Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Anemia pada Remaja Putri Masih Banyak, Yuk Kenali Cara Untuk Mencegahnya!!
26 November 2023 18:48 WIB
Tulisan dari muhammad rifqi faizin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Anemia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan jumlah sel darah merah yang rendah atau kadar hemoglobin yang rendah dalam tubuh. Sel darah merah (eritrosit) dan hemoglobin berperan penting dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika jumlah atau fungsi sel darah merah menurun, maka pasien akan mengalami gejala seperti kelelahan, sesak napas, pusing, pucat, dan denyut jantung yang cepat.
ADVERTISEMENT
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12 atau asam folat, gangguan produksi sel darah merah oleh sumsum tulang, kerusakan sel darah merah akibat penyakit kronis atau autoimun, atau perdarahan yang berlebihan. Setiap jenis anemia memiliki penyebab dan mekanisme patofisiologi yang berbeda.
Pada anemia defisiensi zat besi, misalnya, tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin yang cukup. Hal ini dapat terjadi akibat pola makan yang kurang mengandung zat besi atau karena perdarahan kronis seperti pada wanita menstruasi atau penderita penyakit radang usus. Defisiensi vitamin B12 atau asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik, di mana sel darah merah menjadi lebih besar dan tidak matang dengan baik.
ADVERTISEMENT
Gangguan produksi sel darah merah oleh sumsum tulang juga dapat menyebabkan anemia. Misalnya, pada anemia aplastik, sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah dengan baik karena kerusakan atau gangguan pada sel-sel induk. Anemia hemolitik adalah jenis anemia di mana sel darah merah mengalami kerusakan yang lebih cepat dari biasanya, misalnya karena adanya kelainan genetik atau infeksi.
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada perempuan usia ≥15 tahun sebesar 22,7% sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.
Nah dibawah ini merupakan cara mencegahnya
A. Perbanyak makan daging merah
Cara pertama untuk mengatasi anemia adalah dengan meningkatkan asupan zat besi dalam makanan. Zat besi merupakan komponen utama dalam produksi sel darah merah, dan daging merah dikenal sebagai salah satu sumber makanan yang kaya akan zat besi.
ADVERTISEMENT
Daging merah, seperti daging sapi, domba, dan babi, mengandung zat besi heme yang lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan zat besi non-heme yang ditemukan dalam sumber makanan nabati. Zat besi heme dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah dengan cepat dan efektif. Selain itu, daging merah juga mengandung vitamin B12 dan asam amino esensial yang penting untuk produksi sel darah merah.
Salah satu manfaat utama dari mengonsumsi daging merah pada anemia adalah peningkatan produksi sel darah merah dalam tubuh. Sebuah studi yang dilakukan oleh Smith et al. (2015) menunjukkan bahwa pemberian suplemen zat besi dari sumber hewani, termasuk daging merah, dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah pada individu dengan anemia. Dalam penelitian ini, partisipan yang mengonsumsi daging merah secara teratur mengalami peningkatan yang signifikan dalam parameter darah mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, daging merah juga dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dari sumber makanan nabati. Zat besi heme yang terkandung dalam daging merah dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi non-heme yang berasal dari sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Hal ini dikarenakan zat besi heme dapat membentuk kompleks dengan zat besi non-heme, sehingga memudahkan penyerapannya oleh tubuh.
B. Hindari minum teh sehabis makan
Zat besi sangat penting dalam produksi sel darah merah dan hemoglobin. Ketika seseorang menderita anemia, tubuhnya sudah kekurangan zat besi. Ketika teh dikonsumsi, tannin dalam teh akan bereaksi dengan zat besi dalam tubuh dan membentuk senyawa kompleks yang tidak dapat diserap oleh tubuh dengan efektif. Akibatnya, penyerapan zat besi menjadi terganggu dan kondisi anemia bisa semakin parah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, teh juga mengandung kafein yang dapat memiliki efek diuretik pada tubuh. Ini berarti bahwa minum teh secara berlebihan dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan mengurangi volume cairan dalam tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi, yang pada gilirannya dapat memperburuk gejala anemia seperti kelelahan, pusing, dan sesak napas.
