudul Islam Agama Peradaban, “Sebuah esoterisme atau penghayatan keagamaan batin yang menghendaki hidup aktif dan terlibat dalam masalah-masalah kemasyarakatan. Sesekali menyingkirkan diri (‘uzlah) mungkin ada baiknya, tapi jika hal itu dilakukan untuk menyegarkan kembali wawasan dan meluruskan pandangan, yang kemudian dijadikan titik tolak untuk perlibatan diri dan aktifitas segar lebih lanjut”
Dari tulisan Cak Nur di atas dapat diartikan bahwa praktek ‘uzlah boleh saja dilakukan, akan tetapi keterlibatan dalam masyarakat haruslah seimbang, maka daripada itu inti dari konsep Neo-Sufisme adalah konsep tentang keseimbangan antara dunia dan akhirat serta antara kesalihan sosial dan individu. Selanjutnya, mari kita bahas lebih rinci mengenai Neo-Sufisme dalam kacamata Nurcholish Madjid.
ADVERTISEMENT
1. Latar belakang pemikiran Neo-Sufisme Cak Nur
Cak Nur tidak lepas berkiblat dari ketiga tokoh yang menginspirasi keilmuan tasawufnya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan Hamka. Dalam menguraikan pemikiran Neo-Sufismenya Cak Nur merujuk pada sumber utama dari ajaran Islam yang tak lain ialah al-Quran dan Sunnah. Cak Nur dalam menyampaikan pendapatnya diawali dengan menampilkan dalil-dalil naqli (wahyu) yang berkaitan dengan sumber informasi, dan kemudian dikonfirmasi oleh akal.
2. Konsep Neo-Sufisme Cak Nur
Cak Nur memberikan dalam konsep Neo-Sufismenya yaitu: Komologi Haqiyyah (Pandangan optimis terhadap alam dan manusia), al-Hanafiyah al Samhah (Pandangan yang mengintruksikan agar memberikan kemudahan kepada manusia dan bersifat toleran terhadap perbedaan), dan Tawazun (Prinsip keseimbangan yang dalam hal ini umat Islam harus mampu bersifat seimbang antara hal lahir dan juga batin).
ADVERTISEMENT
3. Corak tasawuf yang dibawakan Cak Nur
Corak yang dibawa oleh Cak Nur dalam gagasan Neo-Sufismenya adalah corak tasawuf yang beraliran Sunni, ini dapat dilihat dari pemikiran Cak Nur yang cenderung sama halnya dengan Ibnu Taimiyyah dan Hamka yang juga berorientasi sunni al-Ghazali yang meletakkan ajaran tasawufnya kepada sumber-sumber utama dalam ajaran Islam yaitu al-Quran dan Sunnah.
Dari apa yang telah disampaikan tentang Neo-Sufisme dalam kacamata Nurcholish Madjid ini, dapat disimpulkan bahwa pandangan Cak Nur masih mengakar pada ulama-ulama terdahulu termasuk Hamka. Kacamata Cak Nur menilik tajam pada fokus ketuhanan dan kemanusiaan, maka Cak Nur senantiasa memfokuskan penglihatannya pada pluralitas dan bagaimana seharusnya seorang muslim menjalankan kehidupannya di Bumi.
ADVERTISEMENT