Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Waktunya Guru Sejahtera
31 Maret 2023 10:28 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Muhamad Hafiatul Annur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti halnya saya—mungkin rata-rata kita semua juga sama—bahwa waktu kita masih kecil, salah satu kenangan yang tak pernah bisa dilupakan dan tak lekang oleh zaman adalah kenangan ketika masa-masa sekolah .
ADVERTISEMENT
Masa awal menempuh sekolah khususnya, berbagai kenangan dan cerita masa lalu menjadi romansa yang selalu bisa kita ingat. Tak jarang kenangan-kenangan tersebut menjadikan kita tersenyum-senyum sendiri ketika mengingat-ingat masa itu.
Ketika masa-masa kita yang aktivitasnya hanya di isi untuk memikirkan sekolah dan bisa buru-buru pulang agar bisa bermain, padahal di sekolahan pun, kebanyakan dari kita di sela-sela waktu belajar juga selalu menyempatkan bermain pastinya.
Dari semua kenangan itu, masalah terbesar kita hanyalah soal mengerjakan PR dan mata pelajaran yang sulit saja. Kemudian khawatir tentang nilai rapor yang bakal merah yang menjadikan kita mendapat hadiah spesial ceramah ruhaniyah panjang dari orang tua kita.
Namun setelah itu semua, ya kita masih saja bisa bersenang-senang dengan riang gembira, berlarian mengejar layangan, bolak balik main kelereng atau bermain bola di tanah lapang hingga magrib tetap saja menjadi hal yang masih bisa dengan senang kita lakukan bagaimanapun keadaannya.
Kenangan masa sekolah semacam ini menjadi rute panjang kehidupan kita yang kita lalui. Setiap orang mungkin bakal berbeda-beda secara detail dikarenakan kesempatan dan jalan cerita yang yang berbeda pula. Tapi garis besarnya, bahwa pengalaman masa sekolah selalu menjadi hal yang sangat menyenangkan dan memberi pengalaman luar biasa sampai menjadikan pribadi kita di hari-hari ini.
ADVERTISEMENT
Setiap pengalaman yang ada, selalu bisa kita ingat untuk kita ambil nilai dan pembelajaran hidup di dalamnya. Tak jarang malah, sejak zaman masa sekolah dasar ini juga lah, minat dan cita-cita kita mulai kita munculkan dan menjadi hal yang kita ingin gapai demi menunjang kehidupan yang lebih baik di kehidupan kita hari ini.
Sosok Guru Sebagai Inisiator
Dari masa sekolah tingkat dasar ini, salah satu sosok yang menghiasi perjalanan hidup kita dan memberikan peran utama adalah guru . Kita tentu masih ingat dulu, bagaimana guru-guru kita dengan segala keterampilan dan kesabarannya menjadi pembimbing kita dalam memahami setiap pelajaran dalam proses pendidikan.
Dahulu mungkin kita tidak bisa menyadari dengan baik, bahwa peran guru kita di masa sekolah inilah yang akhirnya menjadikan masing-masing kita bisa melalui dan meluluskan proses pembelajaran di sekolah.
ADVERTISEMENT
Kita mungkin hanya bisa tahu menjadi guru sekadar menjalani pekerjaannya saja, tanpa tahu bahwa dahulu melalui tangan telaten guru-guru kitalah yang menjadikan kita semua menjadi pribadi yang cerdas dan matang sesuai potensi, cara belajar, dan keterampilan yang kita miliki.
Guru kita yang tak pernah lelah dalam memberikan pembelajaran yang dahulu kadang kala kita anggap menyebalkan dan membosankan. Padahal, kalau kita lihat lebih dalam lagi, melalui pembelajaran yang guru-guru kita lakukan inilah, berbagai keahlian mendasar seperti membaca, menulis, berpikir, bersosialisasi, dan lainnya bisa kita dapatkan.
Mungkin memang bukan sepenuhnya diajarkan oleh guru kita, tapi paling tidak kita sepakat, bahwa lewat cara ajar yang dilakukan guru kita dahululah, keahlian mendasar ini kita bisa kita asah secara terstruktur dan sistematis, melalui pembelajaran di sekolah.
ADVERTISEMENT
Kita mungkin dahulu belum bisa sepenuhnya menyadari bahwa guru-guru kitalah ini yang menjadi inisiator setiap kreativitas dan keterampilan kita dalam belajar. Sebab mau kurikulum yang baik, sarana yang memenuhi, atau berbagai bahan ajar yang melimpah sekalipun—jika tanpa adanya guru-guru kita yang terampil, maka kita tidak akan mampu menikmati proses pembelajaran di sekolah yang tidak hanya menyenangkan, tapi juga memberikan pemahaman yang utuh.
Kita tentu tak perlu berdebat panjang bahwa dari segi urgensinya, peran serta guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dalam hal demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita adalah sangat strategis dan fundamental. Perannya tak hanya sampai di situ, peran guru adalah peran besar yang luar biasa mengemban amanah kemajuan bangsa dan negara kita sendiri.
Guru Harus Lebih Sejahtera
Namun, besarnya tanggung jawab dan peran guru-guru kita ini, seringkali tidak di iringi dengan nasib yang baik pula, di kenyataan yang ada yang hampir kita semua orang tahu, bahwa masih banyak kehidupan guru-guru kita yang masih jauh dari sejahtera.
ADVERTISEMENT
Gaji yang kecil, apresiasi yang kurang, sulitnya menjadi PNS sampai mahalnya pendidikan guru adalah bagian lika-liku yang melekat sekali dengan pekerjaan menjadi guru ini. Hal ini tentu menjadi kontradiktif sekali, bahwa pekerjaan yang mulia dan memiliki peran sangat penting serta strategis dalam kehidupan kita malah menghadapi kenyataan yang begitu menyulitkan.
Bahkan di pandangan mainstream masyarakat kita misalnya, dikarenakan berbagai persoalan dan kerumitan menjadi guru yang tak seimbang dengan peran besarnya ini, menjadi guru adalah cita-cita yang jarang anak-anak sekarang miliki.
Apalagi dengan zaman yang semakin maju dan pragmatis, menjadi guru walau dengan kemuliaan di dalamnya dengan kenyataan bahwa gajinya yang kecil profesi guru malah dilihat sebelah mata. Cita-cita menjadi guru kalah populer dengan pekerjaan masa kini yang lebih mudah menggaet uang bagi generasi bangsa kita.
ADVERTISEMENT
Menjawab itu semua, sudah semestinya semua pihak mulai bergerak memecahkan masalah ini, sebab sudah seharusnya setiap mereka yang pernah mencicipi bangku sekolah dan mendapatkan langsung pendidikan oleh guru kita ini melihat hal ini. Bahwa persoalan kesejahteraan guru kita sebagai insan pelaku tugas mulia haruslah di raih dengan lebih nyata lagi.
Sudah saatnya kita tidak mendengar lagi masih ada berita maupun cerita seorang guru mendapat gaji yang sangat kecil sampai untuk hidup saja kesulitan. Berapa banyak guru kita telah meluluskan para muridnya yang sudah menjadi sukses? Apakah kita hanya bisa berdiam diri saja melihat hal ini ? tentu saja tidak.
Para stakeholder yang memiliki kewenangan pembuat program kebijakan dan program sudah harus memberikan apresiasi aturan yang lebih manusiawi lagi bagi guru-guru kita.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya penambahan jumlah peningkatan Aparatur Sipil Negara dengan PPPK guru yang sudah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) misalnya selama tahun 2020-2022 harus semakin luas lagi di buka agar makin banyak menyerap guru-guru honorer kita beralih status menjadi lebih terjamin.
Pelatihan keterampilan dan wahana pengembangan keahlian bagi para guru-guru kita juga harus semakin banyak dibuat berbagai instrumennya, hal ini agar menciptakan guru yang semakin andal melakukan pendidikan di zaman yang serba modern ini. Jangan ada lagi guru kita yang ketinggalan zaman secara konsep maupun praktik mendidiknya.
Setiap program yang dilakukan juga harus kita kawal dengan maksimal agar mampu optimal dan terus berjalan. Perlu ada juga sinergi banyak pihak untuk mendukung setiap program percepatan kesejahteraan guru kita. Sekaranglah waktunya guru-guru kita untuk bisa jauh lebih sejahtera.
ADVERTISEMENT