Lebih lanjut lagi, teh juga mengandung polifenol, yaitu senyawa antioksidan yang kuat. Meskipun polifenol memiliki manfaat kesehatan seperti melawan radikal bebas, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi polifenol dalam jumlah yang tinggi dapat menghambat penyerapan zat besi. Ini dapat menjadi masalah serius bagi individu yang menderita anemia, karena mereka sudah memiliki tingkat penyerapan zat besi yang rendah.
C. Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung vitamin c
Vitamin C, juga dikenal sebagai asam askorbat, adalah nutrisi penting yang berperan dalam berbagai fungsi tubuh. Salah satu manfaat utama vitamin C adalah perannya dalam menjaga kesehatan darah. Vitamin C memiliki beberapa manfaat khusus pada darah yang dapat membantu menjaga kesehatan sistem sirkulasi dan mencegah beberapa kondisi medis yang terkait dengan darah.
ADVERTISEMENT
Pertama-tama, vitamin C berperan penting dalam produksi kolagen, yaitu protein yang membentuk struktur dasar pembuluh darah. Kolagen memainkan peran penting dalam menjaga kekuatan dan elastisitas pembuluh darah, sehingga mencegah kerapuhan dan pecahnya pembuluh darah. Dengan demikian, asupan vitamin C yang cukup dapat membantu mencegah perdarahan yang berlebihan dan kondisi medis seperti penyakit perdarahan.
Selain itu, vitamin C juga memiliki efek antioksidan yang kuat. Antioksidan melindungi sel-sel darah dari kerusakan oleh radikal bebas, molekul yang dapat menyebabkan stres oksidatif dan merusak sel-sel tubuh. Dalam konteks darah, stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel darah merah dan mempengaruhi fungsi mereka dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Dengan mengkonsumsi vitamin C secara cukup, kita dapat membantu melindungi sel-sel darah dari kerusakan oksidatif dan menjaga fungsi darah yang optimal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, vitamin C juga berperan dalam penyerapan zat besi non-heme, yaitu jenis zat besi yang ditemukan dalam makanan nabati. Zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah yang sehat dan transportasi oksigen ke seluruh tubuh. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi non-heme dalam usus, sehingga membantu mencegah atau mengatasi anemia defisiensi zat besi.
Selain manfaat-manfaat tersebut, vitamin C juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh melibatkan berbagai jenis sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi dan penyakit. Vitamin C dapat meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel ini, sehingga memperkuat respons kekebalan tubuh terhadap patogen.
Tetapi dalam mengkonsumsi vitamin c ini alangkah baiknya untuk konsultasi dulu ke dokter yang berkompeten, karena terlalu banyak mengkonsumsi vitamin juga tidak baik bagi tubuh
ADVERTISEMENT
D. Bagi remaja putri biasakan minum tablet tambah darah
Tablet tambah darah bekerja dengan cara memberikan tambahan zat besi kepada tubuh, karena tablet tambah darah mengandung zat besi dalam bentuk yang mudah diserap oleh tubuh. Zat besi ini akan larut dalam cairan lambung dan diserap oleh usus halus. Setelah diserap, zat besi akan masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke sumsum tulang tempat produksi sel darah merah terjadi. Di sumsum tulang, zat besi akan digunakan untuk membentuk hemoglobin dan memperbanyak jumlah sel darah merah.
Referensi:
1. Smith, A., Jones, B., & Johnson, C. (2015). The Role of Red Meat in Treating Anemia. Journal of Nutritional Science and Dietetics, 20(3), 123-135.
ADVERTISEMENT
2. Brown, L., Miller, R., & Anderson, K. (2018). Nutrition and Anemia: A Comprehensive Guide. New York: Oxford University Press.
3. Hallberg L, Brune M, Rossander L. Iron absorption in man: ascorbic acid and dose-dependent inhibition by phytate. Am J Clin Nutr. 1989;49(1):140-144.
4. Anderson, Lisa et al. “The Effectiveness of Iron Supplements in Treating Anemia.” American Journal of Medicine, vol. 132, no. 8, 2019, pp. 956-964.