Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
KABINET [AI] PRABOWO GIBRAN
17 Oktober 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Muhammad Muchlas Rowi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADA yang menarik dari proses pembekalan para menteri baru Anggota Kabinet Prabowo-Gibran di Hambalang, selain soal geopolitik dan geostrategis, ternyata ada materi pengenalan tentang kecerdasan buatan (Ai). Prabowo Subianto, sebagai Presiden Indonesia terpilih, ingin menekankan pentingnya peran Ai dalam mengelola kehidupan. Prabowo sadar, bahwa Ai akan mendominasi banyak sektor kehidupan, termasuk pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Lewat Juru Bicaranya, Dahnil Anzar Simanjuntak [DAS], Prabowo bilang, dalam pemerintahannya, tak boleh ada menteri yang kudet soal urgensi Ai. Setiap kebijakan, kata dia, mesti melibatkan Ai dalam prosesnya. Untuk itu, tambahnya, literasi soal Ai di lingkungan para menteri harus ditingkatkan.
Para pejabat pemerintah harus menguasai teknologi ini, tidak hanya memahami penggunaannya, tetapi juga melihat peluang yang dihadirkan oleh Ai dalam menciptakan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien sesuai visi Pembangunan Berkelanjutan.
Akan ada euforia dan pengarusutamaan teknologi kecerdasan buatan dalam beberapa bulan mendatang. Meski harus dipahami bahwa literasi Ai bukan hanya soal memahami teknologi, tetapi juga bagaimana Ai dapat diaplikasikan dalam kebijakan publik. Hal ini mencakup berbagai aspek seperti efisiensi birokrasi, pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat, serta solusi bagi masalah belanja pegawai yang tinggi di daerah.
ADVERTISEMENT
Ai sebatas ChatGPT?
Tapi persoalannya, pemahaman tentang Ai rupanya masih terlalu sempit. Banyak orang masih mengaitkan artificial intelligence [Ai] dengan aplikasi populer seperti ChatGPT, Siri, Alexa, atau Google Assistant. Pandangan ini hanya menangkap sebagian kecil dari kemampuan dan potensi Ai. Kita tahu, ChatGPT adalah salah satu aplikasi berbasis Ai generatif yang dikembangkan oleh OpenAI, dan meskipun telah mendapatkan popularitas luar biasa, Ai memiliki cakupan yang jauh lebih luas.
Kajian dari beberapa lembaga riset menunjukkan bahwa banyak orang belum memahami bagaimana Ai sebenarnya sudah diintegrasikan ke dalam berbagai sektor lainnya, termasuk kesehatan, pendidikan, keuangan, manufaktur, dan transportasi. Survei dari Pew Research Center (2023) misalnya, menyebut 68 persen warga Amerika Serikat mengenal Ai dari aplikasi seperti ChatGPT atau siri. Tapi hanya 20 persen yang memahami bagaimana Ai dapat digunakan dalam sektor-sektor penting lainnya, seperti layanan kesehatan dan manufaktur.
ADVERTISEMENT
Meski berbeda konteks, namun kecenderungan seperti ini juga tertangkap dalam kajian dari Deloitte dan McKinsey di dunia industri. Laporan tersebut menyebut, sekitar 35% responden perusahaan besar menyatakan bahwa publik sering mengabaikan penggunaan Ai di balik layar, seperti dalam optimalisasi rantai pasokan, analisis risiko, atau deteksi penipuan.
Kajian tersebut juga mencatat bahwa Ai sudah digunakan dalam berbagai tugas seperti otomatisasi proses bisnis, analisis prediktif, dan pemrosesan bahasa alami, namun persepsi umum sering kali terfokus pada teknologi yang lebih “dekat” dengan pengguna, seperti chatbot.
Padahal, Ai saat ini telah mengalami perkembangan pesat, dengan inovasi terbaru yang membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. memang betul, salah satu teknologi Ai yang paling menonjol adalah Generative Pre-trained Transformer (GPT), model bahasa besar yang dikembangkan oleh OpenAI atau kita kenal dengan ChatGPT. Model ini tidak hanya mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi, tetapi juga membuka peluang baru dalam berbagai bidang seperti pendidikan, bisnis, kesehatan, hingga sistem hukum.
ADVERTISEMENT
Dalam versi terbarunya [GPT-4], Ai yang dikembangkan OpenAi ini lebih akurat dalam memahami konteks, GPT-4 juga lebih logis dan dapat digunakan dalam skenario yang memerlukan pemikiran kritis, seperti pembuatan kode yang lebih kompleks, interpretasi data ilmiah, serta memberikan wawasan dalam penelitian yang lebih mendalam. Ini membuat GPT-4 sangat penting bagi para profesional di berbagai bidang yang membutuhkan analisis data dan penulisan konten yang lebih mendalam.
Tapi selain GPT dan ChatGPT, teknologi Ai terus berkembang dengan inovasi yang semakin maju. AI multimodal misalnya merupakan model yang dapat memahami dan menghasilkan berbagai jenis input, termasuk teks, gambar, dan suara. Ini berarti Ai dapat memproses lebih dari satu bentuk informasi sekaligus dan menghasilkan output yang lebih holistik. Misalnya, model multimodal dapat digunakan untuk memproses deskripsi gambar dan mengonversinya menjadi gambar yang sesuai dengan teks tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada juga model AI Pengambilan Keputusan: AI kini semakin sering digunakan dalam pengambilan keputusan di berbagai sektor, mulai dari analitik prediktif dalam bisnis hingga diagnosis medis. AI dapat mengolah data dalam jumlah besar dengan cepat dan memberikan rekomendasi berdasarkan analisis tersebut, yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengambilan keputusan.
Atau Ai untuk Produktivitas: Teknologi Ai ini digunakan untuk meningkatkan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, Copilot dari Microsoft adalah asisten berbasis Ai yang membantu pengguna dalam menulis dokumen, menyusun kode pemrograman, dan tugas-tugas lainnya secara otomatis. Dengan Ai seperti ini, pekerjaan yang sebelumnya memerlukan waktu berjam-jam dapat diselesaikan dalam hitungan menit. Atau dalam konteks pemerintahan, pekerjaan-pekerjaan yang terlalu banyak menghabiskan anggaran, seperti sempat beberapa kali diingatkan Sri Mulyani. Paling besar kata dia adalah bayar gaji PNS.
ADVERTISEMENT
Dalam penerapan Ai, pemerintahan Prabowo-Gibran tentu akan menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah resistensi dari birokrasi yang mungkin merasa terancam oleh automasi yang dibawa Ai. Namun, dengan pendekatan yang tepat, AI bisa menjadi alat untuk memberdayakan birokrasi, bukan menggantikannya. Selain itu, ada juga tantangan dalam membangun infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia agar semua daerah bisa memanfaatkan AI secara maksimal.
Di sisi lain, Ai juga membawa harapan besar. Dengan Ai, proses pemerintahan dapat menjadi lebih cepat, lebih akurat, dan lebih transparan. Ini sejalan dengan visi Prabowo untuk menciptakan pemerintahan yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. AI juga dapat membantu dalam mengatasi masalah-masalah seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan dengan memberikan data dan analisis yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Tantangan Masa depan
Namun, tidak semua hal tentang Ai positif. Penggunaan Ai harus disertai dengan kesadaran terhadap potensi bahayanya. Sebagaimana yang diingatkan oleh Geoffrey Hinton, penerima Nobel Fisika yang juga dikenal sebagai salah satu pencetus teknologi Ai, ada potensi bahaya dari Ai seperti deepfake yang dapat merusak reputasi individu dan institusi. Selain itu, Ai juga dapat disalahgunakan dalam manipulasi informasi yang berdampak pada stabilitas politik dan keamanan nasional.
Oleh karena itu, pemerintah Prabowo-Gibran perlu menciptakan regulasi yang kuat dalam penggunaan Ai, memastikan bahwa Ai tidak disalahgunakan, tetapi dimanfaatkan secara optimal untuk kemajuan bangsa.
Dalam sejarah peradaban, peran teknologi selalu menjadi salah satu kunci perubahan besar. Ketika peradaban bergeser dari Barat ke Timur [abad ke-VII] dan kembali lagi dari Timur ke Barat [Abad ke-XIV], teknologi dan pengetahuan selalu menjadi medium transfer kekuatan. AI, pada era sekarang, dapat menjadi "api pendulum" yang menggerakkan pergeseran peradaban dan ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Prabowo memahami hal ini, dan salah satu cara untuk memanfaatkan momentum ini adalah dengan membangun sekolah-sekolah unggul. Sekolah-sekolah ini akan menjadi pusat pengembangan talenta yang tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga memiliki semangat untuk berinovasi dan membawa Indonesia ke panggung global. Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membangun generasi yang siap memanfaatkan teknologi untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan, ekonomi, dan tentu saja peradaban Bangsa Indonesia
***
Oleh: Muhammad Muchlas Rowi [Komisaris Independen PT Jamkrindo, Dosen S3 Ilmu Hukum Unbro Jakarta, dan Peserta Konferensi Ai4 2024 di Las Vegas]