Konten dari Pengguna

Mengapa Saya Memilih PAI?

Mu'izzah
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam
11 Oktober 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mu'izzah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era yang semakin maju ini berbagai perilaku semakin memprihatinkan terutama kenakalan remaja yang mengacu pada setiap perilaku menyimpang dari norma oleh anak muda. Terdapat banyak faktor internal dan eksternal yang menjadi penyebab kenakalan remaja yang harus diperhatikan seperti perkelahian,
Sumber gambar: Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: Dokumen pribadi
perampokan, tawuran, narkoba, perundungan, kecanduan gawai dan masih banyak lagi. Banyak kalangan yang mencemaskan masalah ini terutama kalangan menengah ke atas. Generasi penerus yang diharapkan dapat memajukan bangsa menjadi tidak terkondisikan karena maraknya kenakalan yang terjadi. Sebenarnya, sudah banyak tindakan yang diambil pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini seperti sosialisasi wali murid, sosialisasi siswa, mengadakan kegiatan positif dan masih banyak lagi. Namun, mengapa masalah ini tidak terselesaikan? Sebenarnya bukan karena tidak ada solusi yang diterapkan, melainkan karena penyelesaian tersebut masih belum terlaksana dengan baik. Jika dipahami dengan saksama, sumber dari permasalahan ini ada pada faktor Pendidikan yang hanya berfokus pada akademik tanpa memperhatikan pola didik terhadap norma dan berketuhanan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut yang memotivasi saya untuk melanjutkan studi S1 di jurusan Pendidikan Agama Islam. Saya memahami bahwa pendidikan merupakan bagian penting dalam berkehidupan.
Banyak orang yang mempunyai kemampuan akademik, namun tidak berakhlak mulia dan memanfaatkan kepintarannya untuk hal yang buruk. Siswa yang cerdas belum tentu menjadi orang yang baik. Bukan berarti orang cerdas tidak diharapkan, akan tetapi yang sangat dibutuhkan adalah orang cerdas dengan akhlak mulianya.
Bagi saya pendidikan agama menjadi bagian yang sangat tepat untuk dipraktekan, karena merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dalam upaya mencerdaskan anak bangsa dengan sikap dan semangat berbudi pekerti luhur. Pendidikan ini menyangkut upaya sadar untuk menanamkan, membimbing, dan mengajarkan nilai-nilai agama agar peserta didik mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sangat penting merealisasikan pendidikan agama ke dalam kurikulum dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran secara menyeluruh. Menjadikan pendidikan agama kebutuhan wajib dalam kegiatan belajar mengajar, penanaman nilai-nilai agama berperan penting dalam membangun karakter peserta didik yang beriman, jujur, toleran dan empati. Dengan demikian, kenakalan remaja akan semakin berkurang karena pendalaman ilmu agama, dan akan mendorong remaja untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agamanya, apalagi yang merugikan orang lain atau dirinya sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama terletak pada kurangnya pengetahuan dan praktek spiritual. Maka, berdasarkan permasalahan tersebut saya berdedikasi untuk mengkaji ilmu agama dan menjadi guru agar bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, negara dan bangsa.
ADVERTISEMENT
Sumber:
Tulisan ini disadur dari
Zubaedi. (2012). Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Solusi Terhadap Berbagai Problem Sosial. Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2014). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta.
Syamaun, Nurmasyithah. (2014). Dampak Pola Asuh Orangtua & Guru Terhadap Kecenderungan Perilaku agresif siswa. Ar-Ruzz Media.
Dan pada beberapa bagian teks telah dimodifikasi tanpa menghilangkan gagasan pokok penulisnya